KARAWANG (POSBERITAKOTA) – Majelis Dzikir & Sholawat Pemuda Perum Cengkong bersama Mushola Baitul Jannah yang berada di Blok D Perumahan Cengkong, Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, menggelar Talim (pengajian-red) Rutin dan Halal Bi Halal, Kamis (27/5/2021) malam kemarin. Mereka juga mengundang Ustadz Dasim SPd.I untuk menyampaikan tausyiahnya dengan tema yang berjudul ‘Hikmah Halal Bi Halal buat Pemuda/Pemudi’.
Sebelum dimulai acara yang diadakan untuk umum yakni Ikhwan/Akhwat pada pukul 19.30 WIB, terlebih dulu diisi dengan dzikir dan doa. Keseluruhan undangan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan kewajibkan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M).
Ustadz Dasim dalam talim (pengajian) bersama puluhan pemuda/pemudi, menyampaikan materi masih terkait puasa Ramadhon. “Masih inget nggak puasa? Jangan baru ditinggal dua mingguan, lantas pada lupa amalan ibadah puasa. Cepet banget lupa, kayak ngelupain mantan (pacar-red),” katanya dengan gaya bahasa ‘gaul’.
Selanjutnya, disebutkan pula soal Halal Bi Halal, ya tentu saja harus ingat Ramadhon. Sebab, pesan Ramadhon itu sendiri adalah Istiqomah. Tetap berpegang teguh rutin menjalankan ibadah. “Waktu ngaji ya ngaji. Waktu sholat ya sholat. Ramadhon juga mengajarkan kita untuk Istiqomah, kalau Allah SWT anjurkan puasa full, ya tetap full. Jangan dikurangi. Kalau ditambah, juga nggak akan berat. Ramadhon mengajarkan kita untuk ikhlas dan sabar,” papar Ustadz Dasim, lagi.
Bagaimana tentang momentum Halal Bi Halal? “Memang, awalnya kita bersih fitrahnya. Ya kembali kepada fitrah atau suci. Karena sempat kita punya salah. Dosa ya kita saling menghalalkan. Jadi, Halal Bil Halal itu dapat diartikan Silah. Conec atau nyambung Rahim sebagai akar kata dari Rahima yang berarti cinta kasih,” ucap Ustdaz Dasim.
Lebih mendalam lagi, dipaparkan pula bahwa Halal Bil Halal itu, ada dua stilah dari silah Rahmi bahasa kitanya Silaturahmi. Kalau dimaknai dari bahasa Arab. Silah itu Bertemu dan sedang Rahmi itu Perut. “Berarti, Silaturahmi bertemu perut yang artinya kita dilahirkan sama dari Perut. Dilahirkan dari ibu yang sama dari sononya. Bapaknya juga sama dari sononya. Ibunya Siti Hawa dan ayahnya adalah Nabi Adam AS,” pungkas Ustadz Dasim yang materi ceramahnya menukil dari buku guru-gurunya. ■ RED/AGUS SANTOSA