BOGOR (POSBERITAKOTA) – Filosofi ‘melayani‘ begitu diresapi dan menjadi keharusan bagi sosok Udin Saputra SH. Apalagi dirinya saat ini tengah mengemban amanah menjadi Kepala Desa (Kades) Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Tak heran jika setiap saat doyan atau memilih ‘Turba‘ (turun ke bawah) demi mengenal kehidupan para warganya.
Baru sekitar 18 bulan atau tepatnya dilantik pada 8 Desember 2019 silam, Bang Udin – begitulah panggilan akrabnya – menduduki jabatan sebagai Kepala Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Meski, katanya, setelah dua atau tiga bulan menjabat malah sudah harus menghadapi wabah virus Corona (pandemi COVID-19).
“Pada faktanya kan, sepanjang saya mengemban tugas sebagai Kades sampai sekarang, pandemi COVID-19 masih menjadi momok yang menakutkan bagi warga masyarakat luas,” kata Udin Saputra SH membuka obrolan wawancara khususnya dengan POSBERITAKOTA, Selasa (15/6/2021) petang.
Bukan berarti harus mensyukuri kondisi yang ada, peraih gelar sarjana hukum (SH) di tahun 2014 dari Universitas At-Tahiriyah Jakarta satu ini, justru mengambil momentum situasi sepanjang pandemi COVID-19. “Saya selalu keliling dan terjun ke warga masyarakat demi melakukan pengawasan. Kalaupun harus ketemu langsung atau tatap muka, tidak berarti harus kontak fisik. Protokol kesehatan harus diterapkan,” tutur pria yang pernah pula menjalani profesi sebagai advokat (pengacara-red) itu, lagi.
Dengan ‘Turba‘ menemui warganya, menurut dia, bukan hanya untuk kepentingan menjalin silaturahmi. Bahkan dari situ kerapkali untuk tujuan ibadah atau beramal. Kalau boleh disebut ingin menyeimbagan antara ‘Habluminanas‘ dengan ‘Habliminallah‘.
Pria yang di masa kanak-kanak hingga remaja dengan kehidupan keras, karena keluarganya mengalami masa sulit, tidak segan-segan harus ‘berjualan‘ apa saja. Sampai akhirnya bisa lumayan mapan dan membiayai kuliah. Kesemua itu, tambah Bang Udin lagi, tak lepas dari sikap keras agar bisa menjadi ‘orang sukses‘.
“Bukan cuma itu, saya juga banyak ditempa dengan ikut organisasi dan aktif berbagai dalam berbagai kegiatan sosial kemasyaratan. Makanya, kepekaan sosial saya memang sudah ada dan muncul, sebelum menjabat sebagai kepala desa,” ungkapnya, blak-blakan.
Diakui ayah dari 8 anak tersebut, dalam kehidupannya memiliki filosofi yang sangat sederhana. Ingin mengalir seperti air. Selain itu banyak memberikan manfaat bagi masyarakat luas. “Saya sangat percaya takdir. Makanya, sampai sejauh ini pantang bagi saya mengumbar ambisi. Jadi, jalani saja hidup ini, seperti air mengalir,” ungkapnya.
Tentang Desa Ciangsana yang saat ini memberikan amanah untuk menjadi Kades, hampir tidak pernah diobsesikan atau harus dikejar-kejar. Begitu pula jika kelak harus menapaki jenjang lebih tinggi, seperti jabatan Bupati atau seterusnya. “Semua akan saya serahkan pada takdir atau ketetapkan dari Allah SWT. Jangankan ambisi, merencanakan saja, saya nggak mau,” tuturnya.
Udin Saputra SH justru ingin menikmati hidup ini apa adanya saja. Namun manakala tengah mengemban tugas atau amanah sebagai Kades Ciangsana, prinsipnya harus melakukan yang terbaik. “Jika saya harus banyak memberi, tak merasa kekurangan secara materi. Karena sebelum jadi Kades, alhamdulillah sejumlah usaha saya dan keluarga, bisa jalan,” terangnya.
Di usianya yang baru melewati 44 tahun, Bang Udin mengaku masih banyak yang harus dilakukan atau dikerjakan. “Hal itupun harus yang bermanfaat bagi masyarakat banyak. Kalau soal jabatan apapun, saya hampir tidak pernah mencita-citakan,” ungkap dia, mengakhiri. ■ RED/AGUS SANTOSA