BEKASI (POSBERITAKOTA) – Dalam pembahasan kitab Al-Jamiusshogir Ahadidd Al Basyir An-Nadzir saat mengisi ta’lim ba’da Shubuh di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 VGH Kebalen, Babelan, Bekasi, Ahad (15/8/2021) – KH Abdul Rasyid S.Ag menyebutkan bahwa ada 3 aspek yang dibangun Rassulullah / Baginda Nabi Muhammad SAW di zaman perjuangan syiar Islam pada masa lampau.
Kala itu bertepatan dengan tonggak atau sejarah kemajuan Islam, dimana Rassulullah / Baginda Nabi Muhammad SAW hijrah dari Kota Mekkah ke Madinah. “Di situlah titik awal Islam meraih kemenangan. Sedangkan Hijriyah dijadikan Kalender Tahunan umat Islam. Ada replika hijrahnya Rassulullah dari Mekkah ke Madinah. Setelah terusir dari perkampungan tandus, beliau jalan kaki demi sebuah kebenaran,” urainya, penuh makna.
Masih terkait hijrah Rassulullah itu sendiri, digambarkan oleh Kyai Rasyid, karena ada dua sebab. “Yang pertama, karena Allah SWT memang sudah merencanakan. Sedangkan yang kedua, kejadian atau peristiwa Rassulullah /Baginda Nabi Muhammad SAW yang diusir,” jelasnya dihadapan puluhan jamaah yang setia istiqomah mengikuti ta’lim ba’da Shubuh di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 VGH Kebalen, Babelan, Bekasi.
Lebih jauh dipaparkan bahwa terkait hijrahnya Rassulullah itu juga ada 2 peristiwa besar. Dimana sebagai momentum pergantian Tahun Baru Islam, terkait penanggalan. Sosok Umar bin Khattab sangat berjasa besar dalam penetapan atau bikin Kalender Islam yang kemudian terus berlaku sampai sekarang dan disebut sebagai Tahun Hijriyah.
“Sebenarnya mah, orang-orang atau umat terdahulu di zaman Rassulullah / Baginda Muhammad SAW, sudah lebih dulu kenal dengan nama hari dan bulan. Kemudian berkat Umar bin Khattab, ketemulah rumusannya yang berpatokan dari hijrah Rassulullah tadi dan jadilah Tahun Hijriyah,” terang salah satu Kyai berpenampilan kalem dan dikenal di wilayah Babelan, Bekasi tersebut.
Di sisi lain, Kyai Rasyid kembali menyinggung sekaligus memaparkan bahwa ada tiga aspek penting yang dibangun Rassulullah/Baginda Nabi Muhammad SAW, setelah hijrah dari Mekkah ke Madinah. Karena kepekaannya, beliau bikin atau membangun masjid dan akhirnya berdirilah Masjid Nabawi yang masih ada sampai sekarang.
“Karena apa? Keberadaan atau berdirinya masjid, ternyata bisa mempersatukan umat atau kita. Kebayang nggak perjuangan Rassulullah? Sebab, masjid itu ternyata tempat paling enak untuk berdzikir dan musyawarah. Dari situ juga bisa bikin hati kita selalu terpaut dengan masjid. Selain tujuan mempersaudarakan (silaturahim-red), juga membangun peradaban,” urainya, panjang lebar.
Lantas ketika kita berada atau datang ke masjid dengan niat ibadah, menurut Kyai Rasyid, justru dapat menguatkan iman kita. “Orang-orang yang diteguhkan iman, jangan sampai tinggalkan sholat. Harus diyakini pula, kalau semua itu karena rahmat dari Allah SWT,” tegasnya.
Menyinggung soal kegiatan agama dan doa di masjid serta terkait jelang HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Kyai Rasyid mencoba sedikit mengulasnya. “Sekarang ini kan, kegiatan agama di masjid ternyata masih boleh berjalan. Semoga wabah (virus Corona) segera berakhir. Kita harus berpikir positif atau Husnudzon. Tapi perlu terus bersikap waspada. Sebab, datangnya wabah itu merupakan ujian yang datangnya dari Allah SWT,” ucapnya.
Begitu pula terhadap apa yang bakal kita rayakan tak lama lagi, yakni HUT ke-76 Kemerdekaan RI. “Ya, kita harus mensyukuri nikmat Kemerdekaan. Baik itu secara lisan ucapin Alhamdulillah, yakin karena datangnya Kemerdekaan atas rahmat dari Allah SWT maupun kita perlu terus melakukan banyak aktifitas. Termasuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan kita kepada Allah SWT. Kalo iman kita kuat, imun (imunitas-red) tubuh kita akan mengikuti, juga kuat,” tutup Kyai Rasyid. □ RED/AGUS SANTOSA