BEKASI (POSBERITAKOTA) – Pembinaan akhlakul karimah atau akrab disebut dengan akhlak yang terpuji, jelas merupakan salah satu golongan macam akhlak yang harus dimiliki setiap Umat Muslim. Termasuk bagi setiap anak dan remaja, karena kelak dapat sebagai pengganti kalangan orangtua, terutama di dalam rangka pencapaian tingkat keinginan demi memakmurkan masjid.
Oleh karena itulah, lembaga setingkat Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), harus memiliki peran sebagai ujung tombak. Tidak bisa tidak! Sebab, bicara soal keberadaan masjid, janganlah terlalu berorientasi pada pembangunan fisik saja. Justru pembangunan non fisik (kerohanian), harus bisa diseimbangkan. Atau, jalan secara berbarengan.
Keberadaan masjid yang cuma terlihat megah atau mewah saja, belumlah cukup jika tak menjadi daya tarik (sugesti) bagi para jamaah untuk punya kepentingan ibadah. Baik itu untuk melaksanan sholat fardu 5 waktu, belajar mengenal dan membaca Al-Quran maupun mengikuti majelis-majelis ilmu (ta’lim) yang menghadirkan guru-guru dari kalangan habib, kyai maupun ustadz.
Seperti yang lazim banyak dilakukan di rumah ibadah sekelas surau, mushola atau masjid di tingkat pedesaan maupun perkotaan. Bikin pengajian anak dan remaja, mutlak tak boleh diabaikan oleh lembaga yang punya domain alias kewenangan (tugasnya) demi tujuan kemakmuran mushola atau bahkan masjid itu sendiri.
Jika pembinaan akhlak anak dan remaja bisa dilakukan secara konsisten serta difasilitasi secara normal dan baik di lingkungan masjid, niscaya tak perlu khawatir keberadaan masjid bakal kehilangan jamaah. Metodanya harus benar dan tentu harus berkesinambungan.
Maka itu kalangan orangtua tidak boleh abai atau bahkan hanya ego dirilah yang lebih diprioritaskan. Justru skala prioritasnya harus diorientasikan bagi anak-anak dan remaja. Sehingga pada gilirannya dapat terbentuk keimanan dan ketaqwaan pada diri anak dan remaja sedini mungkin kepada Allah SWT.
Bakal jadi produk gagal, apabila cuma kalangan bapak-bapak saja, sebuah lingkungan masjid diramaikan. Tak salah apabila sejak usia dini, anak dan remaja diorientasikan untuk belajar baca Al-Quran dan termasuk giat dalam aktivitas mengaji. ■ RED/GOES