MAL DIBUKA & TERAPKAN SOP ‘PEDULILINDUNGI’, HIPPINDO REAKSI BERI APRESIASI KEPADA PEMERINTAH YANG INGIN PEREKONOMIAN KEMBALI BERGERAK

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Kalangan pengusaha mengungkapkan apresiasinya terhadap kebijakan Pemerintah cq Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang kembali membuka mal. Termasuk bagi pengunjung anak usia di bawah 12 tahun. Dari kebijakan itu, Pemerintah terbukti ingin perekonomian bisa kembali bergerak secara keseluruhan.

Hal tersebut di atas disampaikan Dewan Penasehat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Handaka Santosa, yang mencoba mengevaluasi pembukaan mall dengan penerapan SOPPeduliLindungi‘ ditengah pandemi. Yang jelas, menurutnya lagi, apa yang dilakukan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah sangat hati-hati.

“Proses dibukanya mal kan bertahap. Paling ketat lagi harus menggunakan QR code PeduliLindungi,” tegasnya saat dihubungi POSBERITAKOTA di Jakarta, Senin (4/10/2021).

Lebih lanjut Handaka menambahkan bahwa seluruh pusat perbelanjaan sudah dibuka, meski bertahap. Pertama, di 4 kota Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. Lalu menyusul di kota-kota lainnya. Sedangkan di Bali yang agak terlambat.

Dalam pandangan Handaka, mimpi buruk pengusaha ritel adalah ketika pusat perbelanjaan ditutup. Kenapa demikian? Pemasukan tidak ada, namun pengeluarannya tetap. Seperti menggaji pegawai, membayar iuran BPJS serta banyak yang lain-lainnya lagi.

Karena itu pula, Handaka menilai bahwa pembukaan mal ini sudah tepat bagi semua pihak. Bahkan ia mengistilahkan ritel is detail. Karena multiplier efeknya sangat kompleks. Contohnya, ketika masyarakat beli baju atau celana, si penjual tentu akan order lagi ke pemasok. Kemudian si pemasok membeli kain, benang dan seluruh keperluan lainnya. “Itu bukti bakal menggerakkan ekonomi secara keseluruhan,” paparnya, lagi.

Setelah mal diperbolehkan untuk dibuka, Handaka pun merasa bersyukur karena Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memperhatikan nasib dunia usaha. Ia berterima kasih, meski pembukaan sangat hati-hati, kegiatan ekonomi sudah bisa berjalan. Sehingga kegiatan usaha, khususnya di sektor ritel dan turunannya kembali bergairah.

“Yang jelas, tepat sekali. Jadi, saya nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Terlalu besar ya, tapi memang kenyataannya begitu. Kalau nggak ada penjualan, pertama, tidak ada uang masuk, kedua, bayar gaji, bayar BPJS uangnya minus. Pinjam bank, bank gimana? Sulit juga kan?” Begitu tutup Handaka. □ RED/THONIE AG/EDITOR : GOES

Related posts

Biar Gampang Diingat & Bisa Terkait Hoki, REMOTE JUALAN ‘NOMOR CANTIK’ HP yang Banyak Diburu Peminat

Perkenalkan Produk Terbarunya, ITEL Rilis S25 Series AMOLED & Smart Life Inovatif

Dorong & Tingkatkan Peran Penting BUMD, PEMPROV DKI Ingin Jadikan Sebagai Agen Pembangunan di Jakarta