BUKAN HANYA JALAN UNTUK KEBAIKAN, USTADZ NUR ALI UNGKAP BAHWA KEBATILAN ITU JUGA DILAKUKAN SECARA BERKELOMPOK

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Mengawali ceramahnya saat mengisi ta’lim ba’da Maghrib di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Minggu (10/10/2021) – Ustadz Nur Ali M.Si mengungkapkan bahwa setiap perbuatan (kita) kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Begitu pula dengan tanggungjawab dari apa yang dipimpinnya.

“Pada Hari Akhir (Kiamat) nanti, kita akan digolongkan menjadi dua, yakni golongan kanan (penghuni surga) dan golongan kiri (penghuni neraka). Jadi, kagak ada yang namanya golongan tengah,” katanya dihadapan puluhan jamaah rutin masjid.

Lebih jauh Ustadz Nur Ali menambahkan bahwa orang yang tidak percaya dengan atau bakal datangnya Hari Kiamat, biasanya hidupnya akan santai saja. “Pikirannya, merasa dia akan hidup kekal di dunia ini,” ucap Pimpinan Yayasan Da’arul Ihsan Babelan, Bekasi itu, lagi.

Padahal, menurut salah satu penceramah kondang asal Babelan (Bekasi) bahwa pada Hari Kiamat nanti, kita bakal dikumpulin di Padang Mahsyar. Di situ banyak umat-umat Nabi. “Tapi, dari umat-umat tersebut, hanya umat Nabi Muhammad SAW/ Rasulullah yang diperbolehkan sujud,” jelasnya.

Pada bagian lain, Ustadz Nur Ali juga menyinggung seseorang yang kagak pernah (pisan) menjalankan sholat. Padahal, dia tahu kalau sholat itu wajib. “Begitu disuruh sholat, eh ngaku meriang. Disuruh ngaji, nguap melulu. Tapi, herannya kalo main gaple atau judi, malah kagak,” paparnya, bikin seger suasana ta’lim.

Selain itu disinggung pula soal ‘pahala‘ dan ‘kematian‘. “Rada aneh ini, andaikan pahala sholat itu dikasihnya kontan sama Allah SWT, pasti masjid penuh sama orang sholat. Coba kalo kematian dikasih sekarang, pasti bakalan kagak ada yang mau,” ucapnya, lagi.

Oleh karenanya, menurut ustadz yang kekhasan suara atau vokalnya ‘beda tipis’ dengan KH Zaenudin MZ (Dai Sejuta Umat), seseorang itu kalau rajin dzikir – maksiatnya ya harus ditinggalin. “Kalo masih doyan maksiat juga, orang kayak gitu mah, belum ikhlas namanya,” celetuk ustadz yang medok logat Betawi-nya tersebut.

Ustadz Nur Ali lebih dalam lagi menyentil terkait perbuatan maksiat atau jalan kebatilan. “Jadi, bukan hanya jalan untuk kebaikan, perbuatan kebatilan juga banyak dilakukan secara berkelompok. Karena itulah, perlunya seseorang menjalani ibadah dan baca Al-Quran,” ulasnya.

Saat memberikan kesempatan jamaah untuk bertanya, Ustadz Nur Ali menerangkan terkait ‘Maksiat Hati‘ seseorang yang mengajak agar tidak menyukai atau membenci orang lain. Itu jelas tidak baik. “Tolong menolonglah dalam kebaikan. Tapi, jangan tolong menolong dengan berkelompok atau dalam permusuhan. Sebab, Allah SWT menciptakan seseorang dalam kelebihan dan kekurangan,” jawabnya.

Sebagai penutup, kata Ustadz Nur Ali, sejatinya sebaik-baiknya seseorang (manusia) itu adalah yang ilmunya bermanfaat. Tidak perlu titel tinggi-tinggi. Yang penting, ada hasil duniawinya dan bisa dirasakan,” pungkasnya. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri