BEKASI (POSBERITAKOTA) – Saat mengisi kajian ba’da shubuh di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 di Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kebalen, Babelan, Bekasi – Ustadz Abdul Rasyid S.Ag mengawali ceramahnya dengan mengatakan bahwa dengan kita berkumpul di ‘Rumah Allah’ (Masjid) ini dalam rangka meningkatkan iman dan taqwa serta berharap mendapat cucuran rahmat.
Seperti biasa, ustadz kondang yang asli asal Bebelan (Bekasi) satu ini, mengangkat pembahasan Kitab Al Jamiussgohir Alhadist Al Basyir An-Nadzir. Namun begitu, ia juga menukil nasehat yang disampaikan oleh seorang ulama besar, Syech Nawawi Al-Badi. Yang kebetulan sangat produktif di dalam menulis Kitab-Kitab Keagamaan, dimana berisikan nasehat-nasehat hikmat.
“Syech Nawawi Al-Badi termasuk dalam jaringan ulama besar di Indonesia. Beliau begitu banyak mengarang Kitab-Kitab klasik. Bahkan, karya intelektualitasnya, justru banyak dipelajari oleh orang-orang dari luar negeri,” papar Ustadz Abdul Rasyid dihadapan puluhan jamaah masjid yang rutin mengikuti kajian-kajiannya.
Selain itu ada lagi ulama cerdas, yakni Habib Usman bin Yahya, juga penulis Kitab Klasik. Memiliki Kitab yang mengajarkan doa-doa serta shalawatan. Hanya sayangnya, menurut Ustadz Abdul Rasyid lebih lanjut, saat ini seperti sudah banyak ditinggalkan.
“Harus diakui bahwa sekarang ini semangat menuntut ilmu agak berkurang. Yang ada justru banyak pakai google. Makanya, banyak anak-anak, justru kagak kenal sama Kitab aslinya. Supaya praktis boleh, apalagi cenderung memanfaatkan teknologi. Hanya saja, jangan tinggalkan atau tidak sentuh lagi Al-Quran. Jadi, jangankan baca Kitab,” ulasnya, panjang lebar.
Secara spesifik, juga ada diungkapkan dalam Kitab dari Syech Imam Nawawi yang mengatakan ada 4 hal yang ‘dirampas‘ atau ‘merenggut‘ dan bakal datang kepada diri kita. Apa saja itu?
“Yang pertama adalah bakal datang merampas atau merenggut, ruh kita diambil. Ruh kita akan dikembalikan oleh Malaikat Izroil. Tanpa pandang bulu. Tapi, banyak dari kita meski sudah memasuki usia 70 tahun, banyak yang belum siap. Padahal, perspektifnya jika ciri tangan sudah melemah, berarti instink hidup di dunia bakal sebentar lagi. Kalau menjadikan dunia itu di hati, nggak bakalan kepengen mati-mati,” ungkapnya, lagi.
Sedangkan yang kedua, masih menurut Syech Imam Nawawi, saat kita meninggal nanti adalah jasad atau badan yang dirampas. “Saat masuk ke liang kubur, langsung diberi (jadi santapan) Belatung. Contoh karena punya lesung pipit, banyak yang nemenin. Istri juga memuji suami kalau dulu kulitnya kenceng, tapi begitu usia 50 tahun jadi kendor. Sadar apa nggak tuh?” Begitu tanya Ustadz Abdul Rasyid.
Untuk yang ketiga yaitu anak-anak yang akan mengambil harta atau warisan kita. Hal itu perenggut yang tidak disadari. “Makanya, kalau bisa warisin ilmu kepada anak-anak kita. Harta-harta kita kalau kepengen berkah, ayo kita tegakkan ibadah,” ungkapnya.
Dalam beribadah pun, disarankan Ustadz Abdul Rasyid, jangan nunggu besok. Jangan ditunda dan jangan diukur oleh dunia. Sebab, masalah itu tidak akan pernah hilang. Mari kita warisi, bagaimana anak cucu kita mencintai ilmu agama. Perlu untuk bekal menghadap Allah SWT. Jadi, isi dengan hal yang baik-baik,” katanya.
Sementara untuk bagian terakhir yang keempat adalah akan datang perenggut orang yang pernah kita sakiti. “Sebab, itu bakal menjadi dosa-dosa kita. Contohlah akhlak yang paling bagus dari Rasulullah,” tutupnya. ■ RED/AGUS SANTOSA