INSPIRASI BAGI WARGA & JAMAAH MASJID, ‘SEJADAH BABE’ JADI PROGRAM RUTIN JUM’AT BERKAH DI WILAYAH BABELAN BEKASI

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Sejatinya tidak sedikit baik personal maupun kelembagaan atau sekadar baru berbentuk komunitas, memanfaatkan momentum hari Jum’at untuk bersedekah. Bahkan hal tersebut sudah merebak di mana-mana di Tanah Air, karena sang pemberi sedekah (donatur) berharap keberkahan untuk kehidupannya.

Terinsipari dari situ, maka munculah ide program ‘SEJADAH BABE’ (Sedekah Jum’at Berkah & Amal Jariyah – Babelan – Bekasi). Program tersebut ditopang oleh warga dan jamaaah masjid, sebagai bagian dari simpul-simpul penderma (dermawan/donatur) untuk bergabung dalam satu wadah. Sementara ini eksistensinya baru sebatas komunitas yang memang memiliki keinginan bersama untuk bersedekah.

Agus Santosa (Ketua) bersama Gandung Pujo (Wakil Ketua), menyebutkan bahwa ‘SEJADAH BABE’ tak memiliki keinginan muluk-muluk. Asal bisa konsisten dalam menjalankan program berbagi sebatas nasi boks dan aqua botol – meski baru hitungan antara 20 hingga 60-an nasi boks dalam setiap pekannya (Jum’at).

Program ‘SEJADAH BABE’ memulai pada 6 Agustus (Jumat pekan ke-1) hingga 12 November ini (Jumat pekan ke-15), juga bertujuan untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) milik warga atau jamaah masjid untuk kemudian dijadikan patner.

Jika boleh menyebut, lengkaplah sudah. Karena dalam program ‘SEJADAH BABE‘ tak hanya sisi soal kemasyarakat, syiar keagamaan untuk mengajak berbuat kebajikan, tapi juga ada sisi ekonomi yang ingin dicapai. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan.

Dalam program berbagi sebanyak 40-an nasi boks/aqua botol untuk sekadar sarapan pagi bagi warga Babelan, Bekasi, lagi-lagi tak menemui kesulitan untuk mendistribusikannya. Apalagi sudah dilakukan pemetaan, dimana sudah ada ‘kantung-kantung’ mereka yang dianggap tepat sasaran.

Namun mayoritas hampir ditemui saat Tim SEJADAH BABE Jumat pekan ke-15 (12/11/2021) yang keliling wilayah Babelan, Bekasi. Mereka juga tak merasa asing atau bahkan sudah mengenal bahwa tidak sedikit baik personal maupun lembaga yang melakukan hal sama : sekadar berbagi nasi boks.

Berikut ini adalah profil-profil mereka. Siapa saja dan bagaimana mereka, sehingga patut dijadikan sasaran program berbagi nasi boks/aqua botol oleh Tim SEJADAH BABE yang dikomandoi Cecep Supriatna (Korlap I) dan didampingi POSBERITAKOTA sebagai media patner.

Adalah Purwanto (45 tahun) dan Yanto (35 tahun), kakak beradik yang harus jalan kaki keliling Perumahan VGH Gerbang Barat. Keduanya merupakan pekerja serabutan. “Kami berdua keliling sambil menawarkan pekerjaaan apa saja. Kadang untuk ngecat atau apa saja. Yang penting halal,” celetuk Purwanto.

Begitu pula Pendi (31 tahun), bermodalkan motor gerobak harus keliling perumahan untuk menawarkan air galon isi ulang. Ia mengaku asli Babelan dan bisa dapat penghasilan antara Rp 80 atau Rp 100 ribu setiap harinya.

Lain lagi saat Tim ‘SEJADAH BABE’ mendatangi pangkalan ojek di Pintu Gerbang Timur VGH. Ada Bang Adek (45 tahun) bersama ke-7 rekannya. Bahkan sudah tak asing lagi, selalu disasar untuk program berbagi nasi boks. Mereka ada yang langsung menyantapnya dengan lahap.

Baik Tono (28 tahun) maupun Ahmad Solihin (38 tahun), mengaku mau tidak mau harus menjalani pekerjaan sebagai pembeli barang bekas. Sebelum ada pandemi COVID-19, sekitar tiga tahun lalu sudah terjun di situ. Sedang bicara soal penghasilan, tidak menentu.

“Belum tentu hasil seharian langsung dijual. Kadang kita kumpulin dulu. Baru dua atau tiga hari sekali, kita jual ke pengepul. Ya, dapat antara Rp 100 atau Rp 150 ribu,” ucap Tono.

Pria bertubuh tambut dan mengaku bernama Haji Ganteng (50 tahun), sudah 10 tahunan jadi sopir angkot. Soal penghasilan? “Bisa dapat lebihan setoran antara Rp 75 sampai Rp 100 ribu, ya sudah bersyukur banget,” katanya.

Pengakuan yang sama ditegaskan Imam (23 tahun). Dalam keseharian kerjanya sejenis membajak sawah. “Saya harus pakai alat traktor. Bayaran tergantung luasnya sawah, bisa Rp 50, Rp 100 dan bahkan sampai Rp 150 ribu,” tutur bujangan asli kelahiran Kelurahan Kebabelan, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Lain lagi Saiman, tengkulak pembeli sayur-sayuran. Terpaksa ia harus menunggu sayuran bayam atau kangkung yang sedang dipetikin oleh Eni dan Rudi. Mereka justru baru bisa dapat duit, kalau lagi panen. Selebihnya, cuma menggarap atau mengurus tanamam sayuran.

Jumadi (54 tahun), pencari rumput untuk ternak kambing milik temannya, setiap hari harus mencari lahan persawahan yang dipenuhi rumput. Makanya, pas diberi nasi boks, ia menyempatkan untuk makan lebih dulu, karena sejak pagi kebetulan belum sarapan.

Syahroel (18 tahun), security di Perumahan BOS Kebalen, juga ikut disasar Tim SEJADAH BABE. Makanya, sempat kaget manakala dihampiri untuk menerima nasi boks.

Sosok Wahmuri (39 tahun), tukang jual beli barang bekas, nampak tengah asyik istirahat di pos ronda di Perumahan VGH RW 025 Kebalen. Ia sama sekali tak menyangka jika dapat nasi boks dari program berbagi SEJADAH BABE.

Mamat (38 tahun) dan Japet (32 tahun), pekerja di TPU Bos Kebalen, Bebelan, juga disasar Tim ‘SEJADAH BABE’. Mereka didistribusikan sebanyak 10 nasi boks/aqua botol. ■ RED/GOES

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri