HADIR HARY KOKO & SENO M HARDJO, JAMBORE FORWAN 2021 JADI AJANG KONSOLIDASI PENGURUS SERTA UNTUK MENIMBA ILMU

BOGOR (POSBERITAKOTA) – Sebenarnya, geliat eksistensi Forum Wartawan Hiburan Indonesia (FORWAN) terus berjalan, setelah terpilihnya Ketua Umum (Ketum) masa bakti 2021-2025. Sampai akhirnya harus bikin agenda pertemuan untuk pengenalan para pengurus, pembahasan program kerja serta orientasi bagi para anggotanya.

Karena itulah, kemudian muncul pemikiran bikin Jambore Forwan 2021 untuk memulai menjalankan agenda tersebut. Pilihan tempatnya adalah di kaki Gunung Gede Pangrango yang berhadapan dengan puncak Gunung Salak atau tepatnya di Lingkung Gunung, Desa Cimande, Kecamatan Pancawati, Kabupaten Bogor, Jumat dan Sabtu (12 – 23 November 2021).

Pilihan situasi ditengah hawa dingin pegunungan plus cuaca yang saat ini terus turun hujan, para peserta dan panitia malan tidur di dalam tenda di perbukitan Gunung Lingkung. Semua membaur antara pengurus maupun anggota FORWAN, tentunya agar benar-benar menyatu dengan alam.

“Padahal, kami pernah dapat tawaran untuk menggelarnya di hotel bintang 5 di Jakarta. Namun, kami lebih memilih diadakan ditengah hutan, di atas pegunungan supaya lebih menyatu dengan alam. Selain itu untuk memperat silaturahmi keluarga besar FORWAN dan lebih khusyuk lagi ” ucap Sutrisno Buyil, Ketua Umum (Ketum) Forwan 2021-2025.

Semula Jambore Forwan 2021 bakal diadakan lebih lama. Atas kesepakatan akhirnya dipersingkat cuma 2 malam (12 – 13 November 2021). Ada 30 pengurus dan anggota yang mengikuti Jambore Forwan 2021. Tak hanya silaturahmi dan pengenalan pengurus dan anggota baru. Bahkan dijadikan untuk berbagi ilmu.

Untuk acara diskusi dibagi dalam 3 tema. Tema pertama tentang musik dengan pembicara dari promotor musik Harry Koko Santoso,
dan produser musik Seno M Hardjo serta dimoderatori wartawan musik Budi Ace. Dalam kesempatan ini, kedua narasumber sepakat kalau wartawan punya peran penting untuk memajukan industri musik tanah air, terutama pasca pandemi.

Pada bagian lain, Koko juga menyoroti para musisi Indonesia yang belum memiliki nilai jual dari musisi luar negeri. Dengan kondisi itu, para musisi Indonesia belum ada yang sanggup menyumbang devisa bagi negara.

“Musisi besar Indonesia seperti Slank atau Iwan Fals, ternyata hanya besar ditonton di sini. Itu namanya kanibal karena perputaran uangnya di sini saja, tidak mendatangkan devisa dari luar. Nilainya juga jauh, tidak ada yang mencapai 100.000 US dolar perkonser. Bandingkan dengan musisi Amerika Serikat, Korea, Inggris yang nilainya bisa di atas 100.000 US dolar, bahkan ada yang mencapai 1 juta US dolar,” papar CEO Deteksi Production tersebut.

Lain lagi penilaian Seno M Hardjo. Ia bilang sebenarnya secara kualitas, musisi Indonesia tidak kalah dengan musisi internasional. Itu terbukti dari beberapa penyanyi dan musisi Indonesia yang kerap berprestasi di ajang musik dunia.

“Contohnya, ada Harvey Malaiholo yang menang di World Song Pop Festival di Jepang tahun 1986. Atau, Elfa Singers yang sering menjuarai penghargaan internasional. Bahkan, saat itu musik Korea belum ada apa-apanya,” ulas Seno.

Dalam pandangan Koko maupun Seno bahwa peran Pemerintah dan wartawan dibutuhkan untuk bisa memajukan industri musik tanah air. “Pastinya, kita masih ada harapan. Perlu kerjasama semua pihak, terutama pemerintah dalam membuat kebijakan tepat, serta pemberitaan yang baik,” tambah Seno, lagi.

Sedangkan diskusi kedua membahas seputar tata kelola organisasi. Disajikan oleh dua narasumber yang berasal dari wartawan senior, Eddie Karsito dan Haris Jauhari. Moderatornya juga berasal dari wartawan senior Dimas Supriyanto.

Menurut Eddie Karsito yang juga Sekretaris Umum (Sekum) menyampaikan soal gambaran tentang Forwan. Mulai dari sejarah, struktur organisasi, maksud, tujuan dan sampai legalitas Forwan. Sedangkan Haris Jauhari memberi banyak masukan seputar tata kelola organisasi yang baik dalam memajukan Forwan.

“Ada organisasi yang kelihatan selalu sibuk, keren dan mentereng. Tapi ada juga organisasi yang diam-diam membuat sejarahnya sendiri. Forwan semoga yang dua-duanya,” kata Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) periode 1998-2001 ini.

Bukan hanya itu saja. “Paling tidak, diam-diam membuat sejarah yang dikenang para anggotanya sebagai oranganisasi yang telah meningkatkan kesejahteraan mereka,” papar Haris.

Sementara itu pada hari kedua, diskusi atau pembekalan materi seputar film. Temanya adalah Jurnalisme Marketing yang disajikan oleh wartawan senior Aris Muda Irawan yang kini telah berhasil meniti karirnya sebagai produser sejumlah film.

Dipaparkan Aris Muda Irawan, sejatinya Jurnalisme dan Marketing itu adalah dua hal berbeda. Salah satunya adalah pertanggungjawaban produknya, dimana produk jurnalistik bertanggungjawab pada publik, sementara produk marketing pada klien.

Makanya perbedaan ini cukup membuat kesulitan wartawan yang sangat memegang idealismenya dalam menghasilkan produk jurnalistik, namun tetap membutuhkan penghasilan untuk kehidupan sehari-harinya.

Justru ditengah perkembangan teknologi digital saat ini, Haris Jauhari malah menilai hal itu bisa disajikan secara bersamaan.”Caranya yakni kita sajikan produk jurnalistik yang berbeda dari iklan tapi diinginkan klien. Kita buat produk marketing dalam kemasan produk jurnalistik,” ungkapnya.

Ditilik dari pelaksanaan secara umum, Jambore Forwan 2021 berlangsung cukup sukses dan lancar. Terlebih lagi dihadiri para peninjau yang berasal dari para wartawan senior top dari Komunitas Kandang Ayam. Para narasumber yang menyajikan materi bisa menjadi bekal bagi anggota Forwan dalam meningkatkan skillnya. Juga untuk menggerakkan roda organisasi. Patut pula diapresiasi semangat para pengurus dan anggota Forwan periode 2021-2025 dalam memanfaatkan Jambore Forwan 2021 sebagai ajang silaturahmi, konsolidasi serta untuk menimba ilmu.

Bicara kesuksesan Jambore Forwan 2021, jelas tak luput dari banyaknya para sponsor yang mendukung. Mulai dari Djarum Foundation, PT Kino Indonesia Tbk, Indosiar-SCTV, Eiger, Nagaswara, Desainer Nina Nugroho, Yayasan Generasi Lintas Budaya, ProAktif, Pita Swara Kita, Bromo Group, Pocari Sweat dan PT Sinar Media Indonesia.

“Kami pun ingin mengucapkan terimakasih, terutama atas para sponsor yang telah ikut mensukseskan acara Jambore Forwan 2021 ini,” ucap Sutrisno Buyil, mengakhiri. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Kategori ‘Pasangan Karakter Sinetron Paling Ngetop’, CUT SYIFA & Rizky Nazar Sabet Penghargaan SCTV Award 2024

Tulis Syair Sendiri, ERLYN SUZAN Ngaku   Jadi Bisa Total Saat Melantunkan Lagu ‘Tengkar’

Gonjang-ganjing Lagi, RATUSAN ANGGOTA PARFI Sampaikan Mosi Tidak Percaya Atas Kepemimpinan Alicia Djohar