CERAMAH RAMADHAN MALAM KE-22, USTADZ SAEFUL AZIZ SEBUT HIKMAH PUASA AJARKAN KITA PEDULI DENGAN SESAMA

BEKASI (POSBERITAKOTA) □ Perumpamaan orang-orang pilihan di bulan Ramadhan itu, ibarat petani yang memanen buah-buahan. Disaat panen maka semua buah dimasukkan ke keranjang. Baik itu yang tidak bagus, sedang maupun yang berkualitas bagus. Setelah itupun, ada saatnya sang petani memilih dari mulai yang buruk untuk dijual murah di pinggir jalan. Namun yang sedang dijual di pasar dengan harga sedang pula. Lain lagi untuk yang kualitas bagus, bakal dijual ke supermarket dengan harga lebih tinggi tentunya.

Demikian diutarakan Ustadz Saeful Aziz saat Ceramah Ramadhan di malam ke-22, di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH), Kebalen, Babelan, Bekasi, Sabtu (23/4/2022) malam kemarin. Sedangkan tema sentral yang diangkat yakni tentang ‘Hikmah Puasa Mengajarkan Kita untuk Peduli dengan Sesama’.

“Wajib bagi kita untuk bersyukur kepada Allah SWT. Karena, kita masih diberikan nikmat dan kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan ibadah Sunnah lainnya sampai dengan malam ini yang ke-22. Mudah – mudahan, Allah SWT memberikan kita kekuatan dan istiqomah hingga akhir Ramadhan dan mencapai derajat taqwa. Apalagi, ini malam minggu dimana sebagian orang disibukkan di tempat-tempat keramaian, ada yang sibuk membayar Zakat Mol daripada Zakat Mal (harta-red),” tuturnya, dihadapan seratusan jamaah lebih mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak.

Ditambahkan Ustadz Saeful Azis,
begitulah Ramadhan, ketika awal maka semuanya masuk ke dalam masjid. Baik yang setahun sekali saat Ramadhan, bahkan jarang-jarang ke masjid maupun yang rajin ke masjid. “Nanti, pada saatnya akan tereliminasi. Ada yang Allah SWT pilih, hanya bertahan seminggu. Tapi, ada juga kelompok yang menengah hanya dua mingguan. Sedangkan ada yang istimewa, yakni menjalankan sholat Taraweh sampai Ramadhan selesai. Dan, kelompok yang terakhir inilah yang punya nilai tinggi di hadapan Allah SWT,” urainya, lagi.

Memulai ceramah dengan menukil sebuah ayat tentang umat Nabi Muhammad SAW. Yang Allah SWT pilih menjadi umat terbaik, dimana umat ini dikatakan terbaik karena memiliki tugas untuk mengajak kebaikan/amar ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S.3 : 110
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah SWT.”

Bahkan, lanjut Ustadz Saeful Aziz, bukan hanya itu tapi orang-orang yang terpilih juga mendapatkan mandat untuk mengajak ke jalan Allah SWT, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Annahl ; 125

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya, Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-NYA dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl : 125).

Pada bagian lain, disampaikan pula bahwa kesempatan kali ini, ingin bercerita tentang seorang Syech dari Timur Tengah yang sedang bercengkrama di sebuah TV internasional, dimana beliau menjelaskan tentang keutamaan orang-orang yang berpuasa dan keberkahan saat sahur dan berbuka puasa. Namun ketika sedang ceramah, tiba-tiba ada seorang wartawan yang merekam sebuah video live dari seorang Muslim dari Ethiopia yang kondisinya kurus kering dan bahkan sampai terlihat kulit dan tulangnya.

Dalam kejadian itu, seorang Muslim dari Ethiopia bertanya : “Ya Syech, apakah puasa saya akan diterima oleh Allah SWT? Apakah saya tidak akan dapat keberkahan dari puasa saya? Sebab, saya setiap hari berpuasa, tanpa sahur dan berbuka. Terkadang, baru 3 hari saya baru bisa makan.”

Mendengar orang tersebut maka, Syech menangis tersedu-sedu. Tidak kuat menahan air matanya dan tak mampu menjawabnya.

Dari sinilah kita diajarkan oleh Allah SWT, melalui Nabi-NYA untuk mengambil hikmah dari puasa kita yang tidak cukup satu hari, tapi sebulan berpuasa agar kita merasakan bagaimana perihnya perut saudara kita saat lapar dan betapa keringnya tenggorokan saudara kita saat haus. Tentu kita harus berpikir bagaimana nasib saudara-saudara kita yang merasakan demikian.

“Jadi, kalau kita meskipun berpuasa satu bulan masih enak. Berbuka puasa dan sahur dengan aneka macam makan dan minuman. Namun ada saudara-saudara kita yang jangankan untuk makan, tidur pun beratapkan langit dan beralaskan bumi,” kata Ustadz Saeful Azis seraya mengutip bukankah Nabi bersabda :
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا (رواه البخاري)
“Sesungguhnya orang Mukmin yang satu dengan yang lainnya itu bersaudara”.

Bahkan kata Nabi melalui sabdanya dalam hadits lain : Karena eratnya kesatuan sesama kaum Muslim. ”Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh. Bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain juga ikut merasakannya.”

Begitulah kita semestinya bisa mengambil hikmah dari puasa yg kita jalani. Mari kita saling peduli dengan sesama dalam hal apapun. Apapun itu kita berusaha untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan, termasuk bersedekah untuk bersama membangun masjid. “Jangan kita pura-pura dzikir sambil merem matanya. Tapi, ketika ada kotak amal jalan dari jauh, kita pura-pura Dzikir Subhanallah sebanyak 3 kali. Begitu kotak amal mulai mendekat, malah tambah kenceng Dzikir Astaghfirullah juga sebanyak 3 kali. Dan, ketika kotak amal sudah lewat, justru membaca Dzikir Alhamdulillah sebanyak 3 kali lagi.”

Masih dalam ceramahnya, Ustadz Saeful Azis menyampaikan bahwa Islam mengajarkan kita untuk ta’awun atau tolong menolong dalam kebaikan. Sesama kita dan itu hal yang wajar, karena masih satu agama, satu negara dan bahkan satu wilayah. Bahkan bukan cuma itu, kita pun diajarkan untuk menolong sesama tanpa pandang bulu, tanpa memandang suku, RAS dan agamanya.

“Dan, ada lagi yang lebih hebat. Islam mengajarkan kita untuk tidak menggangu orang-orang yang tidak menggangu kita, meskipun dia kafir. Nabi, bahkan mengancam kepada umat Islam yang menggangu orang-orang Kafir Dzimmiy (yang baik dan tidak menggangu apalagi memusuhi umat Islam), sebagaimana sabdanya :
من آذى ذميا فأنا خصمه ، ومَن كنتُ خصمه خصمتُه يوم القيامة.
Barangsiapa yang menggangu orang-orang Kafir Dzimmiy, maka Aku (kata Nabi) akan menjadi musuhnya dan Aku akan memusuhinya di hari kiamat“.

Subhanallah…Kalau begitu, saya mau tanya kepada jama’ah. Ajaran Islam itu bagus atau tidak? Islam itu ada atau tidak?” Demikian ceramah pamungkas dari Ustadz Saeful Aziz. □ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri