Kutbah Ied Fitri 1443 H, Ustadz Abdul Munif Ingatkan Memutus Tali Silaturahmi Termasuk Dosa Besar

BEKASI (POSBERITAKOTA) □ Dipadati kurang lebih delapan ratusan jamaah dari warga setempat, pelaksanaan Sholat Ied Fitri 1443 Hijriah di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi – berlangsung khidmat, Senin (2/5/2022). Bertindak sebagai imam dan khotib, Ustadz Abdul Munif S.Pd.I. Sedangkan bilal dipercayakan kepada Ustadz Wanito.

Mengawali khutbah yang diberi tema dan judul ‘Pererat Tali Silaturahmi dan Keluarkan Sedekah Sebagai Wasilah Agar Terhindar dari Wabah serta Penyakit‘, Ustadz Munif memaparkan bahwa pada pagi ini, kita berkumpul di tempat (masjid) yang penuh berkah ini, yakni untuk menyambut datangnya bulan Syawal. Kita telah melepas kepergian Ramadhan. Bulan yang mulia, bulan kebaikan, bulan yang penuh berkah, bulan taubat dan bulan berbagai macam ketaatan serta amal sholeh itu – telah pergi meninggalkan kita. Semoga segala kebaikan yang telah kita latih dan laksanakan di bulan suci Ramadhan, menjadi aktivitas rutin yang akan menemani kita untuk 11 bulan kedepan.

Aamin Allahumma Aamin. 
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, disebutkan Ustadz Munif lebih lanjut, hari ini adalah hari yang agung, hari raya yang mulia. Dalam hadist disebutkan bahwa suatu Hari Raya, Nabi Muhammad SAW bersabda. “Setiap kaum memiliki Hari Raya dan hari ini adalah Hari Raya Kita“. (HR al-Bukhari dan lainnya).

Ditambahkannya bahwa Hari Raya adalah hari kegembiraan dan kebahagiaan. Kegembiraan  dan kebahagiaan kaum Muslimin di dunia ketika mampu menyempurnakan ketaatan kepada Allah SWT. Mereka pun berharap pahala dari Allah SWT karena yakin bahwa dengan karunia dan rahmat-NYA, Allah SWT akan menganugerahkan pahala kepada mereka. Allah ta’ala berfirman : “Katakanlah : Dengan karunia Allah SWT dan rahmat-NYA. Hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah SWT dan rahmat-NYA itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan“. (QS Yunus : 58).

Masih dalam khutbahnya, Ustadz Munif mengingatkan diantara perilaku yang ditekankan syariat untuk kita lakukan pada momen bahagia seperti Hari Raya adalah silaturahim. Perilaku ini diajarkan kepada kita oleh Baginda Rassululah SAW, yakni dengan perbuatan dan perkataannya. Setelah Malaikat Jibril pertama kali membawa wahyu, beliau menceritakan hal itu kepada Sayyidah Khadijah mengenai apa yang terjadi.

Khadijah radhiyallahu ‘anha berkata yang memiliki arti : “Tetaplah teguh wahai anak pamanku dan berharaplah yang baik. Sungguh engkau adalah orang yang betul-betul menyambung tali silaturahim, jujur dalam berbicara, memberi kepada orang fakir, menjamu tamu dan membantu orang lain dalam kesulitan-kesulitan”.

Menurut Ustadz Munif, menyambung silaturahmi dengan kerabat adalah termasuk salah satu kewajiban. Sebaliknya, memutus silaturahim adalah termasuk salah satu dosa besar. Seperti Rassulullah SAW bersabda yang artinya : “Tidak akan masuk surga (bersama orang-orang yang lebih awal masuk surga) orang yang memutus silaturahim“. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dikatakan bahwa dalam firmannya Allah SWT menyebutkan dan yang memiliki arti : “Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa, kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan silaturahim? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah SWT dan dibuat tuli pendengaranya serta dibutakan penglihatannya“. (QS Muhammad 22-33).

Digambarkan Ustadz Munif, kadangkala kita terjerat dengan tipu daya setan yang mendorong kita untuk mengatakan : “Kerabatku itu telah menyakitiku, maka aku tidak akan mengunjunginya. Kerabatku itu tidak mengunjungiku, maka aku memutus hubungan dengannya.” Dengan dalih membalas perlakuan buruk dengan keburukan. Perilaku semacam ini adalah sebab terhalang oleh kebaikan.

Rassulullah SAW pun bersabda yang artinya : “Orang yang sempurna silaturahimnya bukanlah orang yang membalas silaturahim dengan silaturahim, akan tetapi orang yang sempurna silaturahimnya adalah orang yang menyambung silaturahimnya terhadap kerabatnya yang memutus silaturahim dengannya.(HR al-Bukhari).

“Jadi, selain pentingnya menjalin silaturahim, kita juga dianjurkan untuk peduli sesama dengan cara bersedekah. Kembali dalam sabdanya Rassulullah SAW mengatakan bahwa : “Barang siapa yang dapat melindungi dirinya dari neraka walaupun dengan bersedekah separuh dari buah kurma, hendaklah ia lakukan”. (HR Muslim),” paparnya, lagi.

Di masa-masa sulit seperti saat ini, ditambahkan Ustadz Munif, ketika banyak orang kehilangan pekerjaan, banyak orang jatuh miskin, banyak orang membutuhkan bantuan, maka jangan lupakan sedekah. Sebagai manusia, sepatutnya kita tidak memilih-milih kepada siapa kita memberikan sedekah. Namun ada baiknya kita mengedepankan orang terdekat yang membutuhkan.

“Selain shadaqoh (sedekah) yang bersifat kemanusiaan, ada juga shadaqoh yang pahalanya akan terus mengalir, selagi apa yang diberikan masih digunakan walaupun orang yang sedekah tersebut meninggal dunia. Masjid yang kita gunakan ini adalah ladang sedekah yang baik, apabila kita bersama-sama membangun masjid. Membangun tempat wudhu yang masih membutuhkan uluran tangan kita, maka seperti yang disebutkan dalam hadist riwayat Imam Al-Bazzar. Barang siapa membangun masjid karena Allah SWT, maka Allah SWT akan membangunkan untuknya istana di surga,” paparnya, panjang lebar.

Pada bagian akhir, Ustadz Munif menyampaikan semoga dengan silaturahim yang terjaga dan sedekah yang kita keluarkan, bisa menjadi wasilah terhindar dari wabah dan berbagai penyakit serta keburukan. Bahkan dengan sedekah, bisa jadi kita akan terhindar dan dijauhkan dari api neraka serta dimasukkan langsung ke dalam surga. Termasuk diri kita diberi kekuatan untuk tetap istiqomah dalam beribadah setelah Ramadhan ini, sehingga bisa bertemu dengaan Ramadhan di tahun yang akan datang.

Sementara itu sebelumnya Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al-Ikhlas RW 025 VGH Kebalen, Babelan, Bekasi – Ustadz Khoirul Anwar, menyampaikan laporan terkait infaq dan shadaqoh selama pelaksanaan sholat taraweh sepanjang Ramadhan 1443 H serta sejumlah infaq pembangunan tempat wudhu dan TPQ dari warga masyarakat. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri