Menguji Dibalas Diuji, PERMOHONAN Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT

OLEH : SOFYAN S.Pd

SUNGGUH mengagumkan jika menggetahui tabiat alias kelakuan dari salah satu Nabi yang cerdas ini. Bahkan membuat kita jadi geleng-geleng kepala kalau mengingat tentang kisahnya.

Allah SWT saja diuji, terutama dalam hal keilmuan-NYA atau kekuasaan-NYA. Tetapi karena itu sifatnya bercanda, bukan mau menghina Allah SWT. Juga bukan berarti apa ditanyakannya atau yang dimohonkannya itu tidak dipercayainya.

Makanya, Allah SWT Yang Maha Bijaksana, Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang – tidaklah marah. Malah menanggapinya dengan sebaik-baiknya. Siapakah Nabi yang dimaksud? Yaitu Nabi Ibrahim AS.

Nabi Ibrahim AS pernah mengajukan suatu pertanyaan atau permohonan yang sifatnya menguji Allah SWT, seperti yang disebutkan di atas. Padahal, Allah SWT itu sudah jelas Maha Kuasa, Dzat yang mampu berbuat sekehendak-NYA, buktinya mampu menciptakan tujuh lapis langit, bumi dan segala isinya.

Jadi, dalam hal ini tidak ada yang perlu diragukan lagi oleh umat manusia yang hidup di permukaan bumi ini termasuk di dalamnya yaitu Nabi Ibrahim AS.

Dalam hal yang berbeda, selain penciptaan bumi, tujuh lapis langit dan segala isinya, Allah SWT telah membuktikan keilimuan-NYA, kekuasaan-NYA kepada para malaikat, para Nabi, Rasul termasuk kepada Rasulullah SAW juga kepada manusia umumnya, tetapi kadang-kadang manusia itu tidak menyadarinya.

Kepada para malaikat, Allah SWT menguji ilmu atau pengetahuan mereka yaitu dengan cara disuruh menyebutkan nama benda satu persatu yang ada di bumi di hadapan Nabi Adam AS, tapi para malaikat pun tidak ada yang mengetahui sama sekali, karena memang tidak diberikan ilmunya untuk itu.

Akan tetapi Nabi Adam AS dapat menjawabnya karena memang diberikan ilmu oleh Allah SWT akan hal itu.

Dalam hal menguji para utusan-NYA dan manusia, Allah SWT menguji mereka seberapa jauh kesabaran, ketakwaan, keimanannya kepada-NYA. Tetapi sekaligus Allah SWT juga memberikan bukti keilmuan-NYA. Kekuasaannya! Karena, kita meyakini pasti mereka tidak mengira akan mendapatkan pertolongan Allah SWT seperti apa ?

Hal ini seperti yang dialami salah satu contohnya Nabi Musa AS bersama para pengikutnya yang sangat setia. Yang pada waktu itu merasa kebingungan ketika berada dipinggir Laut Merah karena dikejar-kejar oleh Raja Fir’aun bersama pasukannya yang jumlahnya sangat banyak dan siap membunuhnya.

Namun karena mereka bersabar, maka pertolongan Allah SWT pun datang, dengan cara Nabi Musa AS disuruh mengetokkan tongkatnya ke laut. Maka, tiba-tiba air laut pun terbelah, sehingga akhirnya Nabi Mus AS bersama pengikutnya dapat menyeberangi lautan itu dengan selamat.

Selanjutnya, Raja Fir’aun bersama pasukannya menyebrangi lautan yang terbelah itu, namun ketika mereka semuanya sdh berada di tengah-tengah lautan itu, maka Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Musa AS untuk mengetokkan tongkatnya lagi ke laut, maka seketika itu pula air lautnya merapat kembali. Dan, akhirnya Raja Fir’aun bersama pasukannya mati tenggelam. Begitulah, cara Allah SWT membuktikan kekuasaan-NYA.

Kembali kepada permasalahan sesuai dengan judul di atas, dimana Nabi Ibrahim AS mengajukan pertanyaan denfan memohon kepada Allah SWT, supaya menunjukkan bagaimana
caranya menghidupkan orang-orang yang telah meninggal dunia?

Sebenarnya, Nabi Ibrahim AS, bukan tidak percaya atas kekuasaan Allah SWT. Hanya saja sekadar ingin lebih memantapkan lagi keimanan hatinya kepada Allah SWT.

Hal ini kisahnya seperti yang tersebut dalam dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 260 berikut ini :

وَاِذۡ قَالَ اِبۡرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِىۡ كَيۡفَ تُحۡىِ الۡمَوۡتٰى ؕ قَالَ اَوَلَمۡ تُؤۡمِنۡ‌ؕ قَالَ بَلٰى وَلٰـكِنۡ لِّيَطۡمَٮِٕنَّ قَلۡبِىۡ‌ؕ قَالَ فَخُذۡ اَرۡبَعَةً مِّنَ الطَّيۡرِ فَصُرۡهُنَّ اِلَيۡكَ ثُمَّ اجۡعَلۡ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنۡهُنَّ جُزۡءًا ثُمَّ ادۡعُهُنَّ يَاۡتِيۡنَكَ سَعۡيًا ‌ؕ وَاعۡلَمۡ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيۡزٌ حَكِيۡمٌ

Wa idz qoola Ibraahiimu
Rabbi arinii kaifa tuhyil mawtaa qoola awa lam tu’min qoola balaa wa laakil liyatma’inna qalbii qoola fakhudz arab’atam minaththoiri fashurhunna ilaika summaj ‘al ‘alaa kulli jabalim minhunna juz’an summad ‘uhunna yaatiinaka sa’yaa; wa’lam Annallaaha ‘aziizun hakiim.

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim AS berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku lebih tenang (lebih mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

Nah, dari kisah Nabi Ibrahim AS dan ayat tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa jika Allah SWT menjelaskan bahwa di surat lain misalnya dalam Surat Al-Qori’ah, Al-Ghosiyah dan lain sebagainya tentang itu ada. Maka pasti benar adanya atau tidak diragukan lagi, karena Allah SWT mampu menghidupkan makhluk apa saja yang telah mati termasuk manusia yang telah meninggal dunia sejak zaman Nabi Adam sampai sekarang. Begitupun nanti kalau pada Hari Kiamat bila semua makhluk termasuk manusia telah meninggal dunia semuanya, maka Allah SWT akan menghidupkan kembali, dan akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dimintai pertanggungjawabannya masing-masing di hadapan-NYA.

Pada hari itu barang siapa yang berbuat kebaikan sewaktu hidup di dunia, walaupun beratnya hanya seberat Zarrah (atom), maka pasti Allah SWT akan memperlihatkannya.

Begitupun, barangsiapa berbuat keburukan walaupun beratnya hanya seberat Zarrah (atom), maka pasti Allah SWT akan memperlihatkannya juga (Q.S. Al-zalzalah ayat 1-8).

Semoga saja kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung pada Hari Kiamat kelak. Aamiin Ya Robbal’aalamiin. (***)

(PENULIS adalah Alumni Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Assu’udi (LPBA) di Jakarta Tahun 1985).

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri