Asyiknya Nonton Wayang Lintas Media, SENA WANGI Fasilitasi Kesenian Adiluhung Digarap dengan Gairah Millenial

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) menggelar pertunjukan perdananya berupa Wayang Lintas Media dengan menampilkan lakon ‘Rasa Rupa Bhisma‘, bertempat di Teater Kautaman Gedung Pewayangan Kautaman, TMII, Jakarta Timur, Minggu (21/8/2022) kemarin.

Dalam pementasan yang mengkombinasikan wayang orang, film dan komik tersebut, digelar oleh Triardhika Production dan Wayang Kautaman. Jadi, selain untuk mengisi program Teater Wayang Indonesia (TWI), juga sebagai hadiah HUT Kemerdekaan RI ke-77 serta sekaligus untuk memperingati HUT ke-47 SENA WANGI.

Bagi kalangan penggiat seni pertunjukkan, khususnya wayang orang tengah terus berupaya menciptakan bagaimana kesenian adiluhung ini beralih bentuk senapas dengan kondisi zaman. Yang jelas, kesenian wayang orang, memang perlu digarap dengan gairah Millenial.

“Jadi, aktualisasi dari segi cerita dan penggarapan diharapkan dapat membantu cara pandang khalayak dalam memahami makna yang terkandung dalam sebuah pertunjukan wayang,” ujar Eny Sulistyowati SPd, SE, MM, produser pergelaran.

Sedangkan pagelaran ini disutradarai Nanang Hape dan Agus Prasetyo. Bertindak sebagai Produser Eny Sulistyowati SPd, SE, MM dan Ir. Retno Irawati dan didukung aktor dan aktris panggung, antara lain; Djarot B. Darsono, Agus Prasetyo, Ali Marsudi, Woro Mustiko Siwi dan puluhan pemain wayang orang lainnya.

Agus Prasetyo pemain wayang orang yang juga bertindak sebagai sutradara dalam pertunjukan ini.
Penampilan khusus mewakili generasi Millenial tampil seorang seniman remaja, Fina Augustine Ardhika Putri yang membawakan lagu ‘Amba Bhisma‘. Mengiringi dua penari ballet muda Dhea Seto dan Bobbi Ari Setiawan.

Untuk penata artistik adalah Sugeng Yeah, Direktur Fotografi Tunggal Aji SP, Karawitan Dedek Wahyudi, Penata Komik Johari A. Mawardi, Tata Rias & Kostum Dhestian W. Setiaji, Penata Cahaya Herry W. Nugroho, Tata Suara Purwoaji, Pelatih Tari Sri Wardoyo, Multi Media Prabudi Hatma Samarta.

Dikatakan Eny Sulistyowati yang juga Ketua Bidang Humas dan Kemitraan SENA WANGI bahwa seni wayang dapat menyesuaikan diri. Namun secara klasik karya seni ini diharapkan tidak kehilangan makna orisinalitasnya. “Wayang harus beradaptasi dengan budaya pop, dengan berbagai kecanggihan multi media zaman Millenial,” tuturnya.

Sementara itu menurut Ir. Retno Irawati, juga bertindak sebagai produser, mengungkapkan pertunjukan spektakuler tersebut merupakan bagian dari upaya memperkaya nilai-nilai estetika secara visual maupun audio. Diharapkan generasi muda semakin semangat menekuni dan mendalami nilai-nilai seni budayanya, khususnya wayang.

“Yang jelas, harapan dari pementasan ini menjadi lebih dinamis, hidup dan eksploratif. Dapat berkomunikasi secara maksimal dengan publik penggemarnya, khususnya generasi muda Millenial agar lebih mencintai kesenian wayang,” ucap Retno Irawati.

INOVASI & KREASI

Nanang Hape (sutradara) memaparkam bahwa perubahan kesenian harus selaras dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Inovasi dan kreasi wayang diperlukan agar ada regenerasi penonton, khususnya generasi muda. “Selama ini kan generasi muda berjarak dengan wayang disebabkan bahasa yang digunakan dinilai rumit dan sulit dipahami. Wayang seolah-olah hanya sebagai tontonan masa lalu,” ujar Nanang.

Oleh karenanya, kata dia lagi, perlu memunculkan karya yang memberi nafas baru tanpa merusak nilai-nilai wayang. Salah satunya melalui konsep pertunjukan yang memadukan wayang orang, komik dan film dalam satu panggung ini.

“Melalui upaya ini kita harapkan terjadi regenerasi penonton dalam pengetahuan yang tuntas. Bukan menyukai wayang karena bentuknya, tapi sekaligus memahami ceritanya. Memahami substansi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” ujar Nanang, lagi.

Hal senada diutarakan Agus Prasetyo, aktor wayang yang sutradara pertunjukan ini. Ia bilang kesenian wayang sebagai kekayaan budaya menghadapi tantangan. Kendati berbagai inovasi wayang dilakukan oleh para seniman, namun belum mampu menarik generasi muda terhadap wayang secara optimal.

“Dengan format lintas media kita harapkan pertunjukan ini dapat menjembatani, anak muda yang kurang faham wayang. Di masa depan kita berharap anak-anak remaja dapat lebih menyukai kesenian wayang. Bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarat kandungan nilai-nilai,” kata Agus.

Pergelaran Wayang Lintas Media dengan lakon ‘Rasa Rupa Bhisma‘, berkisah tentang kepahlawanan dan kesetiaan Bhisma menjaga negeri tercintanya. Bahwa pengorbanan hidup yang ia berikan tidak serta-merta menjadi tonggak ketenteraman dan kedamaian di Negeri Hastina. Tak urung perang Bharatayudha pun terjadi.

Dari karya besar tersebut, jelas merupakan perjuangan segenap lapisan masyarakat dalam mewujudkan cita-cita luhur. Yakni menjadikan Indonesia sebagai ‘Rumah Wayang Dunia‘. Semoga! ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Yapena Rayakan Hari Anak Sedunia,      HJ ERNA SANTOSO Sekaligus Santuni Sekolah PAUD Gratis di Pisangan Baru Jaktim

Gonjang-ganjing Lagi, RATUSAN ANGGOTA PARFI Sampaikan Mosi Tidak Percaya Atas Kepemimpinan Alicia Djohar

Di Kalangan Personil, POLDA METRO JAYA Terapkan Pendekatan Holistik & Strategis dalam Menangani Judi Online