29.4 C
Jakarta
24 November 2024 - 21:18
PosBeritaKota.com
Sport

‘Mabok Bae’ & ‘Doyan Kencani Hostes’, KARIR 5 PESEPAKBOLA DUNIA Ini Berakhir Jeblok

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Jenjang kesuksesan seseorang, apapun profesi atau karirnya, terkadang gampang tergelincir (jatuh-red) karena godaan ‘Molimo‘ alias ‘5 M‘ yang akrab sebagai pepatah atau lumayan dikenal di dalam kehidupan masyarakat Jawa. Namun sayangnya hal itu terindikasi pada hal yang cenderung negatif.

Sedangkan ‘5 M‘ itu merupakan akronim dari M ke-1 (Main atau Judi), M ke-2 (Mendem/Mabuk-mabukan), M ke-3 (Medok/Main Perempuan), M ke-4 (Menghisap Candu/Narkoba) dan M ke-5 (Maling/Mencuri). Jika saja ke-5 hal di atas sudah merasuki kehidupan kita, niscaya tinggal menunggu masa ‘kejatuhan‘ alias berakhir ‘jeblok‘.

Ilustrasi di atas sengaja diangkat karena ingin mengkolerasikan tulisan terkait ‘Karir 5 Pesepakbola Dunia‘ di eranya. Kenapa? Mereka yang awalnya berkarir cemerlang, gegara (gara-gara/red) punya kebiasan buruk ‘mabok bae‘ plus doyan ‘kencani hostes’ (perempuan nakal di dunia hiburan malam), maka bakal berujung jeblok karir maupun profesinya.

Nah, siapa saja mereka? Berikut catatan POSBERITAKOTA yang menukil dari berbagai sumber, tentu untuk dijadikan bahan tulisan, agar akurat. Namun dibalik itu, diharapkan bisa menjadi ‘warnning‘ alias peringatan keras bagi siapa pun.

GEORGE BEST

Seperti kita tahui bahwa George Best adalah pesepakbola asal Irlandia Utara. Ia pernah berkarier cemerlang saat gabung bersama Manchester United (MU) pada 1960-1974. Bahkan di Old Trafford tercatat pernah mempersembahkan gelar membanggakan, yakni Piala Eropa I (Liga Champions) pada tahun 1968 silam.

Tapi, sayangnya, justru dibalik prestasi ciamiknya itu – Best dikenal sebagai pemain yang doyan dengan kehidupan malam di Manchester. Bahkan kerap disorot media, karena kebiasan buruknya yang doyan mabuk-mabukan plus ketagihan mengencani wanita penghibur (hostes) di tempat hiburan malam di kota tersebut.

Akibat dari kebiasaan buruk tersebut, justru bikin Best harus menjalani transplantasi hati di tahun 2002 lalu. Dasar tambeng (bandel-red), malah tak membuat dirinya kapok untuk berhenti. Begitu dinyatakan sembuh, malah kembali menengguk minum-minuman keras alias ‘mabok bae

Di usianya yang menginjak 59 tahun, Best meninggal dunia, tepatnya pada 2005 silam. Dari keterangan dokter rumah sakit yang menangani, Best mengalami infeksi pada sejumlah organ tubuhnya. Tragis, memang!

PAUL GASCOIGNE

Inggris pernah memiliki pesepakbola berbakat di era 1980 hingga 1990-an. Ia adalah Paul Gascoigne. Sepanjang karirnya ikut bermain untuk Newcastle United dan Tottenham Hotspur. Dari situ, karirnya sangat cemerlang dan jadi ‘buruan‘ klub-klub di Inggris.

Hanya saja, bakat hebat yang dimiliki tersebut, tak dimanfaatkan dengan baik. Boleh jadi karena salah bergaul dalam kehidupan sehari-harinya, Gascoigne malah kerap melakukan beberapa kegiatan negatif. Mulai dari doyan berjudi, pakai Narkoba serta pecandu alkohol.

Tak ayal, akibat dari menjalani kebiasaan buruk tersebut, menyebabkan dirinya terlibat dalam sejumlah insiden hingga hampir bunuh diri. Beruntung, Gascoigne berhasil bertahan hingga usianya kini 51 tahun. Meski dunia karirnya di sepakbola, lagi-lagi ‘jeblok‘ tak berkesan.

TONY ADAMS

Begitu pun kisah Tony Adams yang dikenal sebagai bek tangguh Arsenal dan Timnas Inggris dalam kurun waktu tahun 1983-2002. Harus diakui, selain jago menjaga daerah pertahanan, Adam ternyata merupakan alkoholik alias pecandu alkohol berat.

Ternyata bukan hanya itu saja. Sekitar di tahun 1990, Adams sering terlibat dalam banyak keributan di bar atau insiden-insiden lainnya. Tak heran, jika dirinya sempat dipenjara selama empat bulan, karena nekad bawa mobil tapi dalam kondisi mabuk berat.

Sebenarnya, setelah enam tahun kemudian, Adams berusaha taubat dan mulai memperbaiki kualitas hidup dirinya. Sampai-sampai, ia mendirikan tempat rehabilitas untuk olahragawan yang kecanduan alkohol. Bakat hebat tak diimbangi oleh karakter baik, buntutnya Adams justru banyak dihujat penggemarnya.

HUGO LYORIS

Adalah kiper Tottenham Hotspur, Hugo Lloris, oleh pengadilan dinyatakan terbukti bersalah karena mengemudi mobil dalam keadaan mabuk. Apalagi saat itu diketahui tengah berkendara dengan kecepatan 15km/jam di zona 30km/jam.

Namun ketika kena operasi atau diberhentikan polisi, justru Lioris ditemukan di dalam mobil bersama satu penumpang lainnya. Maka, hakim Amanda Barron pun menyebut kasus Lloris merupakan pelanggaran yang sangat berat dan serius.

Hasil persidangan Pengadilan Inggris, akhirnya menghukum denda 50.000 poundsterling atau sekitar Rp 962 juta. Tidak hanya berupa denda, Lloris pun tak boleh bawa mobil selama 20 bulan sebagai sanksi tegas yang harua diterimanya.

Pasalnya, dalam kasus pelanggaran tersebut, Lloris bukan hanya mempertaruhkan nyawanya. Dia juga membahayakan nyawa penumpang lainnya. Sebuah keberuntungan, da tidak menabrak kendaraan lain atau pejalan kaki di pusat Kota London.

DIEGO MARADONA

Siapun pasti tahu tentang legenda Argentina satu ini, Diego Maradona. Ia bisa dibilang sebagai pemain terbaik sepanjang sejarah karena berbagai prestasinya. Hanya sayangnya, tak sedikit pula catatan negatif tentang dirinya di luar lapangan.

Dalam pengakuan blak-blakannya, Maradona hampir tidak bisa lepas dari minum-minuman keras. Termasuk pernah tergelincir pada pemakaian obat terlarang. Karenanya, ia pernah menjalani perawatan serius, seperti yang diungkap dalam autobiografinya.

Meski begitu, bicara soal prestasi Maradona di atas lapangan hijau, sempat dibanggakan. Kenapa? Ia tercatat mempersembahkan dua gelar Serie A untuk Lazio pada 1986 – 1987 dan 1989 – 1990 serta juga satu trofi Piala Dunia 1986 untuk negeri tercintanya, Argentina.

Setelah mencoba terjun jadi pelatih di sejumlah klub dan menangani Timnas Argentina di Piala Dunia, Maradona tak bisa berbuat apa-apa. Malah disebut-sebut terkait jabatan sebagai pelatih, karena semata-mata untuk memberikan penghargaan. Tapi, berkat doyan mengkonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang, karir Maradona ikut redup alias ‘jeblok‘.

ADRIANO

Tak bisa dipungkiri bahwa sosok Adriano disebut sebagai salah satu bakat terbaik Brasil yang pernah ada. Malah diklaim memiliki potensi untuk mengikuti jejak Ronaldo Nazario dan Romario, karena unggul dalam segi kecepatan, teknik, postur tubuh serta yang lainnya.

Bahkan, Adriano merasakan berbagai kesuksesan karier saat membela Inter Milan, dimana dirinya mampu memenangi tiga gelar Serie A pada 2005/2006, 2006/2007, 2007/2008 serta 2008/2009 dan Coppa Italia pada 2005 dan 2006.

Namun untuk di level Timnas Brasil, pernah menunjukan ketajamannya dengan koleksi 27 gol dari 48 pertandingan dan mampu mengantarkan skuad Selecao memenangi Copa America 2004.

Lantaran keadaan internal keluarga, membuat dirinya mengalami kemunduran karier. Ayah Adriano meninggal dunia. Hal itupun membuat dirinya depresi dan akhirnya suka mabuk-mabukan demi menenangkan pikiran. ■ RED/BERBAGAI SUMBER/ AGUS SANTOSA

Related posts

Bek Muda Asal Belanda, MATTHIJS DE LIGT Tandatangani Kontrak ke Juventus

Redaksi Posberitakota

Performa Jeblok, BONUCCI Sangkal Tak Nyaman di AC Milan

Redaksi Posberitakota

Bukti Kesetiaan, INIESTA Dapat Kontrak Istimewa Seumur Hidup dari Barca

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang