JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Status DKI Jakarta sebagai pusat ekonomi hanyalah label saja. Sebenarnya yang menentukan adalah masyarakat. Demikian dikatakan Gubernur Anies Baswedan saat sosialisasi detail tata ruang wilayah perencanaan Provinsi DKI Jakarta di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2022).
“Jakarta sebagai pusat ekonomi itu kan hanyalah label. Hanya status, sedangkan yang menentukan itu adalah masyarakat,” tegas orang ‘nomor satu‘ di DKI Jakarta tersebut, menambahkan.
Ditambahkan Anies ketika Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI membangun kota Jakarta dan masyarakat merespons dengan pindah ke Jakarta, maka DKI akan menjadi kawasan perekonomian. Makanya, jangan sampai terlalu terpaku dengan pelabelan yang ada di Jakarta. Yang harus menjadi fokus adalah aktivitas masyarakat di dalamnya.
“Jadi, ketika kami membangun kota ini dan kemudian masyarakat merespons baik, dengan pindah masuk ke Jakarta, kota ini akan tumbuh. Otomatis itu akan menjadi kawasan perekonomian, ujar Anies.
Anies memberikan analogi sebuah sekolah, sebuah ruangan disebut sebagai sekolah bila ada guru dan murid. Meskipun tempatnya di bawah pohon, tetap disebut sebuah sekolah. Yang menentukan itu sekolah, bukan papan bertuliskan sekolah, tetapi aktivitas guru dan murid di dalamnya.
Menurutnya dalam sebuah bangunan sekolah, tidak bisa disebut sebagai sekolah, jika di dalamnya tidak ada guru, murid, dan aktivitas pembelajarannya.
“Jadi, jangan kita terfokus dengan labelnya. Tetapi dengan aktivitas masyarakat yang ada di dalamnya. Hal itu membuat Jakarta akan menjadi penting. Tidak hanya di Indonesia tetapi di Asia Tenggara, karena pusat perekonomian terbesar di Asia Tenggara adalah Indonesia. Sedang di Indonesia pusat perekonomian terbesar ada di Jakarta,” ungkap dia.
Dalam keterangan lanjutannya, Anies memaparkan ketika semua tumbuh, bisa jadi yang bergeser bukan hanya pelaku ekonomi dari sekitaran Kota Jakarta. Tetapi juga mereka yang dari kota-kota lain di Indonesia maupun luar negeri. ■ RED/GOES