Program ‘Hikmah’ di Istiqlal, DR. ABDUL ROSYID TEGUHDIN Bahas Perayaan Maulid Nabi karena sebagai Suri Tauladan yang Baik

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Menjelang hari kelahiran Nabi yang agung, semua umat Islam dibelahan bumi manapun menyambutnya dengan suka cita. Termasuk makhluk-makhluk yang berada diluar angkasa (bulan, bintang, meteor, matahari, galaksi). Bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW mendapatkan ampunan dari Allah SWT, seperti Abu Lahab yang senang dengan lahirnya keponakan beliau, sampai membebaskan salah satu budaknya yang bernama Tsuaibah. Karena saking senang dan gembiranya sehingga setiap hari Senin, Abu Lahab mendapatkan dispensasi ampunan (keringanan siksa kubur) dari Allah SWT.

Hal tersebut di atas disampaikan Dr. Abdul Rosyid Teguhdin M.Pd saat mengupas kajian program Hikmah yang mengangkat judul ‘Maulid Nabi‘ di Masjid Istiqlal, Jakarta, sebelum digelar sholat Jum’at berjamaah, 4 Rabiul Awal 1444 H/30 September 2022 M.

“Gembira dengan merayakan hari kelahiran Nabi dibolehkan oleh para ulama, dikarenakan rasa rindu dan cinta kepada Rasulullah SAW. Kegembiraan itu dibuktikan dengan menyelenggarakan Maulid Nabi dengan rangkaian acara seperti membaca Al-Qur’an, membaca Maulid, mendengarkan ceramah dan makan bersama yakni mengingat Nabi Muhammad SAW pada saat itu,” paparnya.

Menurut Dr. Abdul Rosyid dengan mengingat Rasulullah SAW, maka akan menimbulkan kasih dan sayang. Ini sebagai tanda bukti kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bahkan, sabda Rasulullah SAW : “Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali(HR. Muslim).

Masih dalam kajiannya, dijelaskan bahwa antara mengingat dan mengucap saling terkait, bukti seseorang cinta maka ia akan selalu mengingat orang yang dicinta dan akan selalu menyebut nama orang yang dicinta. “Barang siapa mencintai sesuatu / seseorang, maka dia akan banyak menyebut namanya” (pepatah Arab), mengingat Nabi Muhammad SAW, dibuktikan dengan banyak menyebut nama Nabi caranya membaca sholawat : “Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala alii Muhammad” dalam rangkaian sholat, kalimat sholawat disebut dalam tasyahud awal dan tasyahud akhir, maka dalam sehari kita bersholawat sebanyak 9 kali.

“Maulid Nabi adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beliau lahir pada 12 Rabiul Awal di tahun Gajah. Disebut tahun Gajah karrna pada saat kelahiran Nabi terjadi peristiwa penyerangan Ka’bah oleh Raja Abrahah menggunakan pasukan ber-Gajah. Selain peristiwa itu, kelahiran Nabi banyak ditandai dengan peristiwa-peristiwa luar biasa seperti 14 pilar Istana Khosrau (pusat kedzaliman) di Persia rubuh, api di kuil pemujaan bangsa Persia tiba-tiba kering ran surut, berhala di sekitar Ka’bah berjatuhan dan hancur, gereja di Kerajaan Romawi tiba-tiba runtuh. Peristiwa di atas adalah tanda-tanda alam menyambut utusan Allah SWT yang mulia,” cerita Dr. Abdul Rosyid.

Kembali dipaparkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW dijadikan momentum kebangkitan umat Islam, ketika merebut kembali Baitul Maqdis yang dikuasai kaum Nasrani. Dan, peristiwa penaklulan Baitul Maqdis, diawali dengan Sultan Shalahuddin menyelenggarakan Maulid Nabi untuk menyemangati kaum Muslimin yang tengah berperang melawan pasukan Kristen dalam Perang Salib.

Walaupun terjadi pro dan kontra terkait awal penyelengaraan Maulid Nabi, namun tidak menghilangkan urgensi terhadap pentingnya sosok Nabi Muhammad SAW, ketika beliau hidup dan wafat dikarenakan suri tauladan yang baik (uswatun hasanah). Memperingati Maulid Nabi merupakan salah satu bukti kecintaan kepada Rasulullah, seperti peringatan 17 Agustus sebagai bukti kecintaan rakyat Indonesia terhadap kemerdekaan negara Indonesia.

Menutup kajiannya, Dr. Abdul Rosyid, mengajak para jamaah Marilah kita jadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, setiap tanggal 12 Rabiul Awal sebagai bukti kecintaan kepada Rasulullah SAW, sebagaimana sabda beliau : “Barang siapa mencintaiku, maka kelak dia akan bersamaku di Surga”. Dan, bukti cinta kepada Allah SWT, yaitu dengan menghidupkan sunnah Rasulullah SAW, “Fattabiuuni Yuhbivkumullah” maka ikuti sunnahku, maka Allah SWT akan mencintaimu (QS. Ali Imran : 31), cinta Allah dan Rasul-NYA. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri