Ceramah Soal Esensi Maulid Nabi, KYAI ABDUL ROSYID : “Hakikat Cinta kepada Rosululloh SAW Mencintai Apa yang Dicintai Beliau”

BEKASI (POSBERITAKOTA) □ Sejumlah pertanyaan kerapkali muncul di masyarakat terkait peringatan Maulid Nabi yang dianggapnya tidak efektif lagi. Sekadar seremonial yang diadakan setiap tahunnya. Bahkan tidak ada pengaruhnya atau perubahan mentalitas masyarakat atau umat Islam yang mengadakan perayaan hari lahir dan wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW tersebut.

Demikian garis besar tema ceramah yang disampaikan Kyai Abdul Rosyid S.Ag dihadapan puluhan jamaah, saat mengisi Kajian Ba’da Shubuh di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Gerbang Timur, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Ahad 16 Oktober 2022.

Saat ini, lanjut Kyai Rosyid dalam ceramahnya bahwa kita sudah berada di bulan Rabiul Awal, salah satu bulan mulia bagi umat Islam yang penuh keistimewaan. Dimana sebagai bulan kelahiran dan wafatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sesuai kalender Islam, 1 Rabiul Awal 1444 H jatuh pada Selasa, 27 September 2022 M. Namun perayaan Maulid Nabi yang merupakan hari kelahiran manusia mulia Nabi Muhammad SAW, jatuh pada 8 Oktober 2022.

Nah, kenapa kita mengadakan perayaan atau memperingati Maulid Nabi? Esensinya adalah hakikat cinta kepada Rosululloh SAW, yakni mencintai apa yang dicintai oleh Beliau. Sebagaimana kita layaknya sebagai murid. Contohnya dengan ikut hadir dalam majelis ilmu, ini sebagai satu amalan yang dicintai Allah SWT,” ujarnya.

Kyai Rosyid pun memaparkan analoginya dengan bercerita ada orang Betawi (cowok) yang suka perempuan (cewek). Menurutnya, pasti dibela-belainngelancong‘ ke rumah cewek yang karena memang sudah ditandain. Di situlah terlihat ada power (kekuatan-red) cinta yang akhirnya menimbulkan keberanian.

“Sama analoginya. Kalau kita cinta
kepada Rosulullah SAW adalah mencinta apa yang dicintai oleh Beliau. Seperti kita hadir ngaji atau dalam majelis ilmu ini juga silaturahmi. Apalagi saat kita sudah sakit. Sekali kita sehat, korbankan waktu. Makanya, biarpun sepi, majelis ta’lim jangan sampai dibubarin,” urainya, panjang lebar.

Menutup ceramahnya dalam kajian rutin Ba’da Shubuh, Kyai Rosyid mengungkapkan bahwa kita jangan sampai meremehkan seseorang yang sudah wirid, sholat berjamaah dan hadir di majelis ilmu. “Walaupun tidak nampak mulia. Sebab, seseorang datang ke masjid itu, pasti karena mendapat karunia Allah SWT. Tapi, lihat hasilnya, dahsyat. Jika bisa menjaga sholat dan dzikir, mereka hidupnya lebih mulia. Maka, marilah kita mencintai apa yang dicintai Rosulullah SAW,” pungkasnya. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri