Masyarakat Indonesia kerap kali mendengar Jabodetabek yang merujuk pada lokasi. Misalnya kebijakan lalu lintas di Jabodetabek hingga prakiraan cuaca di Jabodetabek. Namun, sebenarnya, apa itu Jabodetabek? Nah, di artikel kali ini Posberitakota.com mengajak pembaca untuk mengenal apa itu Jabodetabek, dari sejarah pembentukan, wilayah-wilayah yang termasuk Jabodetabek hingga fakta menariknya.
Apa itu Jabodetabek
Jabodetabek senyatanya adalah singkatan untuk kota-kota besar atau kota metropolitan dan megapolitan di sekitar ibu kota Indonesia yaitu DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Singkatan ini mengambil dua hingga 3 kata pertama dari masing-masing daerah.
Sebenarnya Jabodetabek juga kerap dipanjangkan hingga Jabodetabekpunjur dengan menambahkan wilayah Puncak, Jawa Barat dan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penamaan ini juga disahkan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2008. Tapi tetap saja, istilah Jabodetabek lebih sering digunakan.
7 Fakta Menarik Jabodetabek
Nah, selain mengenal apa itu Jabodetabek dan mengetahui nama-nama wilayah yang termasuk dalam Jabodetabek, masih ada fakta-fakta lainnya yang juga pembaca harus tahu. Apa saja, ya? Simak penjelasan berikutnya, ya:
1. Berawal dari Konsep yang Diusung Gubernur Ali Sadikin
Kalau penasaran dengan tokoh yang mengembangkan konsep Jabodetabek, dia adalah eks Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.
Mulanya, di tahun-tahun ia memimpin yaitu mulai 1966 hingga 1977, Ali mencetuskan konsep kota Metropolitan untuk Jakarta. Namun, kala itu Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan Indonesia dinilai belum maju karena minim pembangunan.
Hingga akhirnya, Ali pun memutuskan untuk mengembangkan daerah-daerah sekitar Jakarta yaitu Botabek (Bogor, Tangerang, Bekasi) sebagai penyangga. Lalu dibuatlah Rencana induk Jakarta yang kemudian disahkan 3 Mei 1967 lewat Surat Keputusan No.9/DPRD-GR/P/1967. Rencana in memuat pengembangan ke 3 wilayah Jabar, Bogor di Selatan, Tangerang di Barat dan Bekasi di Timur.
2. Diresmikan di Tahun 1976
Meski Rencana Induk Jakarta sudah disahkan, Ali menyadari bahwa pembangunan dan pegembangan daerah di luar Jakarta tentu saja butuh peran pemerintah daerah itu sendiri. Hingga akhirnya ia paparkan rencana tersebut ke Gubernur wilayah lainnya yang menghasilkan rencana turunan Rentjana Regional Metropolitan Djakarta dengan fokus penyebaran industri, pemukiman dan fasilitas umum ke wilayah Jabotabek.
Konsep pengembangan Jabotabek semakin dimatangkan dari tahun ke tahun. Hingga akhirnya diresmikan lewat Instruksi Presiden Nomor 13 tahun 1976 tentang Pengembangan Wilayah Jakarta-Bogor Tangerang-Bekasi yang bisa pembaca lihat selengkapnya di sini.
3. Depok Baru Bergabung di Tahun 1999
Di Inpres Nomor 13 Tahun 1976, pada poin satu (1) tertera bahwa Wilayah Jabotabek meliputi wilayah Daerah Khusus Kota Jakarta, Kabupaten Bogor, Kotamadya Bogor, Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bekasi. Ya, Depok belum bergabung di sini.
Hingga akhirnya pada tahun 1999, di tahun yang sama Depok terbentuk, wilayah tersebut disebut potensial masuk dalam wilayah pengembangan Jabotabek hingga akhirnya menjadi Jabodetabek, sebagaimana yang tertera dalam Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok Dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon yang bisa pembaca lihat di sini.
4. Luas Wilayahnya 6,43768 km2
Luas wilayah Jabodetabek bila tak menghitung Kabupaten Cianjur mencapai 6,43768 km2. Mencakup 6 kota dan 3 kabupaten yang ada wilayah 3 provinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Untuk kota administratif Jakarta yang ada di provinsi DKI Jakarta yaitu wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu mempunyai total wilayah 664.01 km2.
Lalu wilayah kota Tangerang dengan luas 153.93 km2, Kota Tangerang Selatan 147.19 km2, Kota Depok 200.29 km2, Kota Bekasi 206.61 km2 dan Kota Bogor 118.50 km2.
Sedangkan kabupaten yang termasuk di Jabodetabek ialah Kabupaten Bogor 2,710.62 km2, Kabupaten Bekasi 1,224.88 dm2 dan Kabupaten Tangerang 1,011.65 km2.
5. Total Penduduk 31,24 Juta Orang
Menurut Data Sensus Penduduk Indonesia di tahun 2020, jumlah warga di Jabodetabek ialah 31,24 juta penduduk dengan kepadatan 4,898 orang per km2.
6. Wilayah Metropolitan Terbesar dan Terpadat
Dengan jumlah populasi yang mencapai 30 juta lebih orang, menjadikan Jabodetabek sebagai wilayah metropolitan terpadat di Indonesia dan Asia Tenggara serta terpadat kedua di dunia setelah Tokyo.
7. Kawasan yang Menjadi Pusat Segalanya
Senyatanya, pengembangan wilayah Bodetabek dimaksudnya guna mengurangi beban Jakarta sebagai kawasan pusat pemerintahan, perdagangan dan ekonomi. Hasilnya sekarang Jabodetabek masih merupakan pusat pemerintahan yang berada di Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota negara, pusat perekonomian dengan banyak kawasan industri terbesar berada di Bekasi, Bogor, Tangerang hingga pusat pendidikan dan kebudayaan.
Meski Jakarta tak akan menjadi ibu kota lagi di tahun 2024 dan pusat pemerintah pindah ke IKN (ibu kota negara) Nusantara di Kalimantan Timur, namun wilayah Jabodetabek tetap akan menjadi pusat perekonomian hingga permukiman. Maka dari itu, masih perlu untuk mengenal apa itu Jabodetabek dan wilayah-wilayah yang termasuk di dalamnya.