JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Sedia payung sebelum hujan! Begitulah kurang lebih upaya antisipasi dengan menjalin kekompakan (sinergi) bersama BNPT demi mencegah penyebaran paham radikalisme di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Kerjasama tersebut langsung diimplementasikan antara Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar dan sekaligus memberikan arahan khusus kepada jajaran pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN), di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (6/3/2023).
Sedangkan pemberian arahan tersebut sebagai wujud sinergitas antara Pemprov DKI Jakarta dan BNPT untuk meminimalisir potensi paham radikal. Selain itu juga dalam rangka penanggulangan terorisme di Ibukota, terutama menjelang Pemilu 2024 nanti.
Oleh karenanya, Pj Gubernur Heru dalam arahannya mengatakan bahwa.tindakan pencegahan akan berguna untuk melindungi seluruh warga DKI Jakarta, agar tercipta suasana aman dan tenteram dalam bermasyarakat.
Pada bagian lain, Pj. Gubernur Heru juga menyampaikan betapa pentingnya memperhatikan semua potensi hambatan yang mungkin muncul. Sekecil apapun itu, contohnya terorisme dan radikalisme. Sebab, menurutnya, masalah dan hambatan kecil, jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar serta berdampak besar pada masyarakat.
“Maka, hal ini pula sering saya diskusikan dengan BNPT, terutama saat G20. Saya ingin warga dan masyarakat di DKI Jakarta aman dari segala sisi ancaman yang tidak kita duga-duga,” imbuh Pj. Gubernur Heru.
Pj. Gubernur Heru berharap jajaran pejabat ASN Pemprov DKI Jakarta dapat memiliki visi yang sama dengan BNPT melalui arahan dan kesepahamanan yang jelas dalam mencegah potensi penyebaran paham radikalisme tersebut.
Dalam kesempatan ini, ikut hadir Sekda DKI Jakarta Joko Agus Setyono, Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Budaya Marullah Matali beserta jajaran yang terdiri dari para Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Biro, hingga para Dirut BUMD turut hadir dan menyimak arahan dari BNPT.
Sedangkan Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar, menjelaskan terkait pentingnya peran ASN seperti halnya unsur TNI dan Polri sebagai garda terdepan dalam menjaga sistem konstitusi negara agar terhindar dari paham radikalisme. Selain itu, Indonesia juga menyadari perkembangan geopolitik dunia, di mana harus memakai kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif.
“Dalam hal ini, tentunya (Indonesia) harus bersahabat dengan semua pihak (negara lain). Tetapi kita harus menyadari dinamika kehidupan dunia ini tidak lepas dari pertarungan geopolitik, di mana negara-negara kuat yang punya maksud dan bahkan kepentingan, bisa saja sejalan dengan kepentingan negara kita. Bahkan bisa tidak sejalan dengan sistem nilai yang kita bangun, yang pada intinya ingin mempengaruhi kehidupan kita,” papar Kepala BNPT Boy Rafli Amar.
Ditambahkannya perihal pentingnya pembekalan terkait pendidikan Pancasila bagi pemuda di sekolah-sekolah. Karena itu, olia menyarankan, untuk lebih menarik perhatian, pendidikan Pancasila dapat diberikan di taman-taman seperti Tebet Eco Park dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta.
“Pada akhirnya jika ada pihak yang mencoba memasukkan nilai yang tidak sejalan dengan Pancasila, maka diharapkan peran ASN khususnya di Jakarta untuk terus bisa menjaga bersama nilai kemanusiaan yang berlandaskan pada persatuan. Semoga unsur TNI, Polri, dan ASN, bisa bersinergi dalam menjaga kedamaian dan ketenteraman dalam kehidupan bermasyarakat,” tutupnya. ■ RED/AGUS SANTOSA