CIREBON (POSBERITAKOTA) – Sultan Kacirebonan IX Kanjeng Gusti Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat SE, menganugerahkan sebuah Tongkat dan Batu Palinggihan Ki Khotib Agung kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al-Faaqih KH Dedi Rahmat Sandi, di upacara resmi Keraton Kacirebonan, Minggu (12/3/2023) kemarin. Jelas bahwa peristiwa budaya itu menjadi sangat istimewa, karena selain mengandung unsur religi, juga sarat dengan nilai sakral dan filosofis di baliknya.
Menurut Sultan Kacirebonan IX, Sela Palinggihan Khotib Agung adalah tempat duduk khotib Masjid Agung saat menjalankan tugas sebagai khotib dalam sholat Jumat dan kegiatan dakwah. Sementara tongkat yang diberikan adalah juga untuk digunakan oleh khotib.
“Maka dengan penuh kepercayaan dan kehormatan, saya atas nama Keraton Kacirebonan berkenan menganugerahkan Sela Palinggihan ini kepada KH Dedi Rahmat Sandi,” kata Sultan Kacirebonan IX.
Sela Palinggihan merupakan sebuah batu andesit yang secara khusus dipesan oleh Sultan Kacirebonan IX di Desa Waru Gede Blok Kedoya, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Pembuat Sela Palinggihan tersebut adalah Keluarga Panca Kedoya.
Sedangkan KH Dedi Rahmat Sandi atau yang biasa disapa Abah Dedi, merasa terharu atas penganugerahan tongkat dan Sela Palinggihan oleh Sultan Kacirebonan IX. Bagi Abah Sandi penganugerahan itu adalah sebuah amanat yang harus dipegang teguh.
“Sela Palinggihan itu memiliki latar belakang yang panjang. Pada masa lalu ada batu yang disebut Watu Gilang, tempat dimana Sri Baduga Raja Siliwangi hingga raja terakhir dilantik. Batu itu adalah simbol sakral kekuasaan Sunda, khususnya keturunan Prabu Siliwangi,” terang Abah Dedi seraya memaparkan atar belakang digunakannya Batu Andesit di dalam lingkungan keraton.
Sela Palinggihan anugerah Sultan Kacirebonan IX tersebut rencananya akan diletakkan di bagian mimbar Mesjid Jami Al Husna di Banjaran Pucung, Depok, Jawa Barat.
“Mesjid yang saya inisiasi ini, masih dalam proses penyelesaian. Insya ss akan rampung dalam beberapa bulan lagi,” kata Abah Dedi. Lalu apakah alasannya Sela Palinggihan itu akan disimpan di Mesjid Al Husna?
“Nanti saya akan jelaskan semua, termasuk nilai-nilai filosofisnya. Tapi nanti saja ya, pada saat mesjid diresmikan,” tambah Abah Dedi kepada POSBERITAKOTA, seraya mengumbar senyum penuh arti. ■ RED/HANNOENG M. NUR/EDITOR : GOES