Saat Isi Kajian Shubuh Ramadhan, KYAI ABDUL RASYID : “Kalau Mau Taubat Jangan Sampai Nunggu Hari Tua Dulu!”

BEKASI (POSBERITAKOTA) □ Ada dua hal terkait nikmat yang sering kita abaikan selama ini sebagai hamba dari Allah SWT. Apa itu? Yakni nikmat sehat dan nikmat luang waktu. Sebab, di dalam Al-Qur’an digambarkan bagaimana penyesalan orang-orang Kafir terdahulu. Mereka hidup di dunia punya banyak atau luang waktu, termasuk umur panjang, tapi tidak digunakan untuk hal-hal yang positif.

Hal tersebut di atas merupakan intisari dari materi kajian ba’da Shubuh di hari ke-11 bulan suci Ramadhan 1444 H yang disampaikan secara tegas dan lugas oleh Kyai Abdul Rasyid S.Ag. Sebanyak kurang lebih 60an jamaah rutin dari Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kelurahan Kabalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, tetap bersemangat untuk mendengarkan tausyiah-tausiyahnya.

“Jangan sampai diri kita sebelum ajal tiba, dimana detik nafas sudah di kerongkongan, baru menyadari. Minta ditangguhkan dulu. Sebab, seseorang yang dalam kondisi tersebut, waktu satu menit pun berharga buat dirinya. Untuk bersedekah dan ingin menjadi amal sholeh. Karena, Allah SWT masih kasih kesempatan taubat, sebelum meninggal dunia,” ujarnya.

Lanjut Kyai Rasyid dalam kajiannya, karena Allah SWT masih kasih kesempatan bertaubat, sebelum meninggal dunia. Terlebih saat ini tinggal mau berapa hari lagi yang sudah memasuki bulan suci Ramadhan di hari ke-11. Makanya, sisa waktu antara (18 atau 19 hari) kedepan, harus betul-betul dimaksimalin. Padahal, kayak baru kemarin masuknya bulan puasa.

“Ayo sholatana, rukuana dan sujudana. Di situ semua lengkap, bisa terakumulasi dalam doa kita. Dan yang pertama adalah sholat, baik sholat wajib maupun yang sholat sunah. Orang dulu kalau Sahur, pukul 02.30 WIB, terus sholat malam atau sholat Tahajud,” urainya, menambahkan.

Menurut Kyai Rasyid lebih lanjut, jika kita mau minta dan diterima, maka bersujudlah. Juga agar sholat kita diterima. “Melalui sujud itu dekat-dekatnya kita sebagai hamba dengan Allah SWT. Kita berdoa saat sujud terakhir. Ceritakan dalam sujud terakhir, apa yang kita alami. Insya Allah dapat pertolongan dari Allah SWT. Jadi, kita betul-betul menghambakan diri kepada Allah SWT,” ucapnya.

Masih terkait dengan bulan suci Ramadhan, dijelaskan Kyai Rasyid secara detail, bahwa Rasulullah SAW membaginya dalam 3 tahapan. Kalau puasanya selama 30 hari, berarti dalam satu tahapan adalah 10 hari yang tinggal dikalikan 3. Sedangkan saat ini yang sudah memasuki hari ke-11, fase kedua yang benar-benar penuh arti. Apa itu?

“Dari mulai 11 sampai 20 Ramadhan, volumenya harus lebih ditingkatkan. Seperti kita lihat ditayangan TV, di negeri Timur Tengah, terlihat semangat warganya semakin kuat. Jadi, bukan cuma makanan (pedas-red), ternyata di dalam ibadah pun ada levelnya juga,” tuturnya dengan kalimat gamblang dan gampang dicerna.

Menurutnya di sisa 20 hari puasa, saran Kyai asli Babelan, Bekasi satu ini – Ghirah (semangat-red) di dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan, harus kembali kita kuatkan. “Tinggal 20-an hari lagi. Puasa itu kan capek? Siapa bilang! Kalau dasarnya iman dan berharap ridho dari Allah SWT, justru berat jadi enteng,” katanya.

Pada bagian akhir dimana dijadikan point paling penting, diutarakan Kyai Rasyid sambil menyebut ada di Surah Al Imron ayat 133 yang artinya bahwa di dalam berpuasa segera cari maknanya buru-buru. “Jangan pernah tunda. Seperti kita mau Taubat, jangan sampai nunggu hari tua dulu! Sama dengan kita yang selalu diingatkan bahwa jangan menunda kebaikan hari ini untuk besok,” pintanya.

Disebutkan bahwa mumpung ketemu Ramadhan di tahun ini. Sebab, belum tentu ketemu dalam kesempatan Ramadhan berikutnya. Jangan merasa umur kelihatan panjang, tapi sebenarnya singkat. Nabi Muhammad/Rasulullah SAW, standarnya 63 tahun cukup. Berbeda dengan umur nabi-nabi sebelumnya, seperti Nabi Adam AS, sampai berusia 1000 tahun.

“Pada 21 Ramadhan ke sana, ada Malam Lailatul Qodar. Jadi, jangan cuma minta atau doa panjang umur. Mintalah ampunan kepada Allah SWT, karena jauh lebih besar dari murka-NYA. Bahkan, Allah SWT lebih senang jika diminta ampunan-NYA. Apalagi, kebesaran Allah SWT itu sangat luar biasa,” tutup Kyai Rasyid.RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri