BEKASI (POSBERITAKOTA) □ Perintah atau ajaran yang sekaligus merupakan sunah Baginda Nabi Besar Muhammad/ Rasulullah SAW agar memperbanyak membaca Al Qur’an di bulan suci Ramadhan, ternyata sudah menjadi tradisi di lingkungan Pesantren Khusus Yatim As-Syafi’iyah yang beralamat di Jalan Raya Jatiwaringin No.76 Pondok Gede, Bekasi – dengan menggelar ‘Lomba Ketahanan Membaca Al Qur’an’.
Bahkan, tradisi tersebut telah dicanangkan oleh pendiri Pesantren Khusus Yatim As-Syafi’iyah Prof Dr Hj Tutty Alawiyah AS (almarhumah), tentu saja agar istiqomah diteruskan oleh pewarisnya hingga saat ini dan kedepannya. Tujuannya demi menjadikan santri-santri yang berada dalam binaan Pesantren Khusus Yatim As-Syafi’iyah untuk terus mencintai atau membaca Al Qur’an.
Prof Dr H Dailami Firdaus, putra dari mendiang Prof Dr Hj Tutty Alawiyah AS dan juga cucu ulama kharismatik asal Betawi KH Abdullah Sya’fiie, berkenan membuka pelaksanaan ‘Lomba Ketahanan Membaca Al Qur’an’, Sabtu (8/4/2023) pagi tadi selepas sholat Shubuh.
“Kegiatan ini memang sudah menjadi tradisi tahunan setiap datangnya bulan suci Ramadhan. Sedangkan peserta seluruh santri-santri yang dibina dan berada di Pesantren Khusus Yatim As-Syafi’iyah. Alhamdulillah, setiap tahunnya bisa berjalan sesuai harapan dari mendiang ibunda Prof Dr Hj Tutty Alawiyah AS,” tutur Prof Dailami kepada POSBERITAKOTA.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk pelaksanaan ‘Lomba Ketahanan Membaca Al Quran’ pada Ramadhan 1444 Hijriyah di tahun 2023 Masehi ini, diadakan dalam rangka peringatan Nuzurul Qur’an. Untuk peserta diikuti oleh seluruh santri-santri yang ada Pesantren Khusus Yatim As-Syafiiyah dan dilaksanakan mulai lepas ba’da atau sholat Shubuh hingga menjelang ba’da Ashar.
Ditambahkan Prof Dr H Dailami Firdaus yang juga dikenal sebagai Senator DKI Jakarta (Anggota DPD RI), kegiatan tersebut bakal terus diadakan karena merupakan amanat dari pendirinya, Prof Dr Hj Tutty Alawiyah AS. “Insya Allah, kami akan terus menjaga istiqomah dan lebih meningkatkan dalam hal pelaksanaannya dari tahun ke tahun,” pungkas Bang Dai, panggilan akrab dari sosok cendekiawan Muslim tersebut. ■ RED/AGUS SANTOSA