OLEH : PROF DR KH NASARUDDIN UMAR MA
JIKA diibaratkan sebuah istana, surah al-Fatihah adalah pintu gerbangnya. Kemegahan istana dapat dinilai melalui keindahan pintu gerbangnya. Surah al-Fatihah, secara harfiah berarti pembukaan (the Opening, the Prologue), mengesankan adanya jalan terbuka bagi hamba siapa pun yang herndak mendekati diri-NYA.
Allah SWT menciptakan manusia dengan cinta dan langsung ditunjuk sebagai khalifah, meskipun para malaikat mempertanyakan keberadaannya, sebagaimana disebutkan dalam ayat : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman : “Sesungguhnya. Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (QS.al-Baqarah [2]: 30).
Allah SWT terus memberikan berbagai kekhususan dan kelebihan kepada manusia. Allah SWT Maha Sadar dan Maha Memahami sifat dan karakter manusia yang sewaktu-waktu bisa melakukan kerusakan alam, pertumpahan darah dan berbagai kelemahan lainnya. Namun Allah SWT tetap menegaskan kepada segenap hamba-NYA untuk tetap optimis menjalani kehidupannya.
Ia menyeru hamba–NYA dengan ungkapan kasih sayang. Katakanlah : “Hai hamba-hamba-KU yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputusbasa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya, Allah SWT mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS az-Zumar [39]: 53).
Ayat ini sangat mengesankan kita, meskipun hamba–NYA pendosa, suka melampaui batas (israf) tetap dipanggil mesra “wahai hamba-KU” (ya ‘ibadi), diminta tidak perlu putus asa dari rahmat-NYA dan Allah SWT menyatakan kesediaan-NYA untuk mengampuni dosa-dosa (a-dzunub bentuk jamak dari dzanbun) lalu ditegaskan dengan kata jami’an berarti keseluruhan dosa, kemudian ditutup ayat-NYA dengan dua nama yang termasuk dalam induk sifat (umm al-shifah) Allah SWT, yakni al-Gafur ar-Rahim (Maha Pengampun dan Maha Penyayang).
Ayat ini senapas dengan ayat-ayat surah al-Fatihah yang lebih mencitrakan Allah SWT sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang, bukan kombinasi nama-nama seperti Maha Pendendam dan Maha Angkuh (al-Muntaqim, al-Mutakabbir).
Kalangan ulama tasawuf pernah menghitung dan membuat kategori terhadap Nama-nama Indah (Asma al-Husna), di antaranya 99 nama-nama tersebut sekitar 80 persen termasuk kategori nama-nama feminine (jamaliyyah) dan hanya sekitar 20 persen yang masuk kategori nama-nama maskulin (jalaliyyah).
Lebih khusus lagi dan yang paling sering berulang dalam al-Qur’an ialah nama-nama feminine Allah SWT. Sebagai contoh perbandingan, kata al-Rahman terulang 57 kali dan kata ar-Rahim terulang 144 kali di dalam al-Qur’an.
Bandingkan dengan nama-nama maskulin-NYA, seperti kata al-Muntaqim (Maha Pendendam) dan al-Mukatabbir (Maha Angkuh) hanya masing-masing terulang satu kali di dalam al-Qur’an. Yang bertaburan di dalam halaman demi halaman al-Qur’an ialah nama-nama feminine.
Dari segi inilah Prof Sachiko Murata dalam buku monumentalnya, The Tao of Islam, menyimpulkan Allah SWT lebih menonjol sebagai “Tuhan Keibuan” (the Mother of God) daripada “Tuhan Kebapaan” (the Father of God).
Penempatan letak surah al-Fatihah sebagai awal atau permulaan al-Qur’an tentu memiliki rahasia di mata Allah SWT. Menurut Syekh Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Manar, surah al-Fatihah bukan hanya penempatannya yang pertama, tetapi surah ini paling awal diturun oleh Allah SWT.
Hal ini tidak bertentangan dengan riwayat yang mengatakan ayat yang pertama turun ialah lima ayat pertama dari surah al-Alaq. Betul sebagai ayat yang pertama turun, tetapi sebagai surah pertama utuh turun sekaligus ialah surah al-Fatihah.
Basmalah memiliki banyak kekhusudan. Basmalah bukan hanya populer bagi Nabi Muhammad SAW dan para umatnya, tetapi juga populer di kalangan Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.
Bahkan, ada yang mengatakan semenjak Nabi Adam AS sudah familiar dengan Basmalah. Dalan suatu riwayat dikatakan Nabi Ibrahim AS sebelum membaca doa, ia membaca Basmalah, Nabi Nuh menjalankan perahunya dengan Basamalah dan surat sakti yang membuat Ratu Balqis takluk kepada Nabi Sulaiman ialah suratnya yang berisi Basmalah. □ (***/goes)