Khutbah di Babelan Bekasi, USTADZ NUR ALI : “Hakekat Idhul Fitri Itu Orang yang Ketaatannya Bertambah Setelah Ramadhan”

BEKASI (POSBERITAKOTA) □ Ada satu hal yang harus dan perlu diingat terkait datangnya Idhul Fitri. Bukan dinilai sekadar celana maupun baju baru. Atau, berbahagia dengan pesta makanan yang serba enak. Tetapi, Idhul Fitri itu sendiri hakekatnya adalah orang yang ketaatannya kepada Allah SWT bertambah, setelah Ramadhan.

Demikian intisari penekanan khutbah yang disampaikan Ustadz Nur Ali M.Ag selaku imam dan khotib dalam pelaksanaan sholat Ied di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (22/4/2023).

Namun sebelum pelaksanan sholat Ied, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al-Ikhlas RW 025 VGH, Khoirul Anwar, menyampaikan laporan terkait infaq dan tromol dari para jamaah selama pelaksanaan sholat Taraweh di bulan suci Ramadhan. Termasuk progres pembangunan fasilitas tempat wudhu untuk lantai dasar yang sudah rampung dan bisa dipergunakan pada awal Ramadhan kemarin.

Dihadapan sekitar 500-an jamaah yang hadir memadati ruang utama (indoor) masjid hingga pelataran, Ustadz Nur Ali yang asli Babelan (Bekasi) menyebutkan bahwa ketaatan yang dimaksud adalah terjadinya perubahan. Dari sebelum, saat menjalani Ramadhan dan setelah Hari Raya Lebaran (Idhul Fitri).

“Seperti sebelum Ramadhan pelitnya bukan main, setelah Hari Raya Lebaran, jadi rajin bersedekah. Kemarin sama tetangga kagak akur, terus berubah menyambung silaturahmi dan akur lagi. Termasuk, kemarin-kemarin kagak pernah ke masjid, jadi dan rajin ke masjid dan mau ngaji,” urainya, menambahkan.

Melanjutkan khutbahnya, Ustadz Nur Ali menyampaikan bahwa saat ini kita tengah merayakan ‘kemenangan‘, setelah kendalikan hawa nafsu. Menjaga makan dan minum serta panca indra. Juga kepada istri kita. “Pagi ini, kita kembali pada kesucian, kembali fitri. Meraih maghrifah atau ampunan, bersih dari dosa-dosa. Sebab, di bulan suci Ramadhan, malaikat memohon ampunan sejak mulai berpuasa sampai Imsak,” ulasnya.

Dalam mengendalikan hawa nafsu, sebut Ustadz Nur Ali lebih lanjut, hasilnya kita bisa lebih tinggi dari harkat Malaikat. Begitu pula sebaliknya, kita bisa lebih rendah dari binatang. Seperti Rasulullah SAW dalam satu hadistnya, tidak ada artinya kalau cuma Istighfar dan mohon ampunan saja, kalau kita tidak sholat dan menunaikan bayar zakat,” ucapnya, lagi.

Namun dibalik kebahagiaan manusia meraih ampunan dosa setelah Ramadhan, justru ada yang menjerit, yakni Iblis. Setiap datang Hari Raya Lebaran (Idhul Fitri), Iblis gundah dan menderita. Kenapa? Karena, manusia meraih segala ampunan dosa dari Allah SWT.

“Sampai-sampai Raja Iblis marah, ketika ada orang Islam kumpul-kumpul berbahagia dalam suasana Lebaran. Karenanya, Raja Iblis memerintahkan (tugas) untuk turun gunung lagi, menggoda umat Nabi Muhammad SAW. Goda lagi dengan minum-minuman keras, supaya Allah SWT murka lagi,” paparnya, panjang lebar.

Pada bagian akhir, Ustadz Nur Ali menuturkan bahwa dalam suasana Hari Raya Idhul Fitri, umat Nabi Muhammad SAW tengah berbahagia karena dapat THR. “Nah, THR apa yang dikasih oleh Allah SWT. Dari menjalani puasa, bersedekah, sholat Taraweh, pada nuntut pahala. Dengan disaksikan para Malaikat, dosa-dosa mereka sebagai umat Nabi Muhammad SAW, dihapus semua,” katanya, mengakhiri. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri