Selain Berbasis Kinerja, PEMILU 2024 Besok Harus Bisa Melahirkan Sosok Pimpinan Dewan yang Intelek & Profesional

JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Perhelatan Pemilu Serentak 2024 sudah di depan mata. Namun mencuat harapan hasil dari situ sudah saatnya melahirkan anggota legislatif dengan kader intelektual yang mumpuni dan punya sikap profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai ‘wakil rakyat’

Pasalnya, seperti kita tahu bahwa ‘wakil rakyat‘ yang dihasilkan selama ini, justru harus diakui masih belum maksimal, terutama dalam menjalankan fungsi budgeting, legislasi serta monitoring demi terwujudnya Jakarta yang bermartabat. Yang pada gilirannya bisa mengangkat Jakarta bisa sejajar dengan kota-kota besar dunia.

Hal yang justru mengundang keprihatinan, beberapa diantaranya para legislator (anggota DPRD DKI) yang cenderung hanya memperjuangkan dirinya sendiri dan bahkan kelompoknya. Demikian dikatakan secara terbuka oleh pengamat kebijakan publik, Amir Hamzah saat ditemui POSBERITAKOTA, Rabu (3/5/2023) di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

“Coba saja kita perhatikan faktanya, masih saja seperti itu. Mereka terus ikut mendaftar kembali maju dalam pemilihan legislatif. Padahal, mereka tidak bisa melakukan apapun, termasuk minim ilmu pengetahuan. Dan, itu terjadi demi mendapatkan berbagai proyek,” tutur pria gaek yang tetap berpenampilan necis itu, lagi.

Namun saat disinggung terkait ada beberapa anggota dewan yang masa baktinya sudah 3 periode, Amir melontarkan harapan sebaiknya hal itu tidak perlu ada atau terjadi.

“Sebab kan sebenarnya dari partai ada regenerasi. Kita ambil contoh Ketua DPRD DKI saat ini, yakni Pak Prasetyo Edi Marsudi, seharusnya tidak Nyaleg lagi dan pindah ke DPR RI Pusat. Mestinya begitu. Memang kalau kita bandingkan Jakarta dengan daerah lainnya, di sini sangat menggiurkan, terlebih lagi jika dia main proyek,” ujar Amir.

Begitu pula tentang adanya anggota dewan yang kurang berkualitas, Amir pun menegaskan bahwa hal tersebut sangat tergantung dari partai yang menjadikannya sebagai kader. “Makanya saya khawatir, jika partai tidak menempuh jalan penyegaran, nanti suaranya malah bakal merosot,” ucap dia, menambahkan.

Sedangkan terkait pola kepemimpinan atau pimpinan dewan yang terkesan arogan dan bahkan bergaya premanisme, Amir mengaku hal itu tidak terjadi dalam kegiatan resmi. “Bahwa dia pernah masuk dunia itu, dia sendiri mengakui. Tapi, saya lihat itu tidak dipraktekkan dalam kinerja formal dewan. Ya, meskipun sesekali dalam hubungan orang per orang sikap itu terlihat,” ungkap Amir.

Menurutnya lebuh lanjut kalau ada pihak tidak mengerti wajar juga emosi muncul. “Intinya harus ada penyegaran, harus ada ketegasan dari pimpinan partai politik,” tegasnya.

Karena itulah sebagai harapan kedepannya, kata Amir, dari hasil pemilu legislatif (Pileg), partai politik (Parpol) pemenang harus dapat memilih ketua dewan yang memiliki kualitas yang baik.

“Sebaiknya memang untuk Parpol pemenang Pemilu 2024 nanti, ya pastinya akan menjadi ketua dewan. Parpol pun harus bisa memilih sosok pimpinan dewan harus yang intelek dan memiliki ilmu pengetahuan yang bagus serta luas,” tutup Amir. ■ RED/AGUS SANTOSA.

Related posts

Dihadiri Cagub Ridwan Kamil, ADI KURNIA Bersama AKSI Berbagi 5000 Tebus Sembako Murah di Condet Jaktim

Bukan Hanya dari Tokoh Masyarakat Jakarta, PRAMONO – BANG DOEL Kantongi ‘Peluru Emas’ Dukungan Ulama & Habaib

Rasanya Sulit Tembus 51 Persen, PILKADA JAKARTA 2024 Bakal Melalui Dua Putaran