OLEH : PROF. DR. H. NASARUDDIN UMAR, MA
KEKUATAN apa yang dimiliki Nabi sehingga bisa mendengarkan dan memahami sesuatu yang menurut orang lain itu wilayah alam gaib? Apalah hanya Nabi yang dapat mengakses alam gaib? Dalam ilmu tasawuf, fenomena-fenomena yang dialami Nabi dapat dijelaskan.
Ketika seseorang mampu membuka tabir yang menghijab dirinya, dia bisa menembus masuk ke dalam suatu alam yang disebut dengan alam mitsal (istilah Ibnu ‘Arabi) atau alam khayal (istilah Al-Gazali) yang diterjemahkan oleh William C Chittick dengan The Imaginal Worlds.
Alam mitsal biasa juga disebut dengan alam antara (barzakh) karena berada di antara alam syahadah mutlak dan alam gaib. Ini menunjukkan bahwa alam barzakh bukan hanya alamnya orang yang sudah wafat, melainkan juga dapat diakses orang-orang yang masih hidup, tetapi diberi kekhususkan oleh Allah SWT.
Dengan kata lain, tidak mesti harus menunggu kematian untuk mengakses alam barzakh. Alam mitsal adalah alam spiritual murni, tetapi masih bertransformssi ke alam syahadah. Orang-orang yang diberi kemampuan memasuki alam ini memiliki kekhususan untuk mengaktifan indra-indra spiritualnya sehingga mereka mampu berkomunikasi secara spiritual dengan alam-alam lain, ternasuk dunia lain.
Mereka bisa berkomunikasi interakif dengan arwah yang meninggal jauh sebelumnya. Mereka pun dapat berkomunikasi dengan malaikat dan jin, termasuk dengan benda-benda alam, tumbuh – tumbuhan dan hewan.
Ingat, tidak ada ‘benda mati‘ dalam kamus Tuhan. Semua bisa bertasbih, “Tetapi, kita yang tidak mampu memahami tasbih mereka (wa lakin la la ta’lamu tasbihahum),” demikian penegasan Allah SWT.
Pengalaman ini banyak ditunjukkan di dalam Al-Qur’an dan Hadist seperti peristiwa Khidit yang diberi ilmu laduni (min ladunni ilman) dalam Surah al-Kahfi. Dengan ilmunya itu, ia memahami masa depan anak kecil yang dibunuhnya. Nabi Sulaiman AS bisa berkomunikasi dengan malaikat, jin, burung – burung, ikan dan angin.
Nabi Muhammad SAW dalam beberapa hadist dijelaskan berdialog dengan binatang (Unta dan Kijang), berdialog dengan mimbar tua dan berkomunikasi dengan Nabi-Nabi yang hidup jauh sebelumnya. Nabi secara intensif berkomunikasi dengan Jibril dan malaikat-malaikat lainnya. Dalam literatir tasawuf, ternyata hanya para Nabi yang dapat mengakses alam barzakh dengan alam mitsalnya. Para wali (auliya) dan orang-orang pilihan Tuhan pun melakukannya.
Kitab Jami Karamat al-Auliya karya Syekh Yusuf bin Isma’il al-Nabhani (2 jilid) mengungkap sekitar 695 nama-nama berkemampuan mengakses alam mitsal. Hal itu ditandai dengan kemampuan mereka melakukan sesuatu yang bisa disebut dengan ‘perbuatan luar biasa‘ (khariq li al-adah) atau karamah. Ternyata, banyak sekali di antara mereka yang dapat berkomunikasi aktif dengan Rasulullah. Antara lain, Imam Al-Ghazali dan Ibnu Arabi sebagaimana diuraikan dalam artikel terdahulu.
“Jika Allah SWT menghendaki, Dia memberi kemampuan kepada kekasih-NYA mengakses alam terjauh sekalipun. Seperti dijelasakan dalam firman-NYA, (Dialah) yang Mahatinggi derajat-NYA yang memiliki ‘Arasy yang menurunkan wahyu dengan perintah-NYA kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-NYA agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat)” (QS. al-Mu’min [40] : 15).
Alam mitsal merupakan dambaan para pencari Tuhan (salik/murid). Namun, di sini perlu ditegaskan, jangan ada yang menjadikan alam mitsal sebagai tujuan. Mujahadah dan riyadhah semata-mata dilakukan untuk memohon ridha Allah SWT, bukan untuk mencapai karamah atau untuk mengakses alam mitsal. □ (***/goes).