JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Sungguh tak masuk akal dan dinilai aneh, ketika melakukan tindakan atau perbuatan pembakaran Al-Qur’an dianggap sebagai hal yang biasa saja. Bahkan sering lepas dari jerat hukum, karena selalu mengatasnamakan ‘kebebasan berpendapat dan berekspresi’.
“Padahal, perbuatan yang dilakukan itu, jelas-jelas merupakan penistaan agama. Dan, bisa dipastikan karena kebencian terhadap Islam, “tegas Anggota DPD RI Dapil Provinsi DKI Jakarta, Prof Dr H Dailami Firdaus SH L.LM, kepada POSBERITAKOTA, Sabtu (1/7/2023).
Oleh karenanya, Prof Dailami mengutuk keras baik itu terkait kejadian pembakaran Al-Qur’an maupun terhadap pelakunya. Sebab, menurutnya, tindakan semacam itu bukan kali pertama terjadi di Swedia. Tapi, pelaku pembakaran pun dengan tenang menyatakan bakal mengulangi perbuatannya kembali.
Sementara itu dikatakan Prof Dailami lebih lanjut, perlu diketahui bersama bahwa pada tahun 2022, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 15 Maret sebagai ‘Hari Internasional‘ untuk memerangi Islamofobia. Namun peringatan itu seperti hanya isapan jempol belaka. Kenapa? Karena belum adanya kesepakatan bersama, bagaimana membuat jera bagi pelaku yang jelas-jelas melakukan pengrusakan, pelecehan, penistaan maupun ujaran-ujaran kebencian terhadap agama Islam.
“Kembali, saya berharap agar Pemerintah melakukan komunikasi yang intensif untuk dapat menyamakan persepsi bahwasanya tindakan pembakaran Al-Qur’an dan apapun hasutan kebencian layak diberikan sanksi tegas. Tujuannya agar tidak terulang kembali dan perbuatan tersebut bukanlah merupakan kebebasan berpendapat dan berekspresi, melainkan dapat mencederai demokrasi dan kedaulatan,” paparnya, panjang lebar.
Belajar dari kejadian demi kejadian, tambah Prof Dailami, tentunya ini adalah pekerjaan yang tidak mudah bagi kita umat Muslim untuk dapat memerangi pemikiran-pemikiran negatif tentang Islam dan menyakinkan bahwasannya Islam adalah agama yang ‘Rahmatan Lil Alamin’.
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari, dimana Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim itu adalah orang dan orang-orang Muslim lainnya yang merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya,” pungkas Senator DKI Jakarta yang akrab dengan panggilan nama ‘Bang Dailami’ serta dikenal sebagai putra dari Prof Hj Tuty Alawiyah AS (almh) dan cucu dari Ulama Kharismatik asli Betawi, KH Abdullah Syafi’ie (alm) ® [RED/AGUS SANTOSA]