Panda Nababan Sebut Gibran ‘Anak Ingusan’, SEKJEN GERAKAN PEMUDA KA’BAH M THOBAHUL AFTONI : Demokrasi Itu Sangat Terbuka untuk Semua

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Mensikapi statement terbuka politikus senior dari PDI Perjuangan Panda Nababan yang menyebut bahwa Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka masih sebagai ‘anak ingusan‘, ternyata banyak mendapat reaksi dari sejumlah pihak.

Salah satunya adalah datang dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK), M. Thobahul Aftoni yang berani angkat bicara. Ia bilang bahwa demokrasi itu sangat terbuka untuk semua. Seperti dalam keterangan tertulisnya yang diterima POSBERITAKOTA, Senin (3/7/2023).

“Sebenarnya, pernyataan tersebut tidak pantas diungkapkan oleh politikus senior seperti beliau. Hal itu kan melanggar hak-hak demokrasi orang lain yang dijamin oleh undang-undang,” tegas Toni, sapaan M. Thobahul Aftoni, memberi tanggapan.

Terlebih lagi, masih menurut Toni lebih lanjut, Mahkamah Konstitusi atau MK berpeluang mengabulkan gugatan Pasal 169 huruf q UU 7/2017 terkait batas usia presiden di bawah 40 tahun. Dengan begitu, tambah dia, demokrasi itu sangat terbuka untuk semua.

Dalam pandangannya jika MK mengabulkan gugatan, maka hal tersebut merupakan bentuk kemajuan demokrasi di Indonesia. Artinya apa? Bahwa demokrasi di Indonesia sangat dimungkinkan mengakomodir kepentingan politik, terutama bagi kader-kader atau politikus muda.

“Seperti kita tahu bahwa demografi untuk pemilih muda, bakal tetap mendominasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang,” ucap Toni, menambahkan.

Pada bagian lain, Toni juga mengingatkan bahwa banyak negara lain yang sudah dipimpin oleh tokoh-tokoh muda yang usianya masih di bawah 40 tahun. “Dua diantaranya, sebut saja misalnya sosok Presiden Chile, Gabriel Boric yang baru memasuki usia 35 tahun dan Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin, malah berusia 34 tahun,” kata Toni, tandas.

Namun sebelumnya, politikus senior PDI Perjuangan Panda Nababan, menyebut kalau Gibran Rakabuming Raka butuh belajar dan butuh melewati proses seperti Joko Widodo. Bahkan, ia juga bilang tak ingin kepemimpinan di Indonesia menjadi dinasti politik.

“Itulah sebenarnya saya menanggapinya. Dan, kemudian dalam hal ini Gibran sendiri banyak yang harus perlu dia pelajari,” lontar Panda Nababan seperti dilansir di banyak media nasional beberapa hari belakangan ini.

Bahkan, Panda Nababan pun menilai agar Gibran harus lebih banyak berproses dan belajar. Termasuk memberi contoh saat Gibran dimintai pendapat mengenai arah Jokowi setelah Presiden nanti, supaya kembali ke Kota Solo saja. ® [RED/AGUS SANTOSA]

Related posts

Daftarkan Diri Melalui Partai NasDem, KANG YUWONO Siap Menuju Target Banyuwangi 1

Merupakan Ide Bagus, PENGAMAT YUSAK FARHAN : Presidential Club Jadi Jembatan Menuju Rekonsiliasi Elite

Sudah 3 Periode Duduk di Parlemen Senayan, EKO PATRIO Digadang PAN Masuk ke Kabinet Prabowo-Gibran