JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Memiliki eksistensi lain diluar profesi atau karir sebagai abdi negara, nampaknya menjadi obsesi AKP Seala Syah Alam. Polisi wanita (Polwan) satu ini tengah menjabat sebagai Kapolsek Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Patut diketahui pula bahwa beliau merupakan Polwan yang pernah menjadi Kapolsek termuda se-Indonesia ketika menjabat Kapolsek Lingsar di NTB dulu.
Bicara soal tugas keseharian, AKP Seala malah kerapkali turun tangan untuk mengatur lalulintas di kawasan BSD dan bahkan sampai harus mengendarai motor sendiri untuk berpatroli. Ada empat hal atau prinsip terkait filosofi kerja yang selalu ditanamkan selama ini. Apa saja? Keempat prinsip dalam bertugas yang dikedepankan yakni harus peka, antisipatif, tegas serta humanis.
Maka tak heran jika segala kegiatan yang dijalani selama ini, menurut AKP Seala, tercurahkan demi mengabdi kepada masyarakat. Bahkan dari hasilnya telah diperlihatkan dengan banyaknya kasus-kasus yang terungkap dengan sangat cepat dibawah ‘komando‘ alias kepemimpinannya selama ini.
Sebut saja misalnya terkait kasus pembunuhan yang berhasil diungkap dan bahkan pelakunya berhasil dibekuk dalam tempo atau waktu 1 x 24 jam. Begitu pula penangkapan komplotan penipuan toko emas yang sudah beraksi selama tiga tahun di Tangerang. Termasuk sukses membongkar sindikat pencurian kendaraan bermotor di daerah Pamulang serta membekuk penipu calo tiket konser K-POP NCT.
Diluar catatan prestasi di atas, belakangan nama sosok AKP Seala Syah Alam tengah memantik perhatian khalayak di media sosial (Medsos). Kenapa? Karena beredarnya video viral pengemudi arogan yang dilumpuhkan atlet MMA Rudy ‘Golden Boy’ Agustian. Responnya yang cepat dalam memberikan hukuman tilang pada sang pengemudi arogan, mendapatkan apresiasi dari publik atau masyarakat luas.
Siapa sangka jika kemudian sosok Polwan yang tegas dan humanis satu ini, tidak hanya sebatas pada memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kini, AKP Seala Syah Alam juga tengah berkonsentrasi membangun atau mendirikan sebuah Galeri Kaligrafi yang menjadi salah satu warisan budaya di Desa Lengkong Kulon. Bahkan, ia berharap kemunculan galeri itu nantinya dapat memperbanyak seniman yang bergabung di kerajinan kaligrafi, sehingga kedepanya bisa dikembangkan menjadi UMKM dan tembus pasar Internasional.
“Awalnya karena pengalaman, dimana saya melihat di salah satu wilayah yakni Desa Pagedangan di Lengkong Kulon. Di situ ada Kampung Lengkong Kyai yang memiliki warga dengan banyak darah seniman kaligrafi. Juga diikuti atau diturunkan kepada penerusnya. Hanya sayangnya tidak memiliki wadah yang layak. Karena itulah, kami berinovasi untuk membangun sebuah Galeri Kaligrafi demi memberikan sarana atau fasilitas dalam bentuk wadah,” katanya.
Selain itu AKP Seala pun memancang harapannya untuk mengakomodir dan sekaligus mewadahi mereka. “Apalagi karya-karya kaligrafinya memiliki nilai jual yang bagus, sehingga bisa menjadi UMKM untuk warga sekitar. Makanya, bangunan Galeri Kaligrafi ini juga disiapkan untuk anak-anak yang memiliki hobi kesenian menggambar dan kemudiah dapat menyalurkan bakatnya,” ujar AKP Seala, menambahkan.
Tak ada harapan lain bagi AKP Seala Syah Alam, kecuali wadah dalam bentuk Galeri Kaligrafi, kelak bisa bermanfaat lebih luas kedepannya. “Insya Allah, apa yang kita ikhtiarkan dalam tujuh bulan ini, bisa segera selesai. Semoga saja hal ini bisa bermanfaat untuk warga Lengkong Kulon, selain dapat untuk meningkatkan UMKM sekitar,” pungkasnya.
Seperti diketahui bahwa Kaligrafi adalah seni yang menjadi bagian dalam penyebaran agama Islam, termasuk di Indonesia. Nah, di Desa Lengkong Kulon ini terdapat kampung ‘Lengkong Kyai‘ yang merupakan penghasil seniman hebat, pelukis Kaligrafi Qiswah dan termasuk juga mengikuti pameran di tingkat Internasional. © [RED/AGUS SANTOSA]