Program Hikmah di Masjid Istiqlal Jakarta, PERUNDUNGAN Perilaku Tak Berbudi & Tak Bertimbang Rasa

OLEH : USTADZAH NURUL FAJRIYAH

DUKA mendalam atas kasus atau akrab disebut bullying, kekerasan, perilaku dan perkataan buruk di beberapa daerah di Indonesia, yang kabarnya meluas berselancar di media massa, meninggalkan bekas luka, duka dan rasa kecewa bagi para pembaca. Juga kami salah satunya.


Betapa miris, ngeri dan pedihnya akhir-akhir ini mengetahui adanya kabar anak di Gresik Jawa Timur yang matanya dilukai dengan tusuk bakso oleh anak lain yang diduga kakak kelasnya di sekolah. Atau juga yang dilakukan sesama siswi di salah satu sekolah negeri di Langkat, serta siswa sekolah SMA di Curug Tangerang, juga banyak kasus lainnya yang jejak kasusnya bisa ditelusuri di media.

Betapa semua pelaku perundungan, yang notabene masih dalam kategori usia anak dan remaja itu, sudah ringan tangan melakukan hal-hal yang tidak berbudi, tidak bertimbang rasa, jauh dari yang dituntunkan agama, yang diteladankan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.

Padahal jelas Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Al- Qur’an surat Al-Hujurat [49] ayat 11:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok – olok) dan jangan pula perempuan- perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang dzalim”.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

Artinya: “Dari Abdullah bin ‘Amr dan Jabir bin Abdillah radiyallahu ‘anhum secara marfu’, “Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Orang yang berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah” (Hadis sahih – Muttafaq’alaih).

Betapa bijak dan mulianya, jika kita bisa memilih pilihan yang Allah subhanahu wata’ala suka, berkahi dan ridhai, yaitu menjadi seorang muslim yang bertakwa, saling menjaga sesama, bertutur dan berprilaku baik, menjaga hati dan diri orang lain.

Betapa bijak dan mulianya, jika kita bisa memilih langkah yang Allah subhanahu wata’ala perkenankan, yaitu menjadi seorang muslim yang membela kehormatan saudaranya, sesamanya, orang lain yang teraniaya. Hal ini juga lebih terhormat, tidak meninggalkan bekas luka dalam hati dan raga orang lain, dan tidak meninggalkan rekam jejak tindakan kriminal yang memiliki dampak seumur hidup, sepanjang masa dan usia.

Pada kolom Hikmah ini, izinkan kami juga berpesan bagi pembaca untuk terus berani membela, menjaga dan melindungi korban perundungan. Karena tulusnya niat kebaikan perlu diimbangi dengan keberanian untuk memberantas kejahatan.

Allah subhanahu wata’alaa berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati” (QS. Al-Hujurat [49]: 10).

Semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa menjaga, melindungi kita dari segala perilaku dan perbuatan yang menyebabkan kita bermaksiat kepada-Nya, serta pada setiap usaha-usaha dalam mendamaikan dan melindungi orang lain yang teraniaya, kita semua memperoleh rahmat dan ampunan-Nya. Wallahu a’lam bisshawab. □ [***/goes]

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri