Banyak Kasus Bunuh Diri, COACH RHEO Bilang Pemicu Utama karena Akibat Alami Gangguan Mental

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Sebuah studi telah menemukan bahwa angka kematian dengan cara nekad bunuh diri, karena diakibatkan mengalami gangguan kesehatan mental, cukup tinggi. Karuan saja hal tersebut menjadi problem krusial yang tengah dihadapi Indonesia. Kasus yang terjadi malah dikentarai bisa empat kali lebih besar dari data resmi.

Seperti pada periode Januari-Juni 2023 saja, POLRI merilis terdapat 663 kasus bunuh diri di Indonesia. Yang pasti, angka tersebut justru meningkat sebesar 36,4%, dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2022 (486 kasus).

“Problem atau kasus bunuh diri cukup meningkat di Indonesia dan bahkan untuk di seluruh dunia. Apalagi kalau bukan karena tekanan ekonomi yang menjadi salah satu penyebab terciptanya beban mental dalam jiwa seseorang,” ungkap Coach Rheo yang dikenal sebagai Mind Technology Expert (Pakar Teknologi Pikiran) saat berbincang dengan POSBERITAKOTA di Jakarta, Senin (5/11/2023).

Dipaparkan Coach Rheo, kasus itu muncul kecenderungannya karena dipicu oleh gangguan kesehatan mental dengan beragam persoalan. Sebut saja kekerasan berbasis gender, perundungan, kekerasan siber dengan berbagai modus, penyakit sulit disembuhkan, juga tekanan ekonomi serta persoalan-persoalan lainnya.

“Sedangkan beban itu sendiri, seringkali tersimpan abadi dalam relung jiwa seseorang. Mereka boleh jadi semakin hari malah sulit menjalani kehidupan. Terlebih dengan hadirnya teknologi Artificial Intelligence (AI) yang lagi berkembang. Justru banyak orang putus asa, ya lantaran kehilangan mata pencaharian,” ungkap ahli kesehatan mental jebolan Certified Facilitator Access Consiousness USA, Certified Hypnotist dan Hypnotherapist (Indonesian Board Of Hypnotherapy) tersebut.

Diakui ahli yang sedang menyusun buku ‘Divine Oracular Assistance – Tension Releasing Technique Online (D.O.A TRTO)’, ternyata beban mental memang seperti parasit. Begitu sulit hilang dari dalam jiwa seseorang.

Hampir selama 200 tahun, menurut Choac Rheo, orang begitu mempercayai hal tersebut. Sejatinya, lanjut dia, ilmu pengetahuan sudah cukup lama mengkaji bagaimana trauma terjadi pada seseorang dan bagaimana kiat untuk menghadapinya?

“Jadi, seringkali trauma itu hadir, hilang dan timbul. Perlu proses healing panjang dan melelahkan. Tapi semua upaya hanya membantu melewati saja. Tidak membuat beban mental hilang permanen. Kata yang digunakan hanyalah pulih serta tinggal tunggu waktu balik lagi,” tukasnya, menerangkan.

Masih menurut Coach Rheo, dimana menggunakan kata ‘permanen’ saja, begitu tabu di dunia kesehatan mental. Kenapa? Ya, karena umumnya orang meyakini trauma mental tidak akan pernah hilang.

Terkait hal tersebut disampaikan bahwa di Amerika, berdasarkan data U.S. Department of Veterans Affairs (VA) di 2019, setiap hari ada 20 veteran perang bunuh diri akibat beban mental. “Pertanyaanya, mereka kurang apa coba? Mendapat layanan psikologis terbaik yang dunia miliki. Sedangkan menurut Max Storm, di TED Talk-nya berjudul ‘Breathe to Heal,’ kita membutuhkan solusi lain jika ingin benar-benar sembuh,” ujar Pendiri Yayasan Konseling Harapan Indonesia (YAKHIN) ini.

KEMBANGKAN DOA PHYSIO PSYCHOTERAPY

Lagi, Coach Rheo telah menjalani puluhan ribu jam praktek dan belajar di bidang teknologi pikiran dan jiwa (Mind Technology Expert). Ia juga mendapat validasi dari Associate Meta Coach dari (Meta Coach Foundation, Colorado, USA), serta Master Practitioner Of Neuro Linguistic Programming (NLP Society Florida, USA).

Saat ini Coach Rheo terus mengembangkan metode penyembuhan mental yang disebutnya DOA Physio Psychotherapy. Sebuah sistem psikoterapi yang menyasar sisi fisiologis manusia. Sistem ini menggunakan strategi berbeda total dengan sistem pendekatan psikologi ataupun biologi yang selama ini ada – baik secara kedokteran maupun obat-obatan.

“Nah, kalau psikologi diibaratkan seperti software otak dan biologi adalah hardware. Ada satu celah lagi yang tidak tersentuh selama ini, yaitu sisi fisiologi (operating system),” ungkapnya, panjang lebar.

Seperti menurut Professor Paul Ekman dari UCSF USA,Emotion is a complex physiological process.” Emosi adalah persoalan fisiologis manusia yang melibatkan faktor psikologi dan biologi yang kompleks.

Oleh karenanya, kata dia yang membuat menarik adalah bagaimana menonaktifkan reaksi fisiologis yang disebabkan oleh fenomena Amygdala Hijack (bagian organ yang bertanggung jawab terhadap perasaan dan emosi). Sehingga membuat reaktivitas tubuh terhadap trauma menjadi netral.

Menurut Coach Rheo, lupakan sehat, kalau netral saja belum. Orang sakit, kata dia, perlu sembuh dulu (posisi netral) baru bicara kesehatan. “Kayak orang jatuh dari motor patah tulang, jangan ajari dia berkendara yang baik agar tidak tabrakan atau jatuh. Mereka butuh menyembuhkan tulang yang patah, baru edukasi setelahnya,” urai pakar kenetralan mental bernama lengkap Caezarro Rey Abishur ini.

Patut diketahui bahwa selama ini banyak pihak sibuk membahas proses edukasi dan memahami teori. Namun tidak ada yang benar-benar memiliki peta langsung bagaimana menonaktifkan Amygdala yang reaktif terhadap memori tertentu. Sehingga orang tidak harus merasakan penderitaan mental seumur hidup.

“Untuk sistem DOA memang unik; tanpa dinasihati panjang lebar, tanpa seseorang harus menceritakan kejadian yang dialami secara detail. Bahkan bisa dilakukan sendiri ketika kita sudah belajar sistem ini,” ucap Coach Rheo memaparkan kecanggihan system DOA (Divine Oracular Assistance) karyanya.

Sedangkan visi Coach Rheo ingin dunia kesehatan mental seperti fitness. Semua orang bisa membuang beban mental sendiri. Tidak seperti pesakitan yang tergantung pada obat-obatan, terapis maupun fasilitator penyembuhan lainnya secara terus-menerus.

“Untuk definisi kecanduan adalah di saat orang tidak berfungsi normal. Bergantung pada sesuatu; seseorang; sebuah keadaan hanya untuk bisa bekerja seperti biasa. Ini seperti orang sakit ginjal terus cuci darah, tidak bisa benar-benar sembuh,” celetuk anak muda yang mengantongi lisensi Trainer & Meta Master of Neurosemantics dari Institute Of Neurosemantics USA tersebut.

Simak pengalaman “NN” salah satu peserta workshop yang Coach Rheo adakan. ‘NN‘ menceritakan mengalami Pelecehan ketika ia masih kecil. Hal ini dilakukan orang terdekat yang masih kerabatnya sendiri. Kendati sudah 30 tahun berlalu, tetapi masih menghantui dirinya. Ia selalu merasa jijik, kotor, rendah diri dan perasaan bersalah yang langsung reaktif dirasakan dari tubuh fisiknya.

Tidak lebih dari 20 menit di hadapan lebih dari 70 orang yang hadir, Coach Rheo membantu menguraikan semua trauma ‘NN‘. Coach Rheo melakukan secara sistematis, sesuai tahapan-tahapan yang dia ajarkan kepada para peserta workshop.

“Di situ jelas tidak ada pola yang saya tutupi. Semua dilakukan sesuai yang saya ajarkan. Semua yang hadir bisa melihat setiap langkah prosesnya secara langsung” terang penyembuh serebral yang sudah menolong mentalitas ribuan orang menjadi netral ini.

Sosok ‘NN‘ mengalami trauma dan fase depresi selama 30 tahun. Tak sembuh meski sudah pergi ke banyak tempat, dan belanja healing ke berbagai sistem dan metodologi. Anehnya ‘NN‘ merasakan ketenangan langsung setelah Coach Rheo menguraikan beban emosi begitu cepat. Reaksi ‘NN‘ kaget ketika bebannya hilang.

Berbeda apa yang dirasakan dan dialami Maya Septha, artis dan presenter yang ikut menghadiri workshop Coach Rheo. “Padahal ngikutin doang, ehh rasanya enteng aja, rilis. Nggak perlu S3 buat memahami sistem ini. Semua orang bisa melakukan sendiri,” Curhat Maya Septha.

Peserta lain, Monic Christian, pendiri Tes Bakat Indonesia (TBI) juga ikut menyampaikan. “Coach Rheo itu bukan konsultasi. Dia lebih seperti operasi. Sharp banget. Langsung ke inti bebannya dan dibuang. Tidak perlu mengendalikan, tidak perlu berdamai dengan keadaan” kata Monic Christian.

Monic Christian mengaku tujuh tahun menghadapi masalah beban mentalnya dengan sistem lain. Coach Rheo uraikan hanya dalam 90 menit, Monic Christian sembuh permanen sampai sekarang. “Sudah enam bulan baik-baik saja. Kaget sih cuma sekali ketemu Coach Rheo. Karena saya sudah hadapi ini 7 tahun. Saya datang lagi mau tau lebih dalam langkahnya,” ujar Monic Christian.

Semakin hari banyak orang alami gangguan jiwa. Bahkan tak sedikit mengambil jalan pintas dengan bunuh diri. Dikatakan Coach Rheo, penyebab sesungguhnya adalah karena orang hanya disuruh mengendalikan beban emosi. Menerima; acceptance, move on, dan mengabaikan beban mental mereka.

Coach Rheo sekaligus menyarankan jangan hanya percaya pada kata-katanya. Dengarkan juga kata para Dokter, Konselor, Coach, Trainer, Psikolog dan Dosen. “Saya percaya mereka tidak akan mempertaruhkan reputasi mereka untuk merekomendasikan saya, kalau memang sistem ini tidak efektif,” tegasnya.

Orang diminta terus berdamai dan hidup bersama beban mental. Sama seperti orang yang diperkosa disuruh move on menerima keadaan. Kemudian tetap tinggal dan berdamai dengan orang yang memperkosa. “Dalam jangka panjang keadaan itu membahayakan. Semakin hari terjadi penumpukan beban mental. Akhirnya bisa menghancurkan semua hal. Termasuk hal yang kita cintai dalam hidup ini. Seperti gelas yang terus diisi, lama-lama pasti akan tumpah dan tidak terbendung,” ujarnya.

Coach Rheo selalu memikirkan bagaimana cara membuang semua beban yang sudah penuh itu secara permanen. “Bagi saya sehat permanen adalah utama. Percuma bisa rilis sebentar balik lagi. Relapse terus, buang waktu, buang tenaga, buang uang. Rasanya ringan sejenak, tapi setelahnya kumat lagi. Healing sebentar, lalu balik lagi, bertahun tahun saya terus begitu,” ujar pria kelahiran Jakarta, 23 Maret 1983, yang dikenal sebagai kokohealing di media sosial ini.

Coach Rheo juga pernah mengalami beban mental. Lebih dari 12 tahun dia mencari ketenangan jiwa hadapi phobia, mudah marah, luka batin, overthinking dan anxiety. “Percuma punya segalanya jika hati tidak damai. Berdoa sudah banyak juga berusaha kesana kemari. Uang habis miliaran ke berbagai modalitas, tapi seperti tidak terjawab,” ungkapnya.

Metode lain bagus untuk membantu melewati semua gejala persoalan mental. Tapi Coach Rheo menginginkan lebih. Dia tidak puas hanya dengan disuruh mengendalikan emosi. Hingga dia menemukan formula tepat DOA TRTO yang membantu membuang beban mentalnya secara permanen.

Hal penting, kata Coach Rheo, sistem yang baik bisa diduplikasi dan work for everyone. Membuang beban dari tubuh bukan hanya pengalaman eksperiensial satu-dua orang saja, tetapi ribuan orang juga harus bisa merasakan manfaatnya.

Banyak artis, influencer, business owner yang datang ke Coach Rheo untuk membuang beban mental. Ada Influencer Guntur LDP dan Cilla, Wenny Sukamto, Chrisy Mahawi, Gieya Alexandra, Tigris Valerie dan Alicia Yudos.

Ada artis Karina Salim, designer Christie Basil, Victoria Wong Cici konten, Tiktokers Kochun dan Denny Santoso pakar digital marketing, Ellen May pakar saham, Endang Wierono pakar properti, coach Bella Fernanda dan banyak lagi.

Bahkan Elizabeth Setiaatmadja, anak dari Presiden Direktur BCA Pak Jahja Setiaatmadja yang sempat viral mendapatkan hibah saham senilai 74 milyar, ikut memberi dukungan positif terhadap Coach Rheo, “Kalau dari dulu kenal Coach Rheo, hidup saya pasti sudah jauh berbeda,” ujarnya.

Pada awalnya banyak yang meragukan kemampuan Coach Rheo. Namun tak sedikit Coach Rheo juga mendapat dukungan dari dokter, psikolog, konselor, therapist, coach, trainer, dosen dan para akademisi. Mereka merekomendasikan Coach Rheo sebagai pakar yang bisa membantu menyelesaikan beban mental secara presisi.

Sebagai pencipta sistem baru, Coach Rheo kerap menghadapi banyak pertanyaan. Tidak sedikit orang ragu dan menganggapnya penipu, karena efek sistem DOA terlalu dramatis. “Seperti jualan obat, banyak yang ragu daripada percaya. Karena jargon permanen, instan, biasanya itu resep sukses untuk kena scam; penipuan di masa sekarang,” paparnya.

Banyak orang sulit membedakan, mana yang benar-benar berkompeten dan bisa membantu, mana yang sifatnya scam; penipuan; overclaim hasil yang dilebih-lebihkan. Karena, banyak pakar bisa menjelaskan trauma. Tapi jangan berhenti di penjelasan. Kita perlu pakar yang bisa membantu membuang secara tuntas, permanen, dan menyeluruh. Sehingga trauma tidak perlu sampai puluhan tahun dan terlambat ditolong,” katanya.

Coach Rheo kembali menegaskan, trauma mental seperti kedukaan, luka batin inner child, phobia, pemerkosaan, pelecehan seksual, stress, depresi, anxiety tidak perlu seumur hidup dibawa sampai mati. “Waktunya dunia kesehatan mental memiliki teknologi baru yang merevolusi cara menyikapi beban emosi. Beri saya waktu tidak lebih dari 90 menit untuk mengurai sampai tuntas, sebuah trauma secara terukur, dan bisa sembuh secara permanen,” ujar Coach Rheo menutup obrolannya. © [RED/AGUS SANTOSA]

Related posts

Yapena Rayakan Hari Anak Sedunia,      HJ ERNA SANTOSO Sekaligus Santuni Sekolah PAUD Gratis di Pisangan Baru Jaktim

Gonjang-ganjing Lagi, RATUSAN ANGGOTA PARFI Sampaikan Mosi Tidak Percaya Atas Kepemimpinan Alicia Djohar

Di Kalangan Personil, POLDA METRO JAYA Terapkan Pendekatan Holistik & Strategis dalam Menangani Judi Online