Gandeng Anak-anak Peduli Lingkungan, PERANCANG MIGI RIHASALAY Gelar Sekolah Alam Gratis di Tanjung Lesung

BANTEN (POSBERITAKOTA) – Dengan harapan bisa mengajak anak-anak agar secara dini lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, perancang busana Migi Rihasalay menggelar sekolah alam yang diikuti 45 anak praremaja secara gratis. Kegiatan yang bertujuan untuk edukasi tentang alam bertajuk ‘Face of Nature’ tersebut, berlangsung di kawasan wisata Kampung Joglo, Pantai Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten.

“Pada intinya, saya mengapresiasi baik kalangan anak-anak maupun orangtuanya yang dengan senang hati mengikuti kegiatan Face of Nature atau Wajah Alam ini, yakni dengan tujuan mengedukasi anak-anak mencintai alam dan peduli terhadap limbah di lingkungan sekitar,” kata Migi didampingi suaminya, Andrew James di Pandeglang, Banten, Senin (19/2/2024).

Sedangkan untuk kegiatan edukasi Wajah Alam diselenggarakan pada Minggu (18/2/2024) pagi kemarin. Bahkan selama kegiatan berlangsung, anak-anak yang berasal dari kawasan Tanjung Lesung dan sekitarnya, nampak terlihat begitu bersemangat mengikuti edukasi yang disampaikan langsung oleh Migi dan Andrew.

“Yang pasti melalui kegiatan ini saya mengajak anak-anak untuk mengfungsikan limbah atau sampah dari alam untuk dimanfaatkan menjadi sebuah karya seni. Selain itu juga sekaligus mengajak anak-anak untuk peduli lingkungan, khususnya limbah,” imbuh Migi yang dikenal sebagai desainer tematik karena produk rancangan busananya selalu mengangkat tema tertentu.

Pada sisi lain, ditambahkan Migi, justru dari limbah alam ini anak-anak bisa belajar mengenali bagian-bagian dan jenis pepohonan sehingga menambah wawasan dan melatih sensorik pada anak-anak.

Menurut Migi bahwa pihaknya menambahkan kelas Minggu pagi tersebut juga bertujuan menggali potensi anak untuk terus berkreativitas. “Kita juga melatih kepekaan lingkungan, misalnya limbah atau sampah yang ada di sekitar kita dan mau kita apakan?” Begitu papar Migi dengan nada tanya.

Pada kegiatan tersebut, Migi juga mengajari anak-anak membuat gambar atau relief wajah di atas kardus bekas menggunakan limbah pohon berupa ranting, daun, biji-bijian, kembang dan lainnya. Malah dari kardus bekas, digunting membentuk kotak atau oval, lalu dikreasi sehingga menjadi karakter wajah. Anak-anak sangat senang mengerjakannya.

Tak cuma itu, Migi pun berniat akan mengembangkan kegiatan sosial ini agar diikuti lebih banyak lagi anak-anak di sekitar Kampung Joglo. “Untuk sekarang, ada 45 anak yang ikut. Nantinya setiap ada acara seperti ini akan ditambah 10 sampai 15 peserta. Kita bayangkan untuk beberapa tahun ke depan mungkin bisa sampai 200 anak. Saya yakin edukasi sekecil apapun bagi anak akan bermanfaat di kemudian hari,” ucap dia.

Namun sebelum itu, Migi juga sering membuka kelas seni lainnya seperti melukis di atas kanvas maupun dengan media botol bekas. “Hal ini sebagai upaya menghargai hal sekecil apapun di sekitar kita, termasuk limbah bisa menjadi karya seni yang indah,” tutup Migi.

Sementara itu Andrew James mengutarakan bahwa upaya memanfaatkan limbah alam, juga sudah diaplikasikan pada Kampung Joglo miliknya. Deretan rumah kayu di pinggir pantai ini dibangun dari material limbah kayu yang diburunya dari kota ukir Jepara dan beberapa kota lainnya.

“Jadi, bangunan Kampung Joglo ini, memang dibuat dari limbah kayu yang didapat dari Jepara dan lainnya. Lantas, dipindahkan ke sini dengan desain ulang yang mendekati aslinya,” urai Andrew yang merupakan arsitek asal Australia. Sedangkan pasangan Andrew dan Migi, dikaruniai seorang anak yang masih mungil. © RED/R. ALDIANSYAH/ EDITOR : GOES

Related posts

Yapena Rayakan Hari Anak Sedunia,      HJ ERNA SANTOSO Sekaligus Santuni Sekolah PAUD Gratis di Pisangan Baru Jaktim

Gonjang-ganjing Lagi, RATUSAN ANGGOTA PARFI Sampaikan Mosi Tidak Percaya Atas Kepemimpinan Alicia Djohar

Di Kalangan Personil, POLDA METRO JAYA Terapkan Pendekatan Holistik & Strategis dalam Menangani Judi Online