Bersama Perancang Wiwiek Poengki dari Yogyakarta, SANGGAR HUMANIORA Bikin Fashion Show Unik & Kreatif Berbahan  Pengelolaan Limbah

KOTA BEKASI (POSBERITAKOTA) – Bersama perancang busana Wiwiek Poengki dari Yogyakarta, Sanggar Humaniora tercatat sukses bikin acara ashion show unik dan kreatif – inovatif, karena menampilkan bahan yang jelas-jelas dari pengelolaan limbah, Minggu (25/2/2024) kemarin.

Sedangkan ajang yang diberi tajuk ‘Fashion Show Busana Daur Ulang, diadakan untuk ikut mewarnai acara ‘Kenduri Urban Humanity Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni Untuk Kemanusiaan‘ dan diselenggarakan Sanggar Humaniora, Kranggan Permai Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.

“Busana daur ulang bukan hanya solusi bagi masalah limbah, tetapi juga merupakan ladang baru untuk inovasi kreatif,” tegas perancang busana daur ulang, Wiwiek Poengki, dari Kota Yogyakarta, sesuai ajang tersebut kepada media.

Menurut Pemilik Sanggar Daur Ulang Wiwiek Poenk Art Flashion, pihaknya memboyong dua modelnya, Nabila Kezia Ratna Dewanti (pelajar SMK Negeri 1 Kasihan/SMKI Yogyakarta) dan Ruth Chatarina Della Baylon (Pelajar Marsudirini 2 Yogyakarta) untuk ikut memeriahkan ‘Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang’ tersebut.

Bahkan, keduanya berhasil memboyong gelar juara 1 dan 2 untuk kategori umum Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang acara ‘Kenduri Urban Humanity Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni Untuk Kemanusiaan’ tersebut.

Sedangkan untuk kategori anak, penghargaan diraih Myisha Salasya Ayunda Luvena (Juara 1), dari Gandaria Jakarta Selatan, Morena Jane Rusli (Juara 2) dari Bekasi Barat, dan Syarifah Azkia Naura Firrizqiah (Juara 3) dari Bekasi Utara.

Ajang ‘Fashion Show Busana Daur Ulang‘ menciptakan kostum, menampilkan busana unik dan kreatif yang dikreasikan dari pengelolaan limbah; sampah produktif.

Disebutkan bahwa kegiatan ini terinspirasi dari menumpuknya sampah-sampah dan rongsokan yang secara rutin dikumpulkan para pemulung binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan. Saat ini ada sekitar 229 pemulung menjadi warga binaan lembaga nirlaba yang sudah 29 tahun beroperasi.

“Meskipun acaranya digelar secara sederhana. Malah  di jalanan ditengah pemukiman penduduk, justru sangat menarik sekali karena lain dari yang lain,” ucap Wiwiek Poengki, perancang busana daur ulang yang sudah mengikuti berbagai fashion show tingkat Nasional.

Untuk lomba ‘Fashion Show Busana Daur Ulang’, menurutnya, yakni untuk pertama kalinya diselenggarakan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan di kawasan Jatisampurna Kota Bekasi. Meski baru pertama namun pesertanya datang dari berbagai kota. Antara lain datang dari Yogyakarta, Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi.

Terkait momentum yang dilakukan Sanggar Humaniora,  ditambahkan Wiwiek, sangat tepat ditengah kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Bagaimana cara mengajak masyarakat supaya ikut menyelamatkan bumi dengan mengurangi limbah?

“Sadar lingkungan yang efektif mensosialisasikanya melalui seni pertunjukan. Masyarakat jadi terinspirasi untuk membuat limbah menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati keindahanya,” katanya.

Sementara itu Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, Eddie Karsito, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pentingnya menyadari kerusakan lingkungan yang diakibatkan industri.

Mengingatkan tentang perlunya waspada terhadap bahaya sampah, kemudian berpartisipasi mengedukasi anak-anak Indonesia melalui empat pilar budaya; Cinta Bersih, Cinta Sehat, Cinta Tertib (disiplin), dan Cinta Keindahan.

“Melalui lomba Fashion Show Busana Daur Ulang ini, kita dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan. Ini bisa menjadi pelajaran yang baik untuk generasi mendatang tentang bagaimana kita dapat berkontribusi melindungi planet kita,” tegas Eddie Karsito.

Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang ini menjadi satu rangkaian kegiatan Kenduri Urban Humanity Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan yang digelar sejak Kamis (22/02/2024) sampai dengan Kamis (29/02/2024) mendatang.

Selain lomba ‘Fashion Show Busana Daur Ulang‘, ada lomba mewarnai dan melukis, pameran lukisan, seni instalasi, dan seni pertunjukan musik dan lenong remaja.

Kenduri ‘Urban Humanity – Refleksi Kehidupan Pemulung’ untuk pertama kali sebuah perhelatan seni yang melibatkan para awam, yaitu; pemulung dalam proses kreatif dengan pendekatan seni instalasi.

Mengkontruksi sejumlah benda milik pemulung seperti gerobak, karung, gancu, dan alat mencari rongsok (sampah) lainnya. Benda-benda ini dikonstruksi menjadi karya seni instalasi yang memiliki kesadaran makna.

Kenduri ‘Urban Humanity – Refleksi Kehidupan Pemulung’ diselenggarakan oleh Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan. Didukung oleh Unit Usaha Syariah PT. Pegadaian Cabang Pegadaian Syariah Islamic Centre Bekasi.

Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, melalui Sanggar Humaniora membimbing ratusan siswa, pelajar mahasiswa, anak-anak dan remaja putus sekolah yang dididik informal melalui pendekatan seni peran dan budi pekerti secara gratis.

Melalui Rumah Singgah Bunda Lenny, telah melakukan aksi sosial ratusan kali, baik peduli sosial, santunan yatim dan dhua’fa, membantu korban bencana banjir, tanah longsor, kebakaran, serta pelayanan pendidikan non-formal.

Membuka warung kopi dan mie instan gratis buka tiap hari yang melayani para pemulung, musafir dan orang-orang lapar.

Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan membina ratusam pemulung. Sebagian diantaranya adalah janda-janda lanjut usia, dan ada yang usianya 97 tahun. Menyantuni kaum dhua’fa, fakir miskin, anak yatim dan dhu’afa non-panti yang tersebar di dua rumah singgah, Bekasi (Jakarta), dan di Baleendah Kabupaten Bandung. © RED/R. ALDIANSYAH / EDITOR : GOES

Related posts

Yapena Rayakan Hari Anak Sedunia,      HJ ERNA SANTOSO Sekaligus Santuni Sekolah PAUD Gratis di Pisangan Baru Jaktim

Gonjang-ganjing Lagi, RATUSAN ANGGOTA PARFI Sampaikan Mosi Tidak Percaya Atas Kepemimpinan Alicia Djohar

Di Kalangan Personil, POLDA METRO JAYA Terapkan Pendekatan Holistik & Strategis dalam Menangani Judi Online