BEKASI (POSBERITAKOTA) – Dengan tekad ingin menjadikan wilayah Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Pintu Gerbang Timur Kelurahan Kebalen sebagai Islamic Centre-nya Babelan, Kabupaten Bekasi – maka digagaslah ‘Kampoeng Romadhon Abu Bakar Ash Shiddiq’, sejak awal Ramadhan 1445 Hijriyah pada Selasa (12/3/2024) yang baru lalu.
Sosok Ustadz H Burhanuddin merupakan tokoh agama di wilayah RW 024 Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi – selaku pemrakarsa – mengaku justru ingin memanfaatkan momentum Ramadhan 1445 H di tahun 2024 ini, juga sebagai kebangkitan wilayah setelah ada 3,5 tahun dilanda pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.
“Insya Allah, kami memulai di wilayah RW 024 VGH Pintu Gerbang Timur. Sedangkan lokasi kegiatan Kampoeng Romadhon 1445 H ini, kami gelar di sekitar Masjid Jami Abu Bakar Ash Shiddiq,” kata H Burhan, demikian panggilan akrab pria asli Betawi tersebut saat diwawancarai POSBERITAKOTA, Minggu (17/3/2024).
Sejak beberapa tahun lalu, menurut H Burhan lagi, sebenarnya sudah terinspirasi terkait pendirian atau menggelar event ‘Kampoeng Romadhon Abu Bakar Ash Shiddiq. Tujuannya adalah agar menghidupkan wilayah menjadi Islamic Centre-nya wilayah Babelan, Bekasi.
“Syukur Alhamdullilah, warga RW 024 yang terdiri dari 8 wilayah RT, ikut memberikan support. Kedepannya bakal dilakukan evaluasi, tentu saja dengan harapan Kampoeng Romadhon, bisa lebih hidup dan semarak,” ucap H Burhan, menambahkan.
Bertepatan sepanjang Ramadhan, mulai 12 Maret – 10 April 2025 mendatang, juga diadakan kegiatan ekonomi umat. Apa itu? “Semoga di Masjid Jami Abu Bakar Ash Shiddiq ini, kelak bisa menjadi sentra penjualan takjil buka puasa. Secara proses dan perlahan, kami ingin imej Kampoeng Romadhon, bisa terbentuk di wilayah RW 024 ini,” jelas H Burhan, lagi.
Dari pemantauan POSBERITAKOTA nampak terlihat dan berjejer tenda untuk para pedagang yang menjajakan aneka makanan dan minuman. Kesemuanya merupakan siap saji yang banyak diburu di saat umat Islam melaksanakan ibadah puasa. Para pedagang takjil, selain warga RW 024 sendiri, ada pula dari wilayah RW 023. Pedagang hanya dikenal infaq sebesar Rp 15 ribu/hari dan diambil untuk kepentingan Masjid Jami Abu Bakar Ash Shiddiq yang saat ini tengah dalam proses pembangunan.
Salah seorang pedagang es kelapa bernama Ibu Jupe, mengaku senang dengan diadakan ‘Kampoeng Romadhon Abu Bakar Ash Shiddiq’ sepanjang Ramadhan 1445 H di wilayahnya. Dengan begitu, menurut dia, jadi punya penghasilan tambahan untuk keluarga.
“Saya jual kelapa biasa dengan Rp 10 ribu. Sedankan untuk kelapa ijo, hanya dijual Rp 12 ribu. Kalau mau beli pergelas pun, juga bisa, harganya cuma Rp 5000. Saya pun pakai gula asli,” terang Ibu Jupe yang lapaknya diberi nama ‘EsaKelapa Barokah Abah Haji’.
Hal senada juga diutarakan Ibu Surkiah, pedagang aneka juice. Dijual dengan harga rata-rata Rp 5000/gelas. Mulai dari juice buah naga, alpukat dan jambu. “Lumayan, sehari bisa terjual antara 15 atau 20 gelas,” katanya.
Begitu pula yang dikatakan Ibu Ashar. Dagangan pecel bisa laku seporsi dengan harga Rp 7000. Ada pula gorengan rata-rata dijual Rp 2000 dan juga keripik peyek seharga Rp 5000. “Jualan murah meriah. Yang penting, bisa datang berbelanja,” ungkapnya.
Sama seperti Ibu Ria dan Yuli, juga menjual aneka gorengan, karena memang banyak diminati pembeli. Selain itu menyediakan pula nasi bakar dan kolak, masing-masing dijajakan dengan harga Rp 6000. Sedangkan untuk kuitauw dijual Rp 5000,-.
Keberadaan ‘Kampoeng Romadhon Abu Bakar Ash Shiddiq‘ yang bakal digelar sepanjang bulan suci Ramadhan ini, setidaknya bisa disebut untuk memberdayakan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dari kalangan ibu-ibu warga setempat. Sejalan dengan esensi atau makna dari bulan puasa itu sendiri, dimana memberikan keberkahan dalam bentuk penghasilan tambahan bagi warga setempat. © RED/PBK/AGUS SANTOSA