OLEH : DR KH MUCHLIS M HANAFI MA
DALAM kajian rutin bulanan dan juga karena ini masih berada di bulan Sya’ban, kita akan mengangkat tema tentang tafsir Surah Al-Ahzab ayat 56. Tentunya, ayat ini yang paling sering kita dengar. Lebih-lebih saat kita mendengarkan khutbah Jumat yaitu yang berbunyi:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَبِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا )
Artinya: “(Sesungguhnya Allah SWT dan malaikat-malaikat-NYA bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya)”.
Ayat ini ada dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab dan turunnya di bulan Sya’ban. Oleh karenanya, para ulama menyebut bulan Sya’ban itu bulannya shalawat. Ketika turun ayat ini Surah Al-Ahzab itu, karena di dalamnya ada peristiwa perang Al-Ahzab yang terjadi pada tahun kelima Hijriah. Hal itu artinya perintah shalat sudah turun 8 tahun sebelumnya. Karena shalat diterima saat Isra dan Mikraj tahun 10 ke-Nabian. Saat usia 3 tahun Nabi masih berada di Makkah Kemudian, 5 tahun Nabi hijrah terjadi Ghazwatul Ahzab, dimana
turun ayat ini sudah 8 tahun shalat dilakukan para sahabat itu bacaan tasyahudnya itu adalah:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ. أَشْهَدُ أَنْ
لَا إلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
Attahiyyatul mubarakatush shalawatut thayyibatu lillah, assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh, assalamu alaina wa ‘ala ‘ibadillahish shalihin, asyhadu al-la ilaha illa-llah, wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah.
Sampai kalimat ini, maka ketika turun ayat ini para sahabat itu bertanya bahwa kami sudah tahu cara bersalam kepadamu, wahai Baginda, karena di situ asalamualaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakatuh.
Bagaimana cara kami bershalawat? Shalawat itu doa bagaimana kita mendoakan Rasulullah ini. Ada yang salah memahami. Jangan ikuti orang Islam, karena Nabinya saja masih minta didoakan. Bagaimana kami bershalawat mendoakanmu wahai Rasulullah. Maka turunlah kemudian wahyu kepada Rasulullah tentang redaksi bershalawat yang kemudian ditambahkan dalam tasyahud akhir itu yang disebut dengan asshalawatul ibrahimiyah.
Ini redaksinya macam-macam dan saya menemukan tidak kurang dari tujuh atau dengan redaksi semuanya hadis-hadis yang sahih ada di antaranya: “Allahumma shalli ala Muhammad waa azwajihi warzurriyatih, Allahumma shalli ala Muhammad waala ali Muhammad kama shalaita ala Ibrahim innaka hamidun majid, Allahumma barik ala Muhammad waa Ali Muhammad kama baarakta alaa aliIbrahim innaka hamidun majid“.
Redaksinya macam-macam juga boleh. Semua berdasarkan hadis-hadis yang sahih waktu itu para sahabat pun bertanya ya Rasulullah ini enak yang didoakan Innallaha wa malaikatahu ini Allah dan malaikatnya bershalawat walaupun bentuk shalawatnya itu berbeda di sini diungkapkan yusallun artinya Allah yusalli malaikat yusallun tapi beda itu dalam bahasa Arab memungkinkan satu kata digunakan tapi untuk dua makna yang berbeda shalawatnya Allah tentu berbeda dengan shalawatnya malaikat. Juga berbeda lagi dengan shalawatnya manusia karena dalam ayat tadi itu ada tiga.
Yang bershalawat innallaha waaikatahu ya ayyuhalladzina amanu, ada tiga yang bershalawat bentuknya beda-beda, para ulama mengatakan shalawatnya Allah itu adalah dalam bentuk pujian. Jadi, Allah itu memuji mengangkat derajat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di hadapan penghuni langit di hadapan para malaikatnya. Allah SWT membanggakan Baginda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam,itu shalawatnya Allah SWT.
Shalawatnya Malaikat memohonkan rahmat dan ampunan, dan shalawat kita apa bentuknya? Shalawat kita adalah permohonan kepada Allah SWT karena kita tidak mampu membalas jasa besar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menunjukkan kita jalan kebenaran dan jalan ke kebahagiaan kita mohonkan kepada Allah SWT.
Untuk apa terus memujinya. Untuk terus mengangkat derajatnya itu yang kita mohonkan kepada Allah SWT. Karena, Allah SWT tahu kita ini lemah tidak mungkin kita mampu membalas jasa besar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Allah SWT ajarkan dulu. Allah SWT contohkan dulu, diajak malaikat untuk mencontohkannya dulu Innallaha wamalaikatahu yushalluun. Baru, setelah itu dia perintahkan kita karena ketidakmampuan kita karena kelemahan kita untuk membalas jasa besar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita umatnya. © (***/Bersambung/goes)