JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Patut diketahui dan perlu jadi bahan renungan bahwa rakyat miskin paling rentan terserang stroke. Hal itu boleh jadi karena imbas tekanan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga kurang peduli menjaga kesehatan.
Malah fenomena tersebut banyak dijumpai pada sejumlah negara miskin. Beda daripada negara kaya, walau banyak makanan tinggi kolesterol, rakyatnya relatif lebih peduli terhadap pola hidup sehat.
Bahkan menurut Mayjen TNI (Pur) Dr dr Tugas Ratmono SpN MH, data statistik tingkat dunia menyebutkan si miskin penderita stroke lebih tinggi dibandingkan dengan si kaya dan banyak juga terjadi di Indonesia.
“Nah, bagi yang ekonominya kuat, malah punya kepedulian menjaga pola hidup sehat,” kata Dr Tugas yang dikenal sebagai Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki).
Di dalam mensikapi problem yang ada pada Selasa (19/3/2024) kemarin, Yastroki bersama Kreshna (Komunitas Sahabat Stroker atau komunitas bekas penderita stroke) antara lain bersafari Ramadhan sambil membagi bahan pangan dan tongkat kepada stroker di Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur dan Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
Di saat kunjungan kemanusiaan ke rumah stroker sambil menyemangati yang bersangkutan. “Jaga kesehatan, rutin olahraga agar jangan sampai stroke lagi,” pesan Dr Tugas yang juga didampingi H Toto Irianto, Ketua Yayasan Kota Jakarta Weltevreden dan lainnya.
PAKET RAMADHAN
Sebagai upaya menyantuni stroker mengisi Ramadhan 1445 H/2024 M, Yastroki menggalang donasi khalayak. Bantuan dapat berupa paket Sembako dan lainnya yang bermanfaat langsung bagi stroker dalam menjalani ibadah puasa.
“Dalam kesempatan ini, kami menampung bantuan dari berbagai pihak untuk disalurkan kepada stroker yang membutuhkan,” jelas Titiek Suryanti, Kepala Sekretariat Yastroki beralamat di Gedung Mega Kuningan, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
TAMPAK CERIA
Stroker Soni yang tinggal di Lubang Buaya, Jakarta Timur bersama keluarga dan Wahyudi di Cibitung, Bekasi, tampak ceria menyambut rombongan Safari Ramadhan Yastroki. Sambil mendengarkan arahan motivasi hidup sehat oleh Dr Tugas, berkali- kali mengucapkan terima kasih.
Sedangkan jumlah stroker se-Jabodetabek tergabung dalam Komunitas Kreshna sekitar 750 jiwa. Suhadi, pimpinan Komunitas Kreshna, menjelaskan pihaknya berupaya membimbing penguatan iman kepada Tuhan YME hingga kemandirian ekonomi keluarga sesama anggota.
PENYEBAB KEMATIAN
Disebutkan bahwa stroke menjadi penyebab kematian urutan kedua di dunia pada tahun 2015 dan urutan pertama di Indonesia pada tahun 2014.
Begitu pun data Kemenkes RI menyebutkan berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur 15 tahun ke atas ada 10,9% atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 penderita stroke.
Sementara itu Pemerintah berupaya menurunkan jumlah penderita dengan cara memperkuat pencegahan antara lain mengkampanyekan konsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kadar gula dalam darah, rutin cek kesehatan minimal 6 bulan sekali. © RED/REL/PBK/AGUS SANTOSA