JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Harapan besar tertuju pada rezim Pemerintahan baru nanti, agar segera menunjuk Komisaris Pertamina untuk mengawasi kinerja perusahaan negara ini menjadi lebih tangguh, maju serta mampu berkesinambungan sehingga dapat berperan maksimal di dalam mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia.
Hal tersebut di atas diungkapkan Ketua Umum Serikat Pekerja Pertamina Seluruh Indonesia (SPPSI) Jakarta, Muhammad Anis, dalam acara diskusi atau Ngobras (Ngobrol Bareng dan Santai) bersama Wartawan, bertempat di Gedung Kwarnas Pramuka Jalan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (23/3/2024) sore kemarin.
“Kondisinya seperti kita ketahui sendiri bahwa sejak komisaris mudur, sampai sekarang belum ditunjuk penggantinya. Maka itu, kita berharap kepada rezim Pemerintaham baru, agar segera menunjuk Komisaris yang akan mengawasi kinerja perusahaan negara ini sehingga berjalan dengan baik. Lalu menjadi perusahaan lokal berkinerja dan berprestasi internasional,” tegas Muhammad Anis yang didampingi Albana Ala Maududi (Sekjen SPPSI Jakarta).
Dalam pandangan Muhammad Anis lebih lanjut bahwa penunjukan Komisaris adalah wewenang Pemerintah /Kementerian BUMN. Karena itulah, SPPSI tidak pernah menolak, siapapun nantinya sosok yang ditunjuk menjadi Komisaris Pertamina.
“Namun, tentunya kita hanya berharap yang ditunjuk sebagai pengawas adalah orang internal (dalam-red). Yang penting memiliki kapasitas dan integritas. Juga kemampuan mumpuni, paham terhadap seluk beluk bisnis energi. Karena apa? Pertamina berbeda dengan bisnis lain, yakni dengan risiko dan biayanya tinggi,” ucap dia, penuh harap.
Menurut pria dengan ciri khas berkacamata dan sudah berpengalaman selama 31 tahun menjadi karyawan Pertamina tersebut, Pemerintah kedepan harus bisa melindungi, menjaga dan terus mendorong agar Pertamina memiliki dua peran penting, masing-masing baik sebagai operator maupun regulator.
Dikatakan Muhammad Anis bahwa dalam 10 tahun terakhir, Pertamina hanya sebagai operator. Hal tersebut sesuai atau berdasarkan UU No 22 Tahun 2021, dimana Pertamina hanya menjadi operator saja.
“Tentu dengan pengkerdilan Pertamina semacam itu, bakal sulit mengharapkan menjadi perusahaan negara yang tumbuh maksimal, Dulu Petronas Malaysia berguru atau belajar kepada Pertamina. Tapi sekarang mereka malah berkembang pesat. Menjadi perusahaan Malaysia yang kinerjanya diakui dunia,” ungkapnya memberikan perbandingan.
Guna menjadikan Pertamina sesuai harapan yakni bisa berperan maksimal di dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia, saran Muhammad Anis, tinggal tagih saja janji-janji politik dari Presiden/Wakil Presiden terpilih.
“Namun sejak era Presiden Jokowi periode pertama sampai sekarang mau mengakhiri Pemerintahannya, kondisi Pertamina masih tetap sama. Tak ada perubahan yang signifikan,” jawab Muhammad Anis, apa adanya. © RED/PBK/AGUS SANTOSA