BEKASI (POSBERITAKOTA) – Mengawali dengan menyebutkan bahwa kehidupan dunia ini hanya bersifat sementara, selanjutnya menyinggung hal yang paling terpenting adalah amal ibadah kita. Jadi, janganlah mementingkan kehidupan dunia, karena dapatnya nggak seberapa. Yang justru dipentingkan adalah bagaimana meraih bekal untuk di kehidupan kekal (Yaumul Qiyamah) nantinya.
Begitulah benang merah yang disampaikan Al Habib Ali bin Abu Bakar bin Yahya dalam Kajian Ba’da Shubuh di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Ahad 5 Mei 2024. Tidak kurang dari 50-an jamaah nampak mengikuti dengan seksama program pengajian setiap akhir pekannya.
“Dalam kehidupan ini, tidak bedanya dengan tempat persinggahan. Ibarat kita sebagai olahragawan dan sedang berlari untuk mencapai garis finish. Justru saat kita mau mencapai titik finish atau ujungnya, kita sekuat tenaga meraih yang sempurna. Harus mencari atau mendapatkan yang kekal dan bukan yang bersifat sementara,” urainya.
Disebutkan contoh ahli syurga dan seraya menukil QS. al-Kahfi : 110 yang artinya : “Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya. Dan, sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah SWT itu pasti datang.”
Lebih jauh Al Habib Ali mewanti – wanti, jangan sampai pada saat kita menjemput kematian, tapi tengah atau sedang bermaksiat. “Jangan sampai terjerumus seperti itu. Makanya, jangan sampai merugi, karena akan mendapat penyesalan di akherat nanti,” tuturnya.
Pada bagian lain Kajian Ba’da Shubuhnya, Al Habib Ali, juga menekankan pentingnya arti silaturahmi. Antara lain guna membersihkan penyakit-penyakit hati dalam diri kita dan juga perselisihan-perselisihan yang pernah terjadi sebelumnya. “Sebab, baik itu penyakit hati maupun perselisihan dengan sesama, justru sangat disukai oleh syetan,” ungkapnya.
Karena itu pula, Al Habib Ali mencoba mengingatkan agar kita mau membersihkan penyakit hati dan memperbaiki perselisihan. “Allah SWT dan Rasulullah SAW sangat senang dengan kedamaian,” katanya seraya menambahkan bahwa kalau diri kita tak bersih dari penyakit hati, bakal sia-sia ibadah yang kita lakukan selama ini.
Menurutnya lagi hanya ada satu golongan yang punya hati bersih. Otomatis juga akan bersih dari segala penyakit. “Justru saat kita akan menghadap Allah SWT yakni dengan hati bersih. Caranya? Iya, kita sambung silaturahim. Karena, Allah SWT dan Rasulullah SAW, sangat menyukai hal tersebut. Dengan bersilaturahim bisa mendatangkan banyak rejeki. Bahkan akan diberi langsung oleh Allah SWT,” bahas Al Habib Ali, panjang lebar.
Sebagai penutup saat menjawab pertanyaan jamaah, terkait ada orang yang justru menghindar untuk bersilaturahmi pada momentum Idhul Fitri, Al Habib Ali mengembalikan pada diri seseorang itu sendiri. Punya niat atau tidak untuk membersihkan diri dari segala penyakit hati. Baik itu berupa dendam, rasa sakit hati maupun sekadar memiliki perasaan tidak suka terhadap orang lain. © RED/AGUS SANTOSA