Selain Jadi Ajang Silaturahmi Rutin, ALUMNI SMPN 1 KROYA Cilacap Jawa Tengah 1979/1980 Merajut Kenangan di Usia Senja

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Di usia senja seyogyanya kita tak boleh larut dalam kesendirian. Karenanya, berkomunitas lewat ajang silaturahmi bisa jadi pilihan terbaik. Sebab, filosofi dari arti silaturahmi itu sendiri memiliki banyak makna.

Selain diyakini banyak orang bisa memperpanjang usia, luas rejeki, juga sekaligus dapat merajut kenangan dalam konteks melekatkan, menyambung atau kembali bersatunya hubungan person to person dalam bingkai sistem kekerabatan yang lazim banyak terlihat di dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Dalam kesendirian kita juga kerapkali dilanda oleh mencuatnya alam bawah sadar masa lalu. Dan, itu pernah terjadi di usia anak-anak atau saat menjalani usia sekolah (SMP), dimana kita menapaki perjalanan hidup antara usia 13 sampai 16 tahun. Sebelum disebut start masa remaja 17 tahun.

Terinspirasi dengan hal-hal di atas, sejumlah personal yang merupakan tamatan dari Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kroya, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), menggagas berdirinya komunitas atau ikatan alumni.

Saat itu berkisar di tahun 2015 silam, tepatnya di Desa Mujur, Kroya, bersepakat merealisasikan kumpul-kumpul khususnya bagi siswa-siswi yang menamatkan pendidikannya di SMPN 1 Kroya pada tahun periodik masuk sekolah 1977 dan tamat medio 1980.

Tersebutlah nama-nama penggagas berdirinya Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya antara lain : Suranto, Dian, Puji, Heri, Sri Sugini dan Ariyawan. Mereka pun mengawali dengan mencari nomor handphone (HP). Lantas menjadikan salah satu dari rumah mereka untuk menjadi posko. Sampai akhirnya mampu melaksanakan Reuni SMPN 1 Kroya di tahun itu juga.

“Awalnya ya nggak semudah yang kita bayangkan. Tapi, berkat keinginan bersama dari para penggagas, akhirnya bisa kesampaian. Kalau dihitung-hitung waktunya, ya sekitar sembilan tahun silam,” cerita Suranto, pensiunan PNS alias guru di Pemkot Jakarta Utara itu kepada POSBERITAKOTA, Minggu (26/5/2024).

Waktu terus berjalan, gayung pun bersambut. Ternyata berdirinya Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya pun, semakin banyak diketahui dari mulut ke mulut oleh para pelajar tamatan dari sekolah yang berdekatan dengan keberadaan Terminal Bus Kroya, Pasar Tradisional dan juga Stasiun Kereta Api (KA) Kroya tersebut.

Secara intens, masih menurut Suranto yang dikenal grapyak (supel-red) itu, pertemuan demi pertemuan pun dilakukan. Mayoritas anggota yang tergabung masih terbatas dari alumni SMPN 1 Kroya yang tak meninggalkan Kawedanan Kroya, semacam wilayah pembantu dari Kabupaten Cilacap yang dikenal dengan penjara ‘Nusakambangan‘ tersebut.

Setahun kemudian atau tepatnya di tahun 2016, sejumlah personal anggota dari Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya tersebut, bertemu sosok Edwin Ph.d alias Hahan yang dikenal sebagai pengusaha sukses di Jakarta. Beliau merupakan tamatan SMPN 1 Kroya (1977-1980) yang juga dikenal supel dalam pergaulan di masa sekolah.

Selanjutnya, ketemu lagi sosok Widi Priyanto, purnawirawan TNI AL yang terakhir (pensiun) berpangkat Kolonel. Beliau juga begitu punya concern besar terhadap eksistensi atau berdirinya Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya. Sampai sekarang bersama Hahan menjadi ‘motor penggerakwadah atau komunitas tersebut terus bergerak dan memiliki kegiatan-kegiatan rutin.

Sejumlah kegiatan dari Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya, tak diadakan di Kota Kroya saja. Tapi juga cukup menggeliat diadakan di Jakarta, seperti untuk acara Ramadhan maupun Halal Bi Halal (Lebaran). Untuk menjadi besar, menurut Hahan dan Widi, harus melibatkan atau menggandeng peranan para alumni yang tinggal dan sukses di Jakarta.

“Pepatah lama yang menyebutkan bahwa di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung, seperti menjadi prinsip utama untuk menggalang kebersamaan lewat wadah dalam bentuk komunitas atau ikatan alumni,” tegas Hahan yang tempat tinggalnya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, kerapkali digunakan untuk posko pertemuan para Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya.

Hal senada juga diungkapkan Widi, meski saat ini sudah kembali ke kampung halaman di Desa Jepara Kulon (Kroya), setelah purna bhakti dari tugasnya sebagai TNI AL di Jakarta dengan pangkat terakhir Kolonel. Ia merasa bangga dan bersyukur, dimana Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya – masih bisa eksis sampai sekarang. Hal itu, menurutnya, perlu terus dirawat dan dipertahankan sampai kapanpun.

Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya saat ini selalu menggelar acara Halal Bi Halal. Namun memang banyak diadakan di Kota Kroya, karena mayoritas anggota setiap tahunnya Mudik Lebaran. Nah, momentum itulah yang bisa menyatukan di antara kita semua,” imbuh Widi yang berencana menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci (Makkah), berangkat awal Juni 2024 besok.

Tak salah jika anggota Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya yang menggelar pertemuan di Jakarta, Minggu (26/5/2024) sore hingga malam tadi, berencana menggelar pertemuan akbar antara 12-14 Juli 2024 mendatang. Tempatnya sudah ditentukan yakni di Jakarta, namun sebagian anggota alumni berencana ikut hadir.

Sementara itu di dalam merajut kenangan dimasa-masa sekolah dulu, tak sedikit kisah serius, lucu dan unik pun terucap dari para Alumni SMPN 1 Kroya. Bagaimana cerita Yayan yang saat masih duduk di bangku sekolah dulu, mengaku kurang pergaulan (Kuper). Berbeda jauh begitu sudah merantau ke Jakarta.

“Sehari-hari saya, ya cuma dari rumah ke sekolah. Kalau aktif dalam kegiatan di sekolah, tak begitu menonjol. Tapi, sekarang setelah sering dan banyak ketemu teman-teman masa silam saat di SMPN 1 dulu, saya malah jadi suka berbagi cerita soal kehidupan,” tuturnya.

Termasuk sosok Ganef, masih merasa belum senja dalam usia. Kenapa? “Karena saya di rumah, tidurnya belum sama nenek-nenek. Kebetulan saya belum punya mantu atau cucu,” ucapnya, blak-blakan seraya mengumbar tawanya.

Dalam obrolan lain yang kerapkali mengundang tawa, manakala masing-masing berkisah soal pengalaman-pengalaman pribadi. Termasuk kenangan-kenangan menceritakan perilaku guru-guru. Semua itu seakan menjadi kenangan yang tak terlupakan sepanjang masa.

 

Dari pertemuan Ikatan Alumni SMPN 1 Kroya yang hadir pada hari Minggu (26/5/2024) terdiri dari Edwin ‘Haan’ Ph.d, Widi Priyanto, Suranto, Hari Murtono, Sarwono, Yuni Aji Budi Rahardjo, Karsono, Ganef Lisanto, Yayan Edi Wuryanto, Imam Prasojo, Sukiman, Rahmat, Laelatul Badriyah, Sri Ati Listiani, Erna Herawati dan Eri Susanti. Namun untuk keanggotaan yang tercatat keseluruhan berjumlah 75 orang. © RED/AGUS SANTOSA

 

 

 

Related posts

Datang dari Seluruh Jabodetabek, RIBUAN ORANG Hadiri Acara ‘Malam Seribu Doa Perantau Peduli Ranah Minang’ di TMII

Merupakan Lembaga Nirlaba, 9 SRIKANDI INDONESIA Wujudkan Wahana Keberagaman Namun Toleran

Di Sanggar Humaniora Kota Bekasi, BEM-PRODI TARI UNJ Kembali Bikin Aksi Peduli