Percayakan ke DLH Sebagai Ujung Tombak, PEMPROV DKI Serius Tangani Penurunan Kualitas Udara di Jakarta

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Dengan mempercayakan sepenuhnya kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebagai ujung tombak, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI serius dan terus melanjutkan upaya menanggulangi penurunan kualitas udara di Jakarta.

Tekad itu diperkuat melalui implementasi Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 576 Tahun 2023 tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU) yang menjadi panduan strategis bagi DLH dan seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatkan kualitas udara di Jakarta hingga tahun 2030 mendatang.

Seperti dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto, yakni dengan mengikuti langkah yang ditetapkan SPPU, Jakarta akan lebih tepat sasaran dalam memperbaiki kualitas udara. Karena melalui SPPU semua penyebab dan solusi sudah dikaji dan terukur.

“Kendati ditengah-tengah kondisi udara yang sedang menurun, Pemprov DKI sudah memiliki langkah yang jelas dalam menanggulangi pencemaran udara. Malah kita sedang dalam proses menyelesaikan persoalan tersebut,” ucap dia, menambahkan.

Ditambahkan Asep bahwa langkah-langkah yang sedang dilakukan DLH adalah mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis untuk memantau sumber-sumber polusi udara di Jakarta. Bahkan sistem ini memungkinkan pengumpulan data yang lebih baik tentang emisi dari berbagai sumber, termasuk kendaraan bermotor dan industri.

DAERAH AGLOMERASI

Disebutkan selain memperketat pengawasan terhadap sumber emisi bergerak dan tidak bergerak, DLH Provinsi DKI Jakarta juga menyiapkan langkah strategis lainnya yaitu kerja sama lintas daerah, terutama dengan daerah aglomerasi Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Cianjur.

“Karena itulah, kami mendorong pemerintah daerah di sekitar Jakarta untuk lebih ketat dalam mengawasi industri di wilayahnya yang berpotensi mencemari udara di sana dan terbawa angin ke Jakarta,” beber Asep, lagi.

Sedangkan terkait penurunan kualitas udara yang terjadi akhir-akhir ini, Asep mengungkapkan bahwa hasil analisis model HYSPLIT dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang dilakukan oleh Tim Ahli Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan bahwa dalam dua hari terakhir, angin dominan berasal dari arah Timur dan Timur Laut.

HYSPLIT (Hybrid Single-Particle Lagrangian Integrated Trajectory) adalah model yang digunakan untuk mensimulasikan pergerakan dan penyebaran polutan di atmosfer, sehingga membantu dalam memahami sumber dan dampak polusi udara.

Dikatakan Asep lebih lanjut bahwa perubahan perilaku masyarakat dengan beralih menggunakan transportasi publik, bersepeda dan berjalan kaki untuk mobilisasi jarak dekat juga menjadi upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara.

“Sebab, hal itu juga kami kampanyekan. Selain ada upaya jangka pendek yang kita tempuh dengan menghimbau pengelola gedung-gedung tinggi agar memasang water mist dan memperketat uji emisi kepada pemilik kendaraan bermotor di Jakarta,” jelas Asep, mengakhiri keterangannya. © RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Guna Kepentingan Sport Tourism, PEMPROV DKI Bakal Terus Dukung Event Olahraga yang Digelar di Jakarta

Belum Pupusnya Soal Polarisasi, MUJIYONO : “Jangan Lagi Jabatan Gubernur Jakarta Dijadikan Sebagai Batu Loncatan Menuju Pilpres”

Di Acara ‘Jakarta Water Hero 2024’, HERU BUDI Apresiasi ke Pelanggan Pakai Air Bersih & Minta PAM Jaya Terus Beri Pelayanan Optimal