JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Buku Kumpulan Puisi ‘Doi‘ karya budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra, meraih apresiasi dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Kadispusip) DKI Jakarta, Drs H Firmansyah Wahid.
Bahkan karya kumpulan puisi ‘Dol‘ tersebut, tak hanya berguna sebagai bagian dari literasi bagi masyarakat, tapi juga turut memperkaya khasanah sastra di Tanah Air (Indonesia).
Dikatakan H Firmansyah lebih lanjut bahwa dari buku Kumpulan Puisi tersebut, bakal turut memperkaya khasanah sastra yang sangat berguna sebagai bagian dari literasi bagi masyarakat.
“Setahu saya, Bang Yahya ini tokoh dan sastrawan Betawi yang juga memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan dengan profesinya sebagai dosen di perguruan tinggi,” ucap H Firmansyah, usai membuka acara bedah buku Kumpulan Puisi ‘DOL‘ di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jumat (5/6/2024) sore kemarin.
Kembali dijelaskan bahwa bedah buku ini merupakan salah satu bentuk apresiasi, agar Yahya Andi Saputra bisa terus memproduksi dan melakukan proses serta ide kreatif, khususnya terkait dengan sastra Betawi. “Sebab, saya ingin kultur budaya Betawi ini bisa tetap langgeng, tertulis dan bahkan dapat dinikmati dan menjadi pembelajaran bagi masyarakat luas,” ucap dia.
Karena itu pula, H Firmansyah berharap, semakin banyak generasi muda Betawi yang bisa mengikuti jejak Yahya Andi Saputra. Makanya, diperlukan satu rutinitas atau pembudayaan interaksi dengan budayawan atau pelaku sastra.
“Nah harapan kami kedepan, khususnya generasi muda Betawi bisa masuk dalam kultur atau komunitas, karena menjadi bagian proses kreatif sastra ini,” papar H Firmansyah, panjang lebar.
Sementara itu, Budayawan dan Sastrawan Betawi, Yahya Andi Saputra menuturkan, “Dol” secara harfiah memiliki makna sudah rusak atau di luar kelaziman.
“Buku kumpulan puisi karya saya ini berisi tentang keresahan atas berbagai aspek kehidupan yang sudah tidak berjalan sebagaimana seharusnya,” akunya.
Yahya Andi mengungkapkan bawa buku menjadi ruang terbuka sebagai tempat atau kawan berdiskusi. Artinya, dalam hidup ini kita tidak boleh berhenti peduli terhadap keadaan di sekitar.
“Buku ini juga menjadi ruang ketiga, juga buku ini sebagai literasi sangat penting. Sehingga, buku itu bisa dijadikan kawan berdiskusi dan berdialektika untuk masa depan yang lebih cemerlang,” ungkapnya.
Ditambahkan Yahya Adi, proses kreatif dalam buku Kumpulan Puisi ‘Dol’ merupakan kumpulan terhadap rasa dan kegelisahan yang kemudian diekspresikan dalam bentuk tulisan. Karya ini menjadi buku kelima untuk kumpulan puisi tinggal yang ditulisnya.
“Ada atau munculnya ide ini sejak tahun 2000-an. Tapi, ada juga yang memang sesuai kondisi terkini dan serta merta terlintas untuk bisa dituliskan,” katanya. .
Lagi, Andi Yahya menginginkan banyak generasi muda, khususnya Betawi bisa berinteraksi atau berkumpul untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai dunia sastra dan budaya.
“Tentunya, saya berharap para orangtua juga memberikan dukungan. Saya sedang berikhtiar agar generasi muda ini dalam satu frekuensi kegelisahan. Untuk itu, saya sedang memperbanyak ruang pertemuan atau diskusi secara langsung agar lebih intens dan bernilai,” bilang Yahya Andi. © RED/AGUS SANTOSA