INDRAMAYU (POSBERITAKOTA) – Menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada murid anak sekolah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu akan menggelar edukasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan fogging di sekolah-sekolah, terutama SD dan SMP yang pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu.
“Kami akan melakukan langkah menekan kasus DBD. Untuk di lingkungan pendidikan kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, dr Wawan Ridwan mewakili Bupati Indramayu, Nina Agustina, Senin (22/7/2024).
Dr Wawan mengemukakan bahwa hal itu merespon munculnya kasus DBD yang menimpa seorang murid Sekolah Dasar (SD) di Indramayu yang sekarang masih menjalani perawatan di RS Mitra Plumbon Widasari, Indramayu bersama sejumlah penderita lainnya.
Menurut dr Wawan, peningkatan kasus DBD yang terjadi sejak Januari dan diperkirakan dapat terjadi sepanjang tahun diduga berhubungan dengan perubahan iklim.
“Penyakit DBD adalah penyakit tahunan. Biasanya dipicu pergantian musim dari kemarau ke hujan. Namun, untuk tahun 2024, karena pengaruh El Nino, DBD terjadi sejak awal tahun dan diperkirakan bisa terjadi sepanjang tahun,” tambahnya.
Untuk mencegah meluasnya wabah DBD, dr Wawan menghimbau masyarakat melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang plus menghindari gigitan nyamuk).
“Dinas Kesehatan juga memberikan edukasi tentang bahaya DBD dan upaya pencegahannya serta melakukan penyemprotan insektisida pembunuh nyamuk atau fogging,” tuturnya.
Kembali diingingatkan dr Wawan, fogging adalah pilihan terakhir karena dampak lingkungannya dan efektivitasnya yang hanya bertahan selama dua minggu.
“Kami mengimbau masyarakat melakukan PSN dan menerapkan program Juru Pemantau Jentik Nyamuk (Jumantik), yaitu setiap rumah memiliki satu orang pemantau jentik di rumahnya masing-masing,” pungkasnya.
Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali merebak di berbagai wilayah di Indonesia sehingga meresahkan warga termasuk di Indramayu.
Ditambahkan dia bahwa semua orang dapat memiliki risiko terjangkit DBD termasuk anak-anak. Hal tersebut dikarenakan daya tahan tubuh anak masih belum sekuat orang dewasa dan anak-anak cenderung sering berada di dalam ruangan.
Selain itu, kerentanan anak-anak terkena DBD juga diakibatkan oleh faktor lingkungan yang dekat dengan populasi nyamuk, yang mana waktu aktif nyamuk juga bersamaan dengan jadwal aktivitas anak-anak pada umumnya, yaitu pada siang hari dengan puncaknya pukul 08.00–13.00 serta 15.00–17.00. © RED/HARYANI /EDITOR : GOES