Periode Tahun 2024-2029, PROF DR MEUTIA HATTA Sah Terpilih Jadi Ketua Umum IKPNI

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Prof Dr Meutia F Hatta Swasono sah terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) periode 2024-2029 pada Musyawarah Nasional (Musna) yang digelar di Kementerian Pertahanan, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2024) malam yang baru lalu.

Pada voting yang diikuti 67 suara sah, putri Proklamator RI yang juga Pahlawan Nasional Bung Hatta itu menang sangat telak atas RM.Andreyas Soeryo Anggoro, keturunan Pahlawan Nasional KGPA Amangkunegoro I dari Jawa Tengah. Meutia Hatta memperoleh 64 suara, sedangkan Andreyas hanya meraih 3 suara.

Dalam sambutannya usai terpilih menjadi Ketua Umum IKPNI, Meutia Hatta meminta seluruh anggota bergerak ke daerah agar masyarakat tahu dan mengenal sepak terjang pahlawan nasional di daerahnya sendiri.

“Kita harus bergerak (mobile) ke daerah. Tatap muka dengan tokoh adat, masyarakat di daerah. Tantangan kita banyak, namun dengan semangat dan tekad yang kuat Insya Allah kita bisa,” katanya.

Menurut mantan Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak era pemerintahan SBY ini, IKPNI bisa mulai dengan sosialisasi kepada anak cucu sendiri agar diberi pemahaman soal kepahlawanan, dan generasi muda harus diberi penjelasan soal kebangsaan agar mereka bangga dan meneruskan jiwa serta sikap kepahlawanan.

Meutia Hatta (77 tahun) mengaku akan memprioritaskan merangkul generasi muda dan pemangku kepentingan di daerah untuk melestarikan nilai-nilai kepahlawanan dan kebangsaan. Tujuannya, agar bonus demografi yang diperoleh nanti bermanfaat bagi Indonesia menjadi negara maju.

Sementara para pemangku kepentingan dan pejabat di daerah perlu diajak kolaborasi untuk membuat berbagai acara bersifat kebangsaan, seperti Hari Pahlawan, membuat situs kepahlawanan di berbagai provinsi, napak tilas, dan lain-lain.

Meutia mengakui, dalam menerapkan berbagai program IKPNI dibutuhkan anggaran cukup. Namun dia yakin, jika seluruh pengurus yang akan dibentuknya kompak dan solid maka semua bisa dilalui dengan lancar. Karenanya, dia juga akan merangkul Kemendikbud dan kementerian lainnya untuk lebih mempertajam program.

Melalui kesempatan sama, mantan Ketua Umum IKPNI periode 2019-2024, Saharto Sahardjo SH mengharapkan, pengurus baru bisa lebih luas menyosialisasikan peran dan tanggungjawab IKPNI kepada masyarakat, ormas, pemerintah dan terutama generasi muda.

Saharto juga menyatakan rasa terima kasihnya kepada Menteri Pertahanan yang juga Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang sudah menyediakan ruang sidang Pierre Tendean Kementerian Pertahanan dipakai untuk Musna.

“Seluruh panitia mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prabowo Subianto dan jajaran atas dukungannya, serta pendukung acara lainnya. Setelah dilantik Oktober 2024 nanti, otomatis Pak Prabowo sebagai Presiden RI adalah Pelindung IKPNI secara ex officio,” tutur Saharto yang merupakan putra bungsu Pahlawan Nasional Dr. Sahardjo.

Ia mengemukakan, awalnya organisasi ini bernama Ikatan Keluarga Pahlawan Indonesia (IKPI) dibentuk sejak 10 November 1974 yang kemudian diubah menjadi Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI).

Tiga puluh lima tahun kemudian tepatnya tanggal 8 Maret 2009 lahir UU nomor 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan. Lahirnya UU ini menimbulkan kewajiban formil bagi para ahli waris Pahlawan Nasional menjaga nama baik pahlawan dan jasa yang telah diberikan kepada bangsa dan negara, menjaga dan melestarikan perjuangan, karya dan nilai-nilai kepahlawanan, serta menumbuhkan dan membina semangat kepahlawanan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 34 ayat (1) UU tersebut.

Dengan adanya IKPNI, maka organisasi ini menjadi wadah bagi para ahli waris Pahlawan Nasional untuk melaksanakan amanah konstitusi tersebut.

Oleh karenanya, ia juga berharap IKPNI bermanfaat bagi anak bangsa untuk lebih mengenal para pahlawan nasional, memahami nilai-nilai kepahlawanan sehingga tumbuh semangat kepahlawanan dan menjadi wadah pemikiran, gagasan ataupun saran konstruktif baik kepada pemerintah (eksekutif), lembaga legislatif, dan lembaga yudikatif dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa untuk mengisi kemerdekaan sesuai cita-cita para pendiri bangsa.

SIDANG ‘MENGHANGAT’

Sebelum voting dimulai, musna sempat ‘menghangat‘ dengan banyaknya interupsi dilayangkan peserta dari berbagai provinsi mengenai tata tertib (tatib) pemilihan ketua umum baru.

Untungnya pimpinan sidang tatib, Ichdar Kuneng Bau Masseppe bisa meredam berbagai interupsi tersebut dengan mencarikan solusi yang dapat diterima bagi semua kepentingan peserta.

Ichdar KBM yang juga menjabat sebagai Ketua Steering Committee (Ketua Tim Pengarah Musna) berhasil memimpin sidang tatib dengan kepala dingin. Ia sempat menskors sidang satu kali untuk mempersilahkan peserta melakukan lobbying, sehingga tercapai mufakat untuk semua (win win solution).

“Alhasil, Musyawarah Nasional IKPNI 2024 berlangsung dengan lancar, dinamis, demokratis dan penuh aura kekeluargaan,” papar Ichdar yang merupakan cucu dari Pahlawan Nasional Sulawesi Selatan Letnan Jenderal Andi Abdullah Bau Massepe, Panglima Pertama Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Divisi Hasanuddin.

Masih dalam kesempatan sama juga, Ketua Panitia Penyelenggara, Margareth E. Lukas menambahkan bahwa ditengah keterbatasan anggaran seluruh panitia dan pihak yang terlibat merasa bersyukur dan gembira bisa melaksanakan musna dengan lancar dan sukses. Jika ada riak kecil atau debat dalam penyelenggaraan jelang voting ia menilainya sebagai hal biasa di alam demokratis.

“Tak sia-sia kerja keras panitia hampir selama tiga bulan mempersiapkan acara ini. Karenanya, kami menghaturkan rasa terima kasih kepada seluruh pendukung acara, para sponsor maupun stakeholder yang terlibat,” kata Margareth yang merupakan keturunan Pahlawan Nasional Laksamana Muda John Lie dari Sulawesi Utara.

Sementara itu Ketua OC Musna IKPNI 2024, Iskandar S. Purba menambahkan, ada 206 Pahlawan Nasional yang diakui negara di Republik Indonesia. Dari jumlah ini ada 107 peserta yang terhubung atau berhasil berkomunikasi dengan panitia musna.

Kemudian dari 107 yang melakukan pendaftaran online 97 terverifikasi dan 81 di antaranya bisa hadir. “Berarti sidang dianggap kuorum,” kata Iskandar Purba yang merupakan keturunan Pahlawan Nasional Kiras Bangun dari Karo, Sumatera Utara.

Melalui voting pada petang hari, peserta sidang menyisakan 67 suara karena beberapa di antaranya sudah pulang ke daerah masing-masing. Seluruh peserta dan peninjau di acara Musna IKPNI ini merupakan anak, cucu atau keturunan pahlawan nasional. Sebagian besar di antara nama-nama pahlawan tersebut diabadikan sebagai nama jalan protokol di seluruh daerah. © REL/AGUS SANTOSA

Related posts

Yapena Rayakan Hari Anak Sedunia,      HJ ERNA SANTOSO Sekaligus Santuni Sekolah PAUD Gratis di Pisangan Baru Jaktim

Gonjang-ganjing Lagi, RATUSAN ANGGOTA PARFI Sampaikan Mosi Tidak Percaya Atas Kepemimpinan Alicia Djohar

Di Kalangan Personil, POLDA METRO JAYA Terapkan Pendekatan Holistik & Strategis dalam Menangani Judi Online