JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Sosok desainer sekaligus aktivis lingkungan, Migi Rihasalay, tak hanya piawai membuat busana tetapi juga aktif dalam pemberdayaan anak anak. Salah satunya tengah mempersiapkan memberi edukasi terhadap puluhan anak kawasan Tanjung Lesung untuk berkreasi seni dengan memanfaatkan tanah liat maupun limbah alam.
Dari kalangan anak-anak tersebut dilatih membuat karya seni yang menggunakan bahan baku limbah rumah tangga, limbah pepohonan, tanah liat, dan sebagainya. Kegiatan yang paling utama dilakukan Migi yaitu membuka kelas pottery atau membuat kerajinan dari tanah liat di rumah kreatif Kampung Joglo, kawasan Pantai Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten. Kelas pottery dimulai pada November 2024 secara gratis.
Desainer yang baru saja tampil spektakuler di Jember Fashion Week (JFW) 2024 ini, bakal menyasar anak-anak di kawasan tersebut agar kreatif dalam membuat kerajinan pottery menjadi wadah yang serbaguna seperti gelas, asbak, mangkok, piring dan banyak lagi.
“Jadi, di sana itu banyak anak anak yang tidak dapat kesempatan dalam bidang kreativitas di lingkungan sekitar. Kami akan buka kelasnya setiap minggu namanya Sunday Morning Class. Jumlah anak anak yang ikut terus meningkat dari hanya 30 orang sampai yang sekarang udah terdaftar ada 59 orang,” tutur Migi kepada wartawan usai mengisi acara siaran TV di Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Sedangkan tujuan dari kegiatan tersebut, menurut Migi lebih lanjut, yakni untuk menggali potensi dan memberi kesempatan kepada anak anak untuk mengenal tehnik pottery atau kerajinan gerabah.
“Harapan saya kedepannya anak anak itu menjadi seniman yang dapat dibanggakan bahkan bisa go international. Itu juga bisa menjadi peluang pekerjaan bagi mereka nantinya. Mereka bisa menjual karya art and craft yang mereka hasilkan,” tegas istri arsitek asal Australia, Andrew James.
Pada kegiatan yang digagas Migi tersebut, juga sebagai bentuk keprihatinannya atas penggunaan gadget di kalangan anak anak. Meski tak menyalahkan teknologi, namun menurutnya ada baiknya jika penggunakan gadget diimbangi dengan ketrampilan dan seni.
“Ketimbang anak anak itu main gadget terus, ada baiknya diarahkan agar lebih berkarya dan kreatif. Kegiatan ini juga baik bagi perkembangan motorik dan sensorik mereka,” ungkap Migi yang dikenal sebagai perancang busana tematik.
Namun sejauh ini Migi pun melakukan pembinaan terhadap anak-anak pesisir Pandeglang secara mandiri. Mereka dilatih seni kreatif secara gratis di rumah kreatifnya, Kampung Joglo yang didirikannya bersama suami. Migi berharap ke depannya bisa bekerja sama dengan instansi terkait, seperti Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) di Kabupaten Pandeglang atau lainnya.
“Bahkan Gekraf bisa menjadi wadah sinergi bagi seluruh komponen di Pandeglang, mulai seniman, UMKM untuk mensupport serta berkontribusi meningkatkan ekonomi di sana,” ucap Migi, mengakhiri keterangannya. ® RED/AGUS SANTOSA