Setelah Tak Lagi Jadi Ibukota, KETUA DPRD KHOIRUDIN: “Jakarta Kotanya Global tapi Seninya Tetap Betawi”

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Setelah tak lagi jadi Ibukota, Jakarta diharapkan sebagai Kota Global, namun keseniannya tetap Betawi. Maka itu diperlukan langkah yang tepat, agar kesenian Betawi tetap hidup dan disukai kalangan generasi terus.

Dalam mensikapi hal di atas, Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin, mengusulkan agar beragam kesenian Betawi seperti tarian, beladiri dan musik bisa dijadikan ekstrakulikuler sekolah. Tujuannya agar generasi muda mengenal warisan Budaya Betawi sejak duduk di bangku sekolah.

Kesenian Betawi harus masuk dalam pelajaran ekstrakulikuler. Bahkan anak-anak didik harus dikenalkan dan ikut terlibat dalam kemajuan Kebudayaan Betawi. Kotanya Global, sedangkan budaya atau keseniannya harus tetap Betawi,” tegas Khoirudin saat hadir di acara ‘Hajatan Betawi‘, Minggu (1/12/2024) kemarin di Rawa Belong, Jakarta Barat.

Hal senada juga disampaikan Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, Joko Mulyono yang menyetujui usulan tersebut. Namun untuk sementara, ia mengaku telah melakukan terobosan dan mengkreasikan sejumlah kesenian dengan mengikuti perkembangan zaman.

Malah tak jarang, menurut Joko Mulyono lebih lanjut, acara Kebudayaan Betawi juga ikut dikemas dan dipromosikan dengan menarik sesuai trend yang sedang berkembang saat ini.

“Karenanya, hal itu menjadi tantangan tersendiri. Untuk di zaman era digitalisasi, anak muda lebih suka budaya populer. Juga gampang viral, gampang terkenal. Makanya, kita rekrut senior dan kolaborasi dengan Gen Z yang melek teknologi, supaya acara ini dikemas menarik dikalangan mereka,” ujar dia, menambahkan.

Terkait hal itu, kata Joko Mulyono, pihaknya juga gencar mendata sanggar-sanggar Betawi yang ada di Jakarta Barat agar memiliki sertifikat. Dengan begitu para peserta sanggar bisa mendapatkan pelatihan serta menggunakan Gedung Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.

“Untuk di Jakarta Barat ini sangat kental dengan sanggar. Apalagi kita ada 200-an lebih sanggar kesenian, kita coba data dan dibuat sertifikasinya. Supaya bisa tercatat diregister kita dan mendapat pembinaan khusus. Lantas untuk pelatihnya adalah anggota ataupun peserta dan anak didiknya boleh menggunakan PPSB di Rawa Buaya,” tutup Joko Mulyono. © RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Secara Bertahap Mulai 6 Desember, DISDIK DKI JAKARTA Pastikan Dana KJP & KJMU Tahap II Disalurkan

Biar Warganya Jangan ‘Mabok Bae’, SATPOL PP DKI Musnahkan 9.712 Botol Miras Ilegal

Supian & Chandra Raih  Suara Terbanyak, KPU KOTA DEPOK Tetapkan Sebagai Pemenang di Pilkada 2024