DEPOK (POSBERITAKOTA) – Tak sampai dua hari kedepan, DPD LPQQ Kota Depok bakal menyelenggarakan hajatan besar. Acaranya itu sendiri yakni ToT (Training of Trainers) Medotde Ishlah, cara mudah belajaran Al- Qur’an yang akan berlangsung pada 8 Desember 2024 besok, bertempat di Masjid Agung Balai Kota Depok. Bahkan acara gratis bagi para mullim dan mualimah serta ustadz maupun para ustadzah
Namun untuk kegiatan kali ini mengusung tema Semangat Pemerintahan Baru Dilevel Nasional hingga Tingkat Kabupaten guna Mendukung Gerakan Mengentasan Buta Aksara Al-Qur’an dan Love for Palestine.
Lantas, apa saja yang melatar belakangi acara ini bisa terselenggara? Pada semester pertama, 2024, penduduk Kota Depok bertambah 26.471 jiwa. Hal ini disebabkan peralihan NIK dari Jakarta ke Depok. Awalnya jumlah penduduk Kota Depok 1.941.360 jiwa, kini menjadi 1.967.831 jiwa.
Sedangkan menurut data Institut Ilmu Al qur’an (IIQ), tingkat buta huruf Al-Qur’an di Indonesia mencapai 62% dari populasi Muslim 240.62 juta jiwa pada tahun 2023. Angka tersebut lebih besar dari pada data statistik Badan Pusat Statistik ( BPS) tahun 2018.
Dimana menyebutkan bahwa umat Islam yang buta huruf Al- Qur’an mencapai 53,57%.
Miris memang! Sebagai negara Muslim terbesar serta organisasi Muslim terbesar dunia, ada di negeri ini. Sementara. penduduknya lebih dari 50% dari populasi Muslimnya, belum dapat membaca Al-Qur’an.
Nah, kalau di kota religius, seperti Depok misalnya. Memang belum ada juga survai untuk hal tersebut. Kecuali survai survai Pilkada dan sejenisnya. Hitungan, matematika yang bijak, anggaplah 40% hingga 50 % dari penduduk Kota Depok, populasi Muslimnya, masih butuh kader-kader muallim dan muallimah, ustadz maupun para ustadzah untuk terjun kelapangan membuat KBMA (Kelompok Belajar Membaca Qu’an) guna kedepannya dapat membangun generasi cerdas. Maaf, bukan saja cerdas dalam hitungan duniawi, tetapi pintar membaca Al-Quran, memahami dan mengamalkannya.
Atas dasar perhitungan inilah, DPD LPQQ Kota Depok menyelenggarakan ToT (Training of Trainers) salah satu tujuannya adalah membentuk kader muallim Al-Qur’an yang berkompeten, siap sedia melayani umat. Juga, mengajak partisipasi aktif melalui kerjasama kelembagaan dan organisasi dalam upaya pengentasan buta aksara Al-Qur’an. Tentunya, soal rejeki bagi muallimnya, insya Allah akan mengikuti dengan sendirinya.
“Bismillah, semoga acara ToT ini berjalan lancar. Dan, kami pun akan tetap fokus ke acara intinya, yakni ToT itu sendiri. Karena penjabaran, pembelajaran metedo ishlah langsung dari Pak Kyia ( KH. Mahbub Sholeh Zarkasyi, red) membutuhkan waktu, minimal 4 jam,” tegas Ketua DPD LPQQ Kota Depok, Ustadz Yahya John Arianto.
Lebih jauh, Ustadz Yahya yang berdomisili di wilayah Limo, Depok itu menjabarkan pernak-pernik acara yang akan berlangsung di Masjid Agung Balai Kota Depok itu. Awalnya, acara akan diikusertakan 1500 para muallim — ustadz dan para ustadzah. Ketika diberikan masukan oleh pihak DKM masjid tersebut. Kalau 1500 orang, acara pasti chaos. “Ini pelajaran dari yang sudah-sudah. Maka, diedit, peserta mualllim dibatasi hanya 1000 orang saja,” kata Ustadz Yahya, menambahkan.
Makanya untuk pendaftaran melalui link google from, sudah di tutup sepekan sebelum acara. Akan tetetapi, bagi mereka yang datang, sebelumnya tak mengisi link pendaftaran, resikonya insya Allah, bisa ikut serta. “Namun tidak dapat buku metode ishlah dan kupon makan siang gratis. Masih dapat sertifikat keikutsertaan pelajaran metode ishlah, bagi yang mengisi absensi di tempat registrasi,” ungkap Ustadz Yahya, lagi.
Karena acara, tinggal menghitung hari, menghitung jam. Maka, jajaran kepanitiaan pun rapat marathon. Tak sempat bertemu fisik, dapat melakukan meetting via zoom.
“Acara ToT DPD LQQQ Kota Depok sudah memenuhi kriteria, tersechedule, terstruktur, sistimatis dan terukur. Untuk DPD Kota Depok, sepertinya, Pak Kyai (KH Mahbub Sholeh Zarkasyi-red) sudah lebih tenang dan bisa dilepas DPD LPQQ Depok,” ujar Sekjen LPQQ, Ustadz Ibrahim dalam pertemuannya via zoom.
Konsep acara, Zero Waste, diharapkan ada himbauan. Bagi peserta perokok dan peserta ibu ibu hamil dan datang bulan serta Emak-Emak yang membawa anak.
Peserta ‘wajib’ membawa kantong sampah sendiri, yakni untuk menaruh tempat sepatu atau alas kaki lainnya. Peserta diharapkan membawa alas duduk sendiri menjaga adab dan kebersihan masjid. Peserta yang hadir, wajib tuntas mengikuti acara tersebut hingga selesai. © REL/AGUS SANTOSA