Ketimbang Komoditas Lainnya, KENAIKAN TARIF AIR di Jakarta Sangat Lambat Meski Sama-sama Merupakan Kebutuhan Pokok

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Ketimbang komoditas lainnya, kenaikan tarif air perpipaan yang dikelola Perumda PAM Jaya, justru jauh tertinggal alias sangat lambat di Jakarta. Padahal sama-sama merupakan kebutuhan primer (pokok-red) bagi kehidupan manusia.

Pada faktanya nyaris tak bisa dipungkiri bahwa untuk komoditas lain, malahan bisa mengalami kenaikan harga untuk setiap tahunnya. Berbeda dengan tarif air di Jakarta, dimana mengalami stagnan hampir selama 17 tahun, yakni sejak 2007 sampai 2024 ini.

Oleh karenanya menjadi sangat realistis, jika Perumda PAM Jaya merasa perlu melakukan penyesuaikan tarif air, tentu saja demi meningkatkan kualitas dan layanan kepada pelanggan.

Dijelaskan Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin, kendati wilayah DKI Jakarta terus mengalami pertumbuhan ekonomi tapi PAM Jaya belum pernah memperbarui kembali tarif air minum pelanggan sejak terakhir ditetapkan pada 2007 lalu. Bahkan, rencana penyesuaian tarif air rata-rata PAM Jaya saat ini masih lebih rendah dibanding dengan tingkat inflasi dalam periode 2007-2024.

“Seperti diketahui terdapat pertumbuhan tarif rata-rata komoditas dalam periode 17 tahun, dari 2007 hingga 2024 yang kenyataannya mengalami kenaikan cukup variatif,” ucap Arief Nasrudin melalui keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (28/12/2024).

Kembali diungkapkan bahwa secara garis besar, komoditas dengan kenaikan tarif terbesar selama periode ini adalah air minum dalam kemasan (AMDK) sebesar 345 persen, gas elpiji 12 kilogram sebesar 273 persen dan minyak goreng sebesar 214 persen. Persentase ini merupakan kenaikan tertinggi ketimbang komoditas domestik lainnya.

“Namun sementara itu komoditas dengan pertumbuhan tarif terendah meliputi tarif BBM (bahan bakar minyak) sebesar 115 persen dan listrik sebesar 136 persen,” urai Arief Nasrudin, menambahkan.

Dipaparkan Arief Nasrudin lebih lanjut bahwa indeks harga antara tarif air dengan komoditas lainnya yang dianggap sebagai kebutuhan pokok, terlihat jomplang. Dari tahun 2007 sampai 2024, tarif air PAM Jaya hanya Rp 7,5 per liter. Sedangkan AMDK pada tahun 2007 sebesar Rp 351 per liter dan kemudian naik pada 2024 menjadi Rp 1.600 per liter.

Begitu pun untuk minyak goreng pada 2007 lalu sebesar Rp 6.800 per kilogram menjadi Rp 21.384 per kilogram pada 2024. Selanjutnya, BBM bersubsidi dari Rp 4.650 per liter pada 2007 menjadi Rp 10.000 per liter pada 2024.

Lain lagi dengan tarif listrik yang dikelola Perusahaan Listrik Negara (Persero) dari Rp 572 per Kwh pada 2007 menjadi Rp 1.353 per Kwh pada 2024. Sementara itu terakhir, gas elpiji 12 kilogram dari Rp 76.000 pada 2007 menjadi Rp 210.000 pada 2024.

“Jadi, sejak terakhir ditetapkan pada tahun 2007, PAM Jaya belum pernah melakukan penyesuaian tarif kembali hingga saat ini,” ungkap Dirut PAM Jaya, apa adanya.

Selanjutnya, Arief Nasrudin membandingkan tarif air yang dikelola PAM Jaya dengan perseroan daerah dari wilayah lain. Untuk kelompok K1 (sosial) tarif eksisting PAM Jaya Rp 1.050 hingga 3 meter kubik, kelompok K2 (rumah tangga) Rp 1.050Rp 7.450 dan kelompok K3 (niaga) Rp 4.900 – Rp14.650.

Sedangkan PT Tirta Asasta Depok tarif air untuk kelompok K1 mencapai Rp 3.000-Rp 11.000, K2 Rp 4.200-Rp 13.000 dan K3 sebesar Rp 8.900-Rp 15.500. Berikutnya Perumda Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor untuk K1 sebesar Rp 2.250-Rp 7.000, kelompok K2 sebesar Rp 3.000-Rp 7.000 serta kelompok K3 sebesar Rp 6.000-Rp 19.000.

Untuk yang terakhir Perumda Tirta Patriot Kota Bekasi untuk K1 sebesar Rp 1.800-Rp 2.200, K2 sebesar Rp 3.200-Rp 17.000 dan K3 sebesar Rp 6.100-Rp 17.000.

“Nah dari indeks ini begitu terlihat bahwa tarif eksisting PAM Jaya masih dibawah tarif yang diterapkan oleh PDAM lainnya, di luar DKI Jakarta,” beber Arief Nasrudin.

Berdasarkan itulah, menurut Arief Nasrudin, pada Januari 2025 mendatang Perumda PAM Jaya akan melakukan penyesuaian tarif. Berbagai pihak juga telah digandeng Perumda PAM Jaya untuk membantu mensosialisasikan rencana ini, misalnya melibatkan Pemerintah Kota Administrasi di 5 wilayah.

Bahkan Arief Nasrudin mengubgkapkan, simulasi penyesuaian tarif air minum PAM Jaya untuk golongan tarif 2A1 (Rumah Tangga Sangat Sederhana) pemakaian 30 meter kubik, dan golongan tarif 2A2 (Rumah Tangga Sederhana) pemakaian 20 meter kubik mengalami penurunan harga dengan program marketing subsidi PAM Jaya.

Diantaranya, golongan tarif 2A1 tarif lama sebesar Rp 41.810 dengan tarif baru sebesar Rp 46.695. Setelah adanya subsidi dari program marketing subsidi PAM Jaya menjadi sebesar Rp 34.695.

Sedangkan untuk golongan tarif 2A2 (Rumah Tangga Sederhana) tarif lama sebesar Rp 147.940 dengan tarif baru sebesar Rp 183.060. Setelah adanya subsidi dari program marketing subsidi PAM Jaya menjadi sebesar Rp 151.060. © RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Sambut Malam Tahun Baru 2025, PEMPROV DKI Siagakan Ribuan Personil Guna Tangani Masalah Sampah

Di Sekitar Monas Jakpus, PEMPROV DKI Ajak Warga Ikutan Malam Muhasabah & Doa Bersama Akhiri Tahun 2024

Di Rumah Dinas Jalan Iman Bonjol Menteng, KETUA DPRD DKI KHOIRUDIN Gelar Silaturahmi dengan Pejabat & ASN Sekretariat Dewan