BEKASI (POSBERITAKOTA) – Puasa merupakan ibadah rahasia antara diri kita sebagai hamba yang berhubungan langsung dengan Sang Pencipta. Artinya, hanya diri kita yang tahu dan Allah SWT. Jadi berbeda dengan diri kita manakala tengah melaksanakan ibadah sholat atau membaca Al-Quran.
Demikian ceramah shubuh di hari ke-3 Ramadhan 1446 H yang disampaikan KH Muhammad Makhtum, dihadapan para jamaah rutin di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Senin (3/3/2025).
Menurut Kyai Makhtum lebih lanjut bahwa puasa selama sebulan penuh diwajibkan di bulan suci Ramadhan. Jaminan bagi yang melaksanakan secara sempura, bukan hanya meraih catatan amal ibadah tak terhingga, tapi juga pengampunan atas segala dosa.
“Sebab, puasa Ramadhan itu juga diperintahkan Allah SWT. Balasan amal ibadah puasa, sungguh berlimpah – limpah atau dilipatgandakan. Maka itu, momentumnya harus dijaga betul, supaya bisa tegak dan sempurna puasanya,” tuturnya.
Kyai Makhtum pun mengingatkan agar kita bisa menjaga dan sekaligus memelihara amal dari puasa itu sendiri. Jangan sampai, setelah puasa Ramadhan selama sebulan penuh, hasil akhirnya malah tidak mendapatkan apa-apa.
“Sebab, puasa Ramadhan itu juga merupakan tiang agama yang hrus ditegakkan. Oleh karenanya menjadi rukun bagi umat Islam. Di dalam menjalani, ya harus tegak dan sempurna,” urainya, panjang lebar.
Puasa Ramadhan, menurut Kyai Makhtum, diwajibkan untuk dilaksanakan pada siang hari. Waktunya memang sudah ditentukan. Hal yang terpenting, tambahnya, justru dengan berpuasa harus bisa menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa.
“Secara fisik, sekuat tenaga untuk tidak makan dan minum. Juga mampu menahaan diri dari hal yang masuknya dari lubang. Baik itu mulut, telinga maupun lain-lainnya,” ungkap Kyai Makhtum, lagi. © RED/AGUS SANTOSA)