JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Momentum libur Lebaran (Idhul Fitri 1446 H/2025 M) sepertinya tak ingin dilewatkan oleh warga Jakarta dan sekitarnya untuk plesiran. Meski yang dituju mereka adalah destinasi wisata terbuka, bisa diakses lewat moda transportasi murah meriah (Busway atau Commuter Line) plus tanpa harus membayar tiket masuk.
Tidak seperti jika mendatangi Taman Margasatwa alias KB Ragunan di Jakarta Selatan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur maupun ke Taman Impian Ancol di Jakarta Utara. So pasti harus merogoh kocek untuk tiket masuk dan parkiran berbayar setiap jamnya.
Namun dengan mendatangi Taman Monunan Nasional (Monas) di Jakarta Pusat, pengunjung bisa bebas masuk tanpa tiket. Hanya dibatasi kunjungan hingga pukul 19.00 WIB alias jam 7 malam. Sedangkan untuk parkir motor/mobil (kendaraan-red), sebenarnya cukup mengkhawatirkan.
Kenapa? Tukang parkir non resmi dari kalangan anak muda, terlihat menggiring pengguna motor agar memasuki pelataran luar sebelah utara Taman Monas. Sementara para pedagang begitu bebas dan seenaknya mangkal di sekitar trotoar. Malah tidak sedikit pedagang yang menggelar plastik, supaya pembeli bisa makan sambil bergaya lesehan.
Kondisi tersebut karuan saja butuh sikap tegas petugas Satpol PP. Mereka sepertinya ‘kendor‘, karena boleh jadi saat ini di momen libur Lebaran. Tapi, tanpa memikirkan dampak buruk, dimana sampah banyak berserakan di mana-mana.
Pemantauan POSBERITAKOTA mendapati sampah berserakan di atas trotoar, dimana sangat mengganggu pemandangan. Mangkok sisa makanan dan gelas-gelas plastik serta tisue, seperti dibiarkan berserakan oleh para pedagang yang seharusnya menyiapkan kantong-kantong plastik untuk menampung sementara sampah-sampah yang berserakan.
Salah seorang pengunjung di Taman Monas, sebut saja berinisial JO, bilang bahwa maraknya para pedagang tak sepenuhnya benar akibat petugas Satpol PP di situ tidak bersikap tegas. Justru hal itu terjadi karena ‘kebandelan‘ para pedagang.
“Meski sempat dilarang atau diusir, tapi selalu balik lagi. Nekad berjualan, tapi tak mengindahkan kebersihan. Mereka bandel meski sudah dioperasi berkali-kali,” tegas JO, lagi.
Tidak kurang dari 50-an pedagang nekad menjajakan dagangannya. Mulai dari penjual air mineral, bakso, siomay sampai pedagang kaos anak-anak bertulisan Taman Monas. Mereka juga tidak perduli, meski sampah yang dihasilkan bikin tak sedap jika dipandang mata. © RED/AGUS SANTOSA