Kenapa? Karena, terkait perilaku kehidupan kita sehari-hari dalam ber-‘Habluminannas‘ itu, jauh lebih bahaya ketimbang dari ‘Habluminallah‘. Atas segala dosa atau perbuatan salah kita, Allah SWT bisa memaafkan. Tapi, Allah SWT bakal mengharamkan diri kita untuk masuk surga, jika ada kesalahan terhadap manusia atau sesama Muslim yang belum dimaafkan atau termaafkan.
Demikian intisari dari materi kajian dari Habib Mahdi bin Muhammad Al-Hiyed BSA dalam Majelis Ta’lim & Dzikir JMJ Ahbabul Musthofa (AM) di Babelan, Bekasi, Jumat (9/5/2025) malam kemarin yang digelar serta dihadiri oleh seratusan jamaah AM dari berbagai wilayah se-Jabodetabek.
Dalam kajian atau ceramah santai yang sangat menyentuh kalbu, Habib Mahdi menyampaikan bahwa dalam pertemuan Majelis Ta’lim & Dzikir JMJ Ahbabul Musthofa (AM) di Babelan, Bekasi kali ini merupakan permulaan rutinan atau pembukaan di Jabodetabek. Namun juga ingin dijadikan sebagai momentum ber-Halal Bihalal, meski Hari Raya Idhul Fitri 1446 H/2025 M sudah sebulanan berlalu.
“Tak masalah meski Lebaran atau Idhul Fitri telah berlalu, bisa kapan saja kita harus bersilaturahmi untuk bermaaf – maafan. Sebab, itu juga perintah Allah SWT, sebagai Muslim untuk menjalin tali silaturahmi dalam hubungan sesama manusia. Apalagi kadang tidak kita sadari, pernah berbuat salah atau pernah berucap yang menyakiti perasaan orang lain,” urainya.
Habib Mahdi pun melanjutkan ceramah singkatnya dengan mencontohkan melalui pertanyaan Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. “Apakah kalian tahu orang yang Muflis (bangkrut-red) di kehidupan akhirnya nanti, setelah meninggal dunia?”
Pada bagian lain, Nabi Muhammad SAW berkali-kali menyebut pada seseorang, yakni sebagai tamu atau calon penghuni surga. Dari situlah, kemudian bikin penasaran salah seorang sahabat, karena ingin tahu amalan apa yang diperbuat oleh orang yang bersangkutan. Apalagi Nabi Muhammad SAW, selalu menunjuk orang yang sama, dirinya bakal menjadi tamu atau penghuni surga nantinya.
Dikisahkan Habib Mahdi lebih lanjut, sahabat Nabi Muhammad SAW itupun terpaksa harus berpura-pura menginap di rumah seseorang yang disebutnya bakal jadi tamu atau penghuni surga tadi. Sahabat tersebut akhirnya numpang menginap satu sampai tiga malam dan kemudian baru tahu amalan dari orang tersebut, seperti yang sudah dijaminkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Bukan karena tahajudnya, juga bukan lantaran banyak membaca Al-Qur’an atau dzikir- dzikirnya dari seseorang yang disebutkan Nabi Muhammad SAW. Bahkan di dalam menjalankan sholat – sholatnya pun, seperti biasa saja, tidak ada yang khusus,” cerita Habib Mahdi melalui ceramahnya yang sangat bersahaja dengan kalimat demi kalimat simple yang sangat mudah dipahami.
Dari situ akhirnya diketahui bahwa seseorang yang bakal jadi tamu atau calon penghuni surga, disebutkan Habib Mahdi, karena setiap malamnya hanya memanjatkan doa. Selalu memaafkan orang yang punya salah terhadap dirinya. Baik itu dalam bentuk perbuatan memfitnah atau dzalim. Sampai kepada qibah atau pernah orang membohongi atau menipu.
“Seseorang yang menjadi tamu atau calon penghuni surga itu, karena setiap malamnya sebelum tidur, selalu membersihkan hatinya. Memaafkan siapa pun, termasuk yang membenci dirinya, semata-mata karena Allah SWT,” ungkapnya.
Kembali pada pertanyaan Nabi Muhammad SAW tadi, siapa orang yang ‘bangkrut‘ (muflis) di akhir kehidupan nanti? Habib Mahdi menyebut seseorang yang suka memfitnah, dzalim atau qibah – tapi belum dimaafkan atau meminta maaf. Artinya, masih punya ‘hutang‘ hak kepada sesama manusia (Habluminannas).
“Karena itulah, segala amal dan ibadahnya ludes alias bangkrut. Baik itu mulai dari ibadah sholat, membaca Al-Quran, berdzikir maupun amal-amal ibadah lainnya. Sebab, saat menghadap Allah SWT, seseorang itu masih punya hutang hak dengan sesama manusia,” tutup Habib Madhi.
Seusai pelaksanaan Majelis Ta’lim & Dzikir JMJ Ahbabul Musthofa (AM) di Babelan, Bekasi atau bertempat di kediaman jamaah bernama H Jaelani, ditutup dengan doa serta dilanjutkan makan nasi kebuli bersama.
Kegiatan tersebut suskes digelar atas peran semua pihak. Termasuk unsur pimpinan dari JMJ AM Babelan, Bekasi yang di antaranya : Ustadz Saeful Aziz, Khoirul Anwar, Hardjono, Tri Haryanto, Deddy Kusmayandi, Ismail, Cahyono, Toyib serta banyak lagi yang lainnya. © RED/AGUS SANTOSA